19. Skill dari Unlimited Skill Book

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Mmnngghh."

Baha merengut, dia membuka mata dengan perlahan, menyadari bahwa ini tempat yang asing, dia mengerutkan alis. Perlahan tetapi pasti, dia bangun menjangkau posisi duduk.

Tempat ini sangat kecil, namun terasa begitu nyaman. Ada empat pondasi yang menahan bangunan yang seluruh materialnya berasal dari alam, Baha mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru rumah mini ini.

Baha tertidur di serasah dedaunan yang terasa begitu lembut seperti kain katun, dia tidak merasa gatal sama sekali. Entah mengapa ia merasa pahanya berat sekali, seperti ada sesuatu yang menindihnya.

Di sana ada seorang gadis kucing berambut perak yang meringkukkan tubuhnya, dia tidur dengan pulas di paha Baha. Dia mengusap wajahnya dengan sisi telapak tangannya seperti kucing sungguhan, benar-benar menggemaskan.

*Kruukkk*

Gadis bertelinga kucing tersentak bangun setelah mendengar suara yang tidak familiar, dia langsung siaga. Baha yang melihat reaksinya hanya tersenyum canggung.

"H-Halo ...."

Gadis itu membelalakkan matanya, kemudian menutupi wajahnya yang tiba-tiba panas.

"K-Kamu sudah bangun rupanya ... Berterima kasihlah padaku, aku yang membawamu kemari kau tahu?" katasnya dengan wajah cemberut, dia memalingkan wajahnya dengan cepat, menghindari pandangan Baha.

Baha hanya mengangguk, dia tidak tahu harus berbuat apa saat ini. Gadis berambut perak itu berdiri dan berkata, "Karena aku adalah penyelamatmu, kau telah berhutang budi kepadaku ya! Jangan lupakan hal itu oke!" Dia keluar dari rumah lewat pintu yang terbuat dari sulur dengan tergesa-gesa.

Baha menggelengkan kepala, tidak tahu cara wanita berpikir. Kesampingkan masalah tersebut, saat ini dia merasa sangat lapar, dia tidak tahu berapa hari belum makan, dia pun memutuskan pergi keluar untuk mencari sesuatu.

Di jarak seratus meter, gadis berambut perak itu sedang membakar dua ekor kelinci, saat dia melihat Baha, gadis itu memalingkan mukanya. Baha mendekati dia perlahan, terik matahari yang menyengat membuatnya semakin haus. Saat berada di jarak yang dekat, aroma yang menggelitik hidung pun tercium, tanpa sadar Baha meneteskan air liurnya.

Gadis itu melihat Baha duduk di depannya, terpisah oleh pembakaran kelinci bakar yang telah hampir matang tersebut. Melihat Baha menatapnya dari tadi, dia menjadi malu. "A-Apa ada sesuatu diwajahku?" tanyanya sambil memalingkan wajahnya. Baha menggeleng ringan, setelah itu melirik kelinci bakar sesekali. Gadis itu melihat lirikan Baha ke arah kelinci bakarnya.

"Apa kau mau?" ucap gadis itu, Baha langsung menganggukkan kepalanya dengan mantap, selepas itu dia tersenyum lebar. Gadis itu melebarkan matanya dan memalingkan wajahnya. "Walaupun aku membakar dua kelinci, b-bukan berarti yang satunya lagi untukmu ya! Aku hanya merasa lapar, tetapi kalau kamu mau sih apa boleh buat."

"Gadis kucing bertelinga perak! Mengapa ada ras yang sudah punah tinggal di hutan ini?" Suara ini milik Oda, Baha tidak mendengarnya karena terlalu fokus dengan suara api yang membakar kelinci bakar di depannya.

Setelah kelinci bakar tersebut benar-benar matang, Baha dan gadis itu memakan masing-masing satu kelinci bakar. Baha makan dengan lahap sekali, dia dengan cepat menghabiskannya dalam lima menit. Gadis itu kaget karena kelinci yang cukup besar tersebut telah bersih hanya menyisakan tulang, tentu saja seekor kelinci belum memuaskan perut Baha yang kosong selama sebulan.

Dia langsung meneguk habis air yang disediakan gadis berambut perak ini, kemudian menyeka bibirnya yang basah dengan lengannya.

"Masih kurang ya? Kau memiliki selera makan yang besar rupanya, tetapi aku hanya punya segini. Maaf ya," kata gadis berambut perak ini seraya memainkan jemarinya yang indah.

Baha mengangguk pelan, dia berkeringat. Ingin sekali dia merespon perkataan gadis perak ini, tetapi pita suaranya masih belum berfungsi!

"Hey, apa kau bisu? Mengapa kamu tidak berbicara sepatah katapun?"

Baha menggelengkan kepalanya.

"Kau tidak bisu? Lalu mengapa kamu tidak berbicara?"

Baha akhirnya memutuskan untuk mencoba berbicara, diapun memberi alasan.

"Sa ... kit," ujar Baha sambil menunjuk ke tenggorokannya, dia memaksa pita suaranya.

"Begitukah, yosh! aku pergi ke hutan untuk mencari makanan lagi ya, sampai jumpa!" kata gadis itu seraya pergi ke arah hutan. Baha hanya melambaikan tangannya, tidak lama waktu berselang Baha menerima transmisi suara dari Oda.

"Baha, sebaiknya kita memeriksa Skill yang kau dapatkan dari Unlimited Skill Book di Hole of Abyss sekarang." Oda dengan santai menjelaskan, memang benar bahwa Baha belum memeriksa Skill yang ia dapatkan saat memasuki lantai pertama Hole of Abyss. Dia tidak sempat memeriksanya, karena dikejar waktu.

Baha membuka layar statusnya, kemudian mengecek skill baru di kolom skill. Ada beberapa skill yang baru. Dia pun memeriksa semuanya, satu per satu.

[Combine Skill (Unique) : Menggabungkan dua atau lebih skill menjadi satu, efek dari skill yang digabungkan akan berkurang sedikit, namun efek skill bisa diatur sedemikian rupa tergantung selera.]

"Apa-apaan ini! Aku belum pernah mengetahui ada Skill sepraktis ini!" Oda tidak bisa menyembunyikan rasa kagetnya. Mulutnya menganga lebar, wajahnya terlihat seperti orang bodoh. Bagaimanapun reaksinya berlebihan.

Oda membayangkan dirinya jika memikiki Skill ini di masa lalu, maka akan seberapa kuat dia? Oda teringat bahwa dia memiliki ribuan Skill yang berceceran di kolom Skillnya, terkadang dia sering kewalahan dan bingung Skill mana dulu yang akan dia tingkatkan. Waktu yang dibutuhkan untuk menaikkan level sebenarnya jauh lebih cepat daripada waktu untuk meningkatkan Skill, jika saja dia mendapatkan Skill unik ini saat raganya masih menempel dengan jiwanya, dia pasti akan puluhan kali lebih kuat.

Keberuntungan Baha untuk mendapatkan Skill ini membuat Oda iri, dia mengamati gerak-gerik Baha setiap saat, tentu dia tahu betul betapa beruntungnya bocah yang satu ini, meskipun kekurangan yang dia miliki adalah sembrono dan tergesa-gesa.

"Cukup! Mari kita lihat Skill selanjutnya." Oda tidak mau memperpanjang perkara, dia ingin mengetahui Skill lainnya.

[Convert Skill (Unique) : Mengonversikan satu Skill menjadi tiga poin status]

*Dafukkk*

Oda memuntahkan angin di perutnya, lalu terbatuk-batuk. Matanya melebar sedemikian rupa, tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

"I-Ini ... Skill ini ...."

"Ada apa dengan Skill ini sensei?" tanya Baha bingung, apakah Skill ini begitu hebat sampai-sampai membuat Oda kehilangan ketenangannya.

"Kau tahu, berapa banyak Skill yang aku miliki sekarang ini?" Oda memberikan pertanyaan kepada Baha, dia berpikir sejenak, kemudian bilang, "Itu banyak kan!"

Oda menepuk jidatnya, dan berkata, "Aku sudah hidup selama lebih dari lima puluh tahun di dunia ini, apa kau tahu berapa Skill yang aku miliki? Itu mencapai tiga ribu Skill, yang sebagian besarnya tidak berguna! Lalu kau yang masih pemula dan ceroboh sebenarnya telah mendapatkan Skill yang berguna ini! Mengubah Skill menjadi tiga poin status, keberuntunganmu membuatku iri, sampai aku sempat berpikir bahwa dunia ini benar-benar tidak adil!"

Baha tidak merespon langsung. "Memang benar sih kalau Skill kali ini agak tidak relevan, tetapi yang aku butuhkan adalah Skill yang memberikan kerusakan terbesar dan pertahanan terkuat dengan pemakaian Mana yang sedikit. Kali ini aku sadar betapa lemahnya aku sekarang," katanya sembari mengelus dagu.

Oda mengeluarkan urat di keningnya. "Bagus kalau kau merasa dirimu lemah, tetapi untuk orang yang beruntung sepertimu masih punya rasa serakah dan menginginkan Skill yang kuat. Aku ingin sekali menjitak kepalamu tahu!" Oda menghela nafas berat, dan berkata, "Lanjut ke Skill yang berikutnya!"

[Mana Barrier (Active) basic Lv.1 : Pelindung dari Mana murni yang bisa menghalau serangan fisik sebanyak 3% dan serangan sihir sebanyak 5%
Mana : 10 per detik]

"Kali ini kau mendapatkan Skill pertahanan. Kau tahu, aku juga mendapatkan Skill ini dan ini juga Skill pertahanan andalanku," kata Oda.

Baha juga mengangguk, dan berkata, "Ini Skill yang aku butuhkan! Saat aku melawan Goblin Rider di Desa Fulhouse beberapa waktu lalu, aku telah menghabiskan seluruh ramuanku, aku harus segera melatih Skill ini, kau juga memiliki pendapat yang sama kan sensei?"

Saat melawan Goblin Rider di Desa Fulhouse, kekuatan Baha tidak dikeluarkan secara optimal dikarenakan dia terlalu fokus untuk memulihkan diri. Dia menang karena menunggu poin mana-nya pulih, kemudian mengeksekusi Skill terkuat areanya yakni [Arrow Rain]. Seandainya jika waktu itu dia memiliki Skill pertahanan, maka dia tidak akan kesulitan melawan puluhan Goblin Rider sekaligus.

"Benar! Ini adalah salah satu Skill yang sangat berguna, kau harus melatihnya sesering mungkin."

Mereka segera melihat Skill selanjutnya.

[Intimidation (Active) : Mengatasi lawan dengan tindakan seperti menakut-nakuti dan menggertak, lawan akan terkena efek stun, kekuatan intimidasi ini bergantung pada status Charisma penggunanya.
Mana : 500 per detik]

"Ini Skill serangan nonfisik pertamamu, tetapi karena statusmu masih lemah, Skill ini sangat tidak berguna untuk saat ini. Tapi tenang saja, Skill serangan mental seperti [Intimidation] sangat efektif terhadap makhluk hidup, namun tidak berguna melawan monster tipe Undead," jelas Oda, dia juga menyimpan salah satu Skill yang mirip seperti ini, namun agak berbeda dari Skill yang Baha miliki.

"Baiklah! Aku penasaran dengan Skill terakhir sensei! Bolehkah aku periksa sekarang?" Baha tidak sabar, Skill macam apa yang akan dia dapat diurutan terakhir ini.

Oda, " ...."

[Quick Mana Regeneration (Passive) basic Lv.1: Mempercepat regenerasi mana, mana regen ×1,25.]

Oda, " ...."

" ... Ada apa sensei?"

Oda, " ...."

"Sensei?!"

Baha tidak tahu bahwa Oda sedang menangis darah.

****

Di ibukota Kerajaan Krushield, Kota Nasild.

"Pangeran Lesser, tunggu sebentar! Prajuritku sedang mencari putriku, mereka pasti akan menemukannya segera!" Raja Gumbert meminta Lesser lebih sabar, tetapi sayangnya kesabaran Lesser sudah berada di ujung tanduk.

"Hentikan! Kau sudah berjanji untuk menemukannya dalam rentang waktu satu bulan, mana hasilnya? Aku akan melaporkan ini kepada ayah, dan benda itu aku pastikan tidak akan pernah berada di tanganmu lagi." Setelah mengatakan hal itu, Lesser pun pergi dari Kota Nasild menuju tempat tinggalnya dengan kereta kuda tercepat miliknya.

Gumbert hanya menatap kepergiannya dengan wajah gusar.

Satu minggu kemudian.

"Gawat baginda! Pasukan dari Kerajaan North Sparrow terus mengagresi wilayah utara kita, wilayah kita telah dicaplok hampir setengahnya!" kata seorang prajurit dengan wajah panik.

"Baginda! Kereta pengangkut logistik dari Kerajaan Mid Terra telah diserang oleh sekelompok orang tidak dikenal!" Seorang prajurit lainnya masuk sembari membawa berita tersebut.

Raja Gumbert hanya diam di tempat sembari berpikir.

"Baginda! Ruang gerak kita telah disekat oleh pihak musuh, apa yang harus kita lakukan? Beri perintah baginda!" ujar penasihat raja, dia benar-benar kewalahan dengan berita yang terus masuk.

Kerajaan Krushield berada dalam bahaya, gangguan tidak hanya muncul dari luar, tetapi juga dari dalam.

Semua orang sakit kepala dengan kejadian ini, ketika mereka diserang oleh Kerajaan North Sparrow dari utara, masalah lain justru berasal dari wilayah selatan dan timur mereka. Jalur ekonomi sudah diputus total, tidak adanya komunikasi dari prajurit penjaga perbatasan, desa-desa kecil penghasil ransum dihancurkan oleh sekelompok orang yang tidak diketahui identitasnya. Singkatnya mereka telah dilumpuhkan tanpa adanya serangan balik!

Deretan masalah mulai muncul semenjak Lesser meninggalkan Kota Nasild, tidak ada yang curiga dengan hal ini, kecuali satu orang.

"Ini pasti skema orang itu!" gumam Gumbert

Semua orang di singgasana menatapnya dengan tatapan heran, Raja Gumbert bangkit dari kursinya dan maju, seraya berkata, "Aku telah menemukan solusi dari masalah yang pelik ini, yakni memakai kartu as kita!"

Semua orang, "????"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro