32. Ambil Alih Kota Rendz

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Ketua, kami telah mengumpulkan informasi terkait situasi di sekitar Kota Rendz," ungkap Zay, dia baru saja kembali setelah mencari informasi. Agung mundur dari rapat strategi para tentara Kerajaan Bindex, untuk menanggapi Zay. "Katakan semuanya."

Zay mengangguk. "Baik ketua, kami memperkirakan ada sekitar dua puluh ribu pasukan musuh yang mengepung seluruh Kota Rendz tanpa terkecuali, sementara pasukan di dalam Kota Rendz sendiri hanya berjumlah dikisaran dua ribuan, kami tidak dapat melihatnya dengan jelas karena keadaan di Kota Rendz sendiri sudah hampir di duduki oleh pasukan musuh."

Agung mendesah, raut wajahnya memburuk. "Lalu, bagaimana dengan kondisi warga lokal?"

"Kami mengetahui bahwa pasukan musuh ini hanya membunuh orang-orang yang melawan mereka saja, kami tidak menemukan rumah-rumah yang hancur, maupun asap di sana. Sehingga kami menyimpulkan bahwa semua penduduk setempat aman." Zay menyiku Gavan yang diam saja sedari tadi, Gavan maju dan berkata, "Aku telah menemukan titik kelemahan semua pasukan itu, dan kebetulan aku juga menemukan lokasi tinggi yang cocok untuk pemanah melakukan penyerangan."

Agung berteriak kegirangan, lalu kembali mendiskusikan dengan para prajurit bahwa dirinya telah mendapatkan informasi penting terkait dengan situasi terkini di Kota Rendz.

* * * * * *

Baha tidak dapat menangani semua musuh lagi, pasalnya tenaga yang dia miliki telah terkuras habis saat ini. Tubuhnya pegal-pegal, dengan keringat yang mengalir deras dari keningnya. Dia memaksakan dirinya untuk terus bertarung dalam waktu lama, sehingga bisa bertahan sampai saat ini. Namun, berkat itu semua, skill [Reduce Fatigue] yang dia miliki telah meningkat tajam.

Semua pemanah di atas watchtower juga sudah kehabisan anak panah, dan hanya bisa melihat semua pasukan berpedang yang terbunuh satu per satu dengan keji. Baha duduk untuk memulihkan tenaga walaupun sedikit saja.

Dia sebenarnya hanya perlu beristirahat sebentar sambil memulihkan stamina yang dia punya. Baha sendiri belum memiliki Stamina Potion, yang fungsinya sangat berguna dalam kondisi pertempuran panjang seperti ini.

*KRAcK*

"Tidak, watchtower akan runtuh!" Orang di samping Baha berteriak lantang, hal ini membuat semua orang yang ada di dalam watchtower panik bukan main. Pasukan Dark Warrior mencoba untuk meruntuhkan watchtower.

Kalau mereka tidak turun sekarang, mereka harus siap membentur tanah dengan keras, tetapi masalahnya, jalur turun satu-satunya yang mereka punya, telah dijaga oleh para Dark Warrior. Sehingga, posisi mereka sekarang sangat tidak bagus.

*KracK*

Tiang penyangga watchtower terus di potong oleh pedang mereka, Baha menembaki para pemotong itu dengan [Mana Arrow] miliknya. Pasukan berpedang membantu mempertahankan watchtower agar tidak rubuh.

Gilanya, para Dark Warrior tetap bersikukuh untuk menghancurkan tiang penyangga, walaupun tubuh mereka telah diserang oleh berbagai macam jenis senjata. Tanpa memedulikan semua itu, mereka terus memotong tiang penyangga.

"Kita akan jatuh, bersiap untuk benturan!"

Watchtower mulai reot, tower itu sudah tidak dapat menahan keseimbangan, dan jatuh dengan suara yang keras.

*GUBRAK*

Para pasukan yang berada di tanah segera mengevakuasi orang-orang yang tadinya berada di watchtower, kebanyakan orang berhasil selamat, mereka hanya mengalami luka ringan. Baha sendiri terkilir di bagian kaki sebelah kirinya. Orang-orang membantunya untuk pindah ke tempat yang aman, mereka masuk ke dalam rumah warga.

"Untuk saat ini, kita beristirahat di sini dulu."

"Mereka sepertinya tidak menyerang para penduduk, kita bisa memanfaatkan momen ini dengan bersembunyi di pemukiman."

Orang yang terluka langsung diberikan perawatan, luka mereka diberi air terlebih dahulu agar tidak ada kotoran yang menempel, kemudian barulah dibalut kain. Prosedur tersebut dilakukan agar luka tidak terinfeksi oleh kuman atau pun bakteri.

"Ini makanlah!" Seorang wanita pemilik rumah ini memberikan kelompok mereka makanan, Baha mendapat jatah roti kering dengan olesan mentega yang telah mengering. Baha langsung melahap utuh roti itu tanpa memperhatikan kondisi kebersihan, sebab perutnya memang sangat lapar.

Baha mengintip ke luar lewat jendela, ternyata memang benar. Pasukan Dark Warrior tidak menyerang mereka sama sekali, bahkan saat ini mereka hanya berdiam diri di tempat tanpa melakukan apa pun.

"Apa yang harus kita lakukan ketua?"

"Aku tidak tahu, tetapi sebaiknya kita berlindung di tempat ini saja dulu."

Mereka tidak punya pilihan lain selain bertahan di rumah ini, kalau mereka menyerang, itu sama saja dengan membuang nyawa.

*Knock*Knock*KNOCk*

Pintu belakang rumah digedor dengan keras, membuat para orang di dalam rumah melompat kaget. Semua bersiaga dengan senjata mereka, mencari tahu siapa yang memukul pintu belakang.

Beberapa orang mengendap sesunyi mungkin, suara ketukan itu malah semakin ramai. Mereka sampai di pintu, lalu dengan ragu memutar kenop pintu.

"Whoa! Turunkan senjata kalian, aku bukan musuh." Pria yang menggedor pintu tadi angkat tangan ketika mengetahui bahwa orang-orang yang membukakan pintu langsung menodongkan ujung pedangnya.

"Huuh, jangan mengejutkan kami seperti itu. Cepat, mari masuk!"

Pria itu memakai tudung hitam, sekilas terlihat rambut merahnya yang mencolok. Sebenarnya, sabit besarnyalah yang sangat mencolok.

"Dean, apa itu kau?" kata Baha, mendekati pria tersebut.

"Aih, baru sebentar saja kutinggal kau sudah melupakanku. Ayolah, jangan begitu kawan." Dean merangkul Baha.

"Bagaimana situasi di luar, apa ada perubahan?"

"Tidak banyak, mereka masih diam tidak bergerak."

Baha mempersilakan Dean untuk duduk, dia memberinya makanan berupa roti yang serupa dengan roti yang dia makan tadi.

"Ketua, di luar ada sekelompok orang yang datang!" pekik seseorang yang berada di atas atap.

Kelompok itu adalah pasukan bantuan yang terkumpul untuk membantu Kota Rendz, jumlah mereka tidak sedikit, hampir menyamai jumlah Dark Warrior saat ini.

Kedua pasukan saling menyerang, tetapi pasukan bantuan terlihat sangat mendominasi pertarungan, mereka membantai Dark Warrior secara sepihak. Dalam waktu singkat, mereka berhasil mengusir Dark Warrior dari pemukiman kota.

"Mari bantu mereka!"

"Ayo!"

Baha, Dean, dan para pasukan lokal keluar dari tempat persembunyian kemudian menyerang para Dark Warrior yang tersisa. Baha mengeluarkan busurnya sementara Dean mengeluarkan sabit besar kebanggaannya.

"Heyaahh!"

Dean sangat menggila di pertarugan, walaupun dikepung banyak Dark Warrior. Dia memutar tubuhnya dan menebas semua musuh menjadi dua. Skill yang dia keluarkan tadi adalah [Spin Slash].

"Bagaimana, hebat bukan?" Dean membusungkan dada.

*Ctak*

Tubuh Dark Warrior tiba-tiba jatuh dari belakang Dean, di kepalanya ada anak panah yang menancap dalam.

"Lain kali hati-hati," kata Baha sambil tersenyum.

Mereka bekerja sama membersihkan semua Dark Warrior yang ada di sekitar mereka, dengan kolaborasi yang memukau dan gerakan yang artistik. Membuat Dark Warrior tak berkutik ketika behadapan dengan mereka.

Satu jam kemudian, hampir semua Dark Warrior telah dikalahkan oleh para pasukan. Mereka semua merayakan kemenangan ini dengan bersorak sorai dan berpelukan satu sama lain, tetapi, perayaan itu tidak berlangsung lama.

Mereka kehilangan banyak orang dalam penyerangan cepat ini, pejuang yang mati mereka kumpulkan di alun-alun kota sebelum dikebumikan. Para warga yang tadinya bersembunyi mulai keluar satu per satu. Mereka menangisi para prajurit yang telah bertranformasi menjadi mayat di depan mata mereka.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro