34. Rencana Menaikkan Level

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Baha, ada sesuatu yang harus aku bicarakan denganmu." Baha terkejut mendengar transmisi suara dari Oda, padahal dia sedang melamun saat itu.

"Apa itu sensei?"

Oda mengatakakan bahwa para bawahan iblis sudah mulai menunjukkan eksistensi dengan melancarkan aksi mereka secara terang-terangan, kondisi ini dikhawatirkan akan membuat kekacauan di berbagai tempat di Benua Tengah. Buktinya, berkat ulah mereka Kerajaan Bindex dan Kerajaan Mid Terra hampir membuat konflik besar.

Untungnya, dengan hadirnya Guild Indonesia di pertempuran besar di sekitar Kota Rendz berhasil mendinginkan suasana. Para petinggi dari Kerajaan Bindex sangat memuji prestasi mereka di pertempuran besar itu.

Dengan munculnya Dark Warrior, Oda bisa mengetahui bahwa kejadian ini hanyalah permulaan. Para bawahan iblis masih bermain di balik layar dan hanya menggerakkan pion-pion mereka dari jauh. Mencoba mengacaukan stabilitas negara-negara di Benua Tengah.

Mereka mulai berani melakukan serangan-serangan skala kecil, tujuannya agar melemahkan Kerajaan secara tidak langsung. Untungnya Oda mengetahui hal ini sebelum masalah jadi semakin bertambah besar.

"Kita harus mencari dan mengalahkan para bawahan iblis agar mereka tidak berbuat kekacauan lagi." Perkataan Oda membuat Baha tambah penasaran.

"Kalau seperti itu, apa langkah yang harus kita lakukan?" Baha melihat Dean yang sedang tidur, mereka saat ini sedang beristirahat setelah perjalanan panjang.

Permasalahannya, mereka tidak tahu harus mulai darimana untuk menumpas para pemuja kegelapan tersebut, bahkan Oda saat ini sedang berpikir keras.

Setelah mempertimbangkan dan memilih secara hati-hati, Oda berkata, "Kita akan mulai dari Kerajaan North Window."

Baha mengangguk, padahal dia sendiri tidak tahu dimana letak Kerajaan tersebut.

Siangnya, Baha dan Dean melanjutkan perjalanan mereka, sejauh ini tidak ada halangan yang begitu berarti.

Dean melirik Baha, dia menyadari bahwa kemampuan rekannya ini begitu kecil. "Baha, berapa levelmu saat ini?" Baha menoleh dan menjawab, "Di atas tujuh puluh."

"Terlalu kecil," tukas Dean, dia tidak menyangka Baha memiliki level yang begitu kecil sementara kemampuannya cukup tinggi.

"Sebenarnya, aku ingin mengganti job. Kalau bisa, aku ingin secepat mungkin mendapatkan job Archer. Apa kau tahu caranya?" Baha bertanya.

Dean menggeleng pelan, "Berhubungan dengan job Archer. Aku yakin kau bisa mendapatkan dari Kapten Kerajaan, tetapi itu tidak mudah, karena harus menjadi prajurit tetap baru bisa mendapatkannya. Mungkin kalau kita mencari ras elf akan jauh lebih mudah, namun aku sendiri tidak pernah bertemu dengan mereka." ungkapnya.

Baha mendesah, tidak dia sangka untuk mendapatkan job Archer akan begitu sulit.

Beberapa saat kemudian, Dean memasang wajah gembira. "Baha, aku akan membantumu menaikkan levelmu!" Dia segera menarik Baha ke sebuah tempat.

"Memang kau sendiri memiliki level berapa?" Baha kebingungan, karena dia belum mengetahui kemampuan Dean. Apa saat berhadapan dengan Dark Warrior dia tidak mengeluarkan kekuatan penuhnya?

"Aku hampir mencapai level dua ratus, mencari level di lokasi tersebut akan sangat mudah. Apalagi yang memiliki level dibawah dua ratus." Dean tersenyum, dia masih mengingat lokasinya, dan itu sangat dekat.

Di depan mereka, terdapat sebuah bangunan tua yang seluruhnya terbuat dari batu. Batuan yang terbentuk secara alami ini adalah Dungeon yang ditemukan oleh Dean dan Anastasya, mereka telah menghabiskan banyak waktu meningkatkan level mereka di tempat ini.

Sementara Baha mengerutkan dahinya, karena dia belum pernah melihat tempat ini. Dia tidak mendapat informasi tentang tempat bernama dungeon dari siapapun.

"Jadi ini yang dinamakan dungeon." Baha mengedarkan visinya ke seluruh sudut tempat tersebut, terlihat bangunan dengan arsitektur kuno, bangunan itu berada di lokasi yang tersembunyi.

Batuan yang menopang pintu masuk dungeon sudah mulai retak berlumut, namun masih kuat bertahan hingga beberapa tahun ke depan.

Dean masuk lebih dulu, sementara Baha masih sibuk melihat-lihat pintu masuk. Dia melihat tulisan-tulisan kuno di seluruh dinding pintu masuknya.

"Mari masuk!" seru Dean.

* * * * * ** * *

Berkat kesuksesan Guild Indonesia dalam memberitahu informasi secara cepat dan detail terkait situasi di Kota Rendz tiga hari lalu. Membuat mereka sangat dihormati oleh semua orang di kota tersebut, mereka bahkan diberi julukan atas pencapaian mereka.

Ksatria Kerajaan Bindex melihat mereka bertarung dengan pemimpin pasukan Dark Warrior, setelah mengalahkan pemimpinnya, para Dark Warrior yang menyerang kota langsung menghilang.

Sepak terjang mereka didengar oleh Raja Bindex, mereka diundang ke istana, membutuhkan dua hari perjalanan dari Kota Rendz.

Setelah bertemu dengan sang raja, masing-masing anggota mereka mendapatkan hadiah berupa senjata yang sangat kuat, senjata itu ditempa oleh penempa terbaik di Kerajaan Bindex sendiri. Bahannya terbuat dari logam berkualitas tinggi, sehingga pedang menjadi tidak mudah rusak.

Tidak hanya itu, mereka juga diberikan zirah yang berkualitas tinggi. Mereka juga mendapat hadiah sejumlah satu keping koin platinum untuk masing-masing orang.

Agung dan rekan-rekannya menjerit kegirangan, tidak mereka sangka, ide ekspedisi yang seharusnya bertujuan ke Benua Timur menjadi panen besar di tengah-tengah perjalanan.

Tindakan Agung tidak cukup sampai disitu, dia menginginkan hak kepemilikan Kota Rendz pada raja. Karena dia sendiri mengetahui bahwa pemerintah setempat tidak sanggup mengendalikan kota tersebut. Terlihat dari maraknya aksi kejahatan di sana, aparat penegak hukum yang dikirim pun malah juga ikut terlibat dalam aksi kejahatan di sana, mereka disogok oleh sejumlah pihak anti pemerintah.

Agung juga menjelaskan akan membersihkan Kota Rendz dari orang-orang dunia gelap, Bersama rekan-rekannya, dia akan menumpas semua tindak kriminal di sana.

Raja dan beberapa penasihat sempat berpikir, namun kemudian memutuskan untuk menyetujui permintaan Agung.

Dia juga memberi tahu tentang rencananya untuk mengembangkan Kota Rendz, karena lokasinya cukup strategis di jalan utama yang sering dilalui oleh berbagai macam pedagang dari seluruh penjuru negeri. Menjadikan arus ekonomi di Kota Rendz sangat baik, itulah rencana yang dibuatnya.

Agung menandatangani surat kepemilikan Kota Rendz, dia diangkat menjadi Baron oleh Raja secara langsung.

Dengan ini, Guild Indonesia adalah Guild pertama yang berhasil menguasai sebuah kota yang berada di luar Kerajaan Mid Terra.

Setelah menemui raja, mereka ingin menjemput Enju dan Anastasya yang sedang berada di penginapan. Penginapannya terletak di Kota Panamax, butuh waktu sekitar setengah jam jalan kaki dari puncak istana.

Kota Panamax berada di bawah gunung, sementara istana berada di puncak gunung. Mereka sengaja membangun istana di tempat tinggi, tujuannya agar bisa lebih mudah untuk memantau keadaan sekitar, sekaligus menyulitkan musuh jika mereka ingin menyerang istana.

Zay mendekati Agung untuk melaporkan informasi yang baru saja ia temukan beberapa hari lalu yang belum sempat ia bicarakan.

Ia menjelaskan secara utuh semua informasi terkait, mendengar hal ini, tentu saja membuat Agung tidak bisa tidak terkejut.

"Apa katamu, orang bernama Anastasya itu sebenarnya adalah patriot!" Agung merasa ada masalah pendengaran saat Zay menyampaikan info tersebut.

"Tidak, aku telah melihat tanda di telapak tangan kirinya dengan jelas. Bahkan kedua kenalannya juga seorang patriot."

Agung merasa dirinya harus bergegas untuk memastikan informasi Zay tidak salah, sesampainya di penginapan. Agung hanya bisa mematung dengan mulut menganga lebar.

"Informasinya benar!" batinnya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro