02 | ecole nationale d'art

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng




PIKIRAN yang masih berkecamuk memaksa Jisung untuk mengerjapkan kedua matanya yang tidak lagi mengantuk. Ia masih mengingat kalimat yang Minho ucapkan sesampainya mereka di asrama. Content de vous revoir — aku senang dapat bertemu denganmu lagi. Menatap Seungmin yang masih asyik bermain ponsel di tempat tidurnya, laki-laki itu pun bangkit dan bertanya.

"Menurut lo, kira-kira dari mana dia bisa tau gue?"

"Ya kan kalian sama-sama lulusan SOPA?" Seungmin menaikkan alisnya. "Mungkin dia cuma sekedar tau lo aja. It happens ketika kalian satu sekolah."

"B-bisa juga, sih..." Jisung mengangguk ragu.

Menyelesaikan babak terakhir game yang sedang ia mainkan, Seungmin melempar ponselnya asal untuk menatap Jisung penuh selidik.

"Tapi, kok kayaknya lo invested banget sama dia?" Tanya sang roommate frontal. "Sebelum kesini, lo punya hubungan apa sama Kak Minho? Atau jangan-jangan, kalian pernah pacaran, ya?!"

Panik, Jisung segera berlari kencang untuk menutup mulut Seungmin menggunakan tangannya. "Ngaco! Jangan kenceng-kenceng!"

"HAHAHAHA, mampus Jisung kegocek!"

"Kim Seungmiiin," rengek Jisung penuh sesal. "Tau ah, nyesel gue cerita sama lo!"




P A R I S I N
T H E R A I N




"Di sisi kiri kalian, terdapat ruang khusus yang biasa digunakan untuk kelas pahatan, sedangkan di kanan terdapat lorong panjang yang akan membawa kalian menuju area student lounge."

Seluruh rombongan siswa yang mengikuti orientasi mengangguk paham, terkecuali Jisung yang masih sibuk memerhatikan gerak-gerik Minho dari barisan paling belakang.

"Ada yang mau kalian tanyakan?" Final laki-laki yang lebih tua.

"Nggak ada, Kak!" Jawab mereka semua serempak.

"Kalau gitu, kalian bisa keliling-keliling dulu sampai jam makan siang, ya. Jangan ada yang pergi keluar kampus tanpa izin. Kelas Perancis dasar mulai jam 2 di lab bahasa lantai paling atas."

Dan sesederhana itu,

Seluruh peserta berhamburan pergi meninggalkan tempat mereka, tak terkecuali Jisung dan Seungmin yang sudah berjanji untuk berjalan-jalan ke taman bersama.

"Sung, gue ke toilet dulu ya," pamit Seungmin yang terlebih dulu berlari sebelum Jisung dapat membalas perkataannya.

Laki-laki itu hanya mendengus kesal. "Kebiasaan banget, tuh anak. Main kabur aja."

Melangkahkan kakinya menuju pameran mahasiswa yang berlokasi tidak terlalu jauh dari tempat dirinya berada, kedua mata Jisung berbinar saat menangkap berbagai lukisan dan patung yang biasa ia jumpai di museum - persis layaknya Musée du Louvre dalam skala yang lebih kecil.

Di antara kegiatannya, sebuah lukisan abstrak di sudut ruangan terlebih dahulu mencuri perhatian Jisung. Lukisan tersebut memperlihatkan jalanan ibu kota yang terpatri di bawah guyuran hujan, memberi kesan modern jika dibandingkan karya-karya klasik lainnya.

Paris in the Rain by Lee Minho (Modern Dance '20) — baca Jisung dengan seksama, membuat dirinya hampir terperanjat oleh sebuah nama yang begitu familiar.

Tunggu sebentar, ini lukisan milik siapa?

"Hahaha. Kok kayak kaget gitu, sih?"

Suara berat seorang laki-laki membuat Jisung tak kuasa untuk mengadahkan kepala. Berjalan santai menuju sisi kanan Jisung, Lee Minho melemparkan senyuman indah sebelum kembali memperhatikan lukisan miliknya sendiri.

"K-Kak Minho?" Panggil Jisung terbata-bata, masih terkejut dengan kedatangannya yang tidak disangka-sangka.

"Hm?" Balas Minho tanpa menoleh sedikitpun. "Gue nggak nyangka bakal ketemu lo disini."

"Lo... kenal gue?"

Minho mengangguk, kini memutar tubuhnya searah jam sembilan dengan postur yang terlampau rileks. "Nama lo Han Jisung, kan?"

"Gimana—"

"—kita punya almamater yang sama, kalau lo lupa. It's not rocket science to figure out your name."

Jisung mengangguk, kali ini merasa bodoh.

Tidak seharusnya laki-laki tersebut mengharapkan hal yang lebih. Minho hanya berusaha agar menjadi seorang senior yang baik untuknya. Memangnya ia siapa?

"Gimana Paris sejauh ini?" Menyadari situasi yang mendadak canggung, Minho kembali bertanya untuk mencairkan suasana. "Udah nyusun rencana jalan-jalan kemana aja?"

"Cukup menarik," Ayo Han Jisung, jangan norak. Netralin pacu jantung lo. "Eiffel Tower, Musée du Louvre, Champs-Élysées, Arc de Triomphe. Wishlist gue kedengaran basic banget, nggak sih?"

"Sesederhana apapun wish seseorang, mereka sama pentingnya," geleng Minho paham.

Membulatkan tekadnya untuk melanjutkan obrolan mereka — kapan lagi memiliki kesempatan seperti ini? — Jisung mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum memberanikan diri untuk bertanya kepada yang lebih tua.

"Kalau Kak Minho," lanjutnya gugup. "Kenapa Kakak milih ngambil beasiswa seni tari ke Paris?"

"Kenapa nggak?" Laki-laki itu terkekeh geli. Terdiam sesaat, telunjuk tangannya perlahan terangkat untuk mengarahkan Jisung kepada pemandangan menara Eiffel yang terletak tidak jauh dari luar area kampus mereka. "Paris itu pusat dari semesta. Seni, fashion, filsafat, sejarah, makanan, arsitektur megah, bahkan romansa — mungkin Paris kota yang jauh dari kata sempurna, tapi dia punya segalanya. Beberapa tahun kuliah di Paris, gue merasa 'hidup' dibandingkan dua puluh tahun sebelumnya."

Jisung menatap obsidian Minho lekat-lekat, tetapi, hanya terdapat kejujuran disana.

"Oh, iya. By the way, tentang wish lo jalan-jalan ke menara Eiffel,"

Minho menurunkan tangannya, kemudian beralih untuk mengusap kepala Jisung lembut setelah tidak sengaja menangkap sosok Seungmin yang berjalan ke arah mereka. Dunia terasa berhenti, dan tak ada satupun dari keduanya yang berniat untuk mengikis sang jarak.

"Jam lima sore, selesai kelas Early Renaissance. Gue tunggu lo di depan gerbang dan kita piknik kesana. Berkenan, nggak?"

"A-apa?"

"Penawaran gue cuma berlaku satu kali."

Tubuh Jisung melemas. Apa yang sesungguhnya ada di benak Minho? Mengapa dirinya justru mendekat setelah ia memutuskan untuk menjauh dan memulai lembaran baru?

Haruskah Jisung kembali melanjutkan kisah mereka yang belum pernah berakhir?








Author's Note

————————

Untuk yang masih bingung kenapa Minho
tiba-tiba ngedeketin Jisung, good. Itu nanti akan
terjawab sendiri kok hehehe. Sejauh ini, kalian
suka sama ceritanya nggak? Kritik dan saran
sangat aku apresiasi, ya! ❤️

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro