Figure

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


Sore itu, Ren yang sedang main ke rumah Yamda Bersaudara. Kebetulan saat itu Ren sedang tidak padat akan tugas sekolah nya. Maka dari itu, ia memutuskan kesana.

Pada saat itu, Ren di sambut oleh Saburo ketika sampai. Bahkan, Ren belum melihat batang hidup Jiro. Kemana Jiro?

Akhirnya, Ren memutuskan untuk menuju ke kamar kekasihnya. Walau memang sang pemilik sedang tidak berada kesana.

Padahal, biasanya Jiro sudah pulang terlebih dahulu di banding Ren.

Ren memasuki kamar Jiro. Kamar tersebut masih dengan pemandangan dan pajangan seperti biasa.
 
Karena Ren sedikit gabut disana.  Ia mendekati beberapa action figure yang terpetakan di sana. Karena, Ren penasaran.

Ren melihat-lihat sesekali menyentuh action figure milik Jiro. Lumayan banyak yang terdapat disana. Apalagi, dengan karakter perempuan.

Ditambah, karakter perempuan tersebut ber-body sexy. Hingga dari yang biasa hingga yang hot. Ren tidak menyangka, bahwa Jiro bisa-bisa nya membeli barang seperti ini.

Ren pun juga curiga, jangan-jangan Jiro menyimpan sebuah manga yang belum boleh Jiro baca.

Ia heran, berapa banyak uang yang Jiro keluarkan untuk semua ini?

Jika Ren, pasti sudah di belinya utnuk membeli Coklat dan Permen.

Semakin Ren melihat benda itu, semakin membuat Ren minder. Apalagi, Ren sedang kedatangan tamu.

'Aku kalah dengan sebuah benda, ingin berkata kasar.'

Cklek!

  Pintu kamar Jiro terbuka, mendapatkan sosok yang Ren tunggu-tunggu sedari tadi.

Jiro sudah kembali, dan mendapati Ren yang menatap action figure nya begitu.

"Ren, apa yang kamu lakukan sedari tadi?" tanya Jiro.

Ren yang di panggil pun menoleh,"...eh, Jiro. Sudah kembali? Kemana saja tadi?"

"Tadi, aku keluar sebentar."

"Oh, oke."

  Akhirnya, Jiro mengangguk saja. Sebagai jawaban-nya.

Jiro mendekat ke tempat Ren berada. Dimana Ren yang masih melihat action figure milik Jiro.

"Jiro, kau tahu?"

"Apa?"

"Sebenarnya--aku sedikit iri  dengan action figure mu. Entah kenapa--aku merasa begitu," jelas Ren terang-terangan.

Jiro paham maksud Ren. Lalu, Jiro meletakan kedua tangan nya di pundak Ren. Membuat posisi Ren menatap dirinya.

Mereka berdua saling menatap satu sama lain.

"Kamu, tahu Ren?" ucap nya sambil mendekati wajah Ren. Ren hanya menunggu lanjutan perkataan Jiro.

"Apa?"

Wajah mereka hanya beberapa senti saja, paling tidak 5 senti,"Kamu lebih berharga, di banding action figure ku."

"Sungguh?"

Jiro mengangguk,"Iya."

Ren tersenyum, lega dari perasaan negatifnya.


"Wah wah, sudah besar ya kalian sekarang, hm?"

Ichiro yang sudah berada di sana sedari tadi. Secara refleks, Jiro dan Ren terkejut. Akhirnya, mereka berdua menjauhkan wajah mereka masing-masing.

"Ichi-nii! Kenapa tidak ketuk pintu!" tanya Jiro gelagapan.

"Pintu nya terbuka, Jiro sayang. Aku sudah lihat semua nya kok, mau aku sita semua komik mu?" ucap Ichiro pada Jiro.

Ren pun hanya mematung malu di tempat.

"A-aaku bisa jelaskan! Sungguh, aku tidak melakukan apapun!"

"Yakin?"

"Yakin, Ichi-nii!" Jiro meyakinkan Ichiro.

Ichiro hanya menghela nafas pelan,"Kalau begitu, jelaskan nanti saja. Sekarang, sebaiknya kalian menyusul Saburo di Ruang Televisi. Aku membeli Ice cream tadi."

Ren dam Jiro pada akhirnya mengangguk. Ichiro pergi meninggalkan tempat tersebut terlebih dahulu, di susul Jiro dan Ren.

"Lain kali, memang aku tidak boleh meninggalkan Jiro sendirian di rumah." batin Ichiro dalam hati.


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro