Terkejoed

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Writter by LalaAlexi

•••

Sore itu, Ren yang sedang tidak ada kerjaan guling-guling tidak jelas di depan tv.

Karpet selembut permen kapas berwarna abu-abu yang terletak di depan tv sampai ikutan tergulung karena kelakuan Ren barusan.

"Bosan! Nggak ada PR! Nggak ada request! Nggak ada Rora nee! Nggak ada Jiro! Lama-lama aku sebarin virus ke semua data negara biar kapok!" gerutu Ren di dalam balutan karpet.

Rasa bosannya semakin memuncak karena acara di tv tidak ada yang menarik perhatiannya.

"Aku pulang!" Seruan itu tidak serta membuat Ren bangkit dan menyambut Rora dengan ceria.

Kegabutan dan kekesalan telah merenggut semua semangatnya.

Langkah Rora terhenti ketika melihat aksi Ren. Dia hanya geleng-geleng lalu pergi ke kamar sambil sedikit tertawa.

"Rora nee!" Tidak ada sahutan saat itu. Ren merasa kalau Rora kecapekan habis bekerja.

Suasana rumah sedikit hening hingga Rora kembali muncul di depan Ren dengan pakaian maid membaluti tubuhnya.

"Ren! Ren! Look at me!" Perintah Rora barusan membuat Ren berguling hingga karpet kembali tergelar.

Mata Ren kembali hidup setelah melihat penampilan Rora.

"KAWAI!!" Ren langsung menghampiri Rora.

"Rora nee lucu banget! Aku fotoin, ya!"

Rora sedikit tertawa ketika mendapati respons Ren yang terkesan berlebihan.

"Aku juga beliin buat kamu. Pakai sekarang dan rambutnya tolong diikat twintail biar rapian dikit," ucap Rora sambil mengangkat salah satu helaian rambut Ren yang tergerai dengan kusut.

"Ha'i!'" ucap Ren dengan senyuman yang berkilau.

Setelah itu Rora memberikan tas yang berisikan baju maid untuk Ren lalu mendorong tubuh kecil itu agar cepat menyalin pakaiannya.

Tidak sampai sepuluh menit, Ren keluar dari kamar.


"Ren, kamu manis banget!" Rora yang gemas pun langsung mencubit pipi Ren.

Ren menggerutu hingga bibirnya mengerucut.

"Ayo fotoan! Mumpung lagi gabut, kan?" tanya Rora sambil mengangkat HP-nya.

Ren mengangguk dengan semangat. Mereka berdua pun foto-fotoan sampai tidak sadar kalau Yamada bersaudara bertamu.

"Ro--"

"Ren ...."

Mereka bertiga kaget ketika melihat Rora sedang memotret Ren yang berpose malu-malu. Ah, entah itu gaya apa, Rora biarkan saja Ren berekspresi.

Suara pintu yang tertutup oleh angin membuat Ren membelalakkan mata dan wajahnya semakin memerah.

Entah karena masih kesenengan dengan kegiatan itu, Rora tidak menyadari suara pintu itu.

"Kenapa Ren? Ada pen--" Rora menghentikan pertanyaannya ketika melihat ketiga laki-laki bermarga Yamada berdiri tepat di depan pintu.

"Hai, Rora."

"Ren."

"Ichi-nii, kayaknya Jiro mikir yang nggak-nggak ke Ren nee. Mukanya merah banget," ucap Saburo sambil menatap Jiro.

"Jangan fitnah kau!" seru Jiro yang tidak terima dengan ucapan Saburo barusan.

"Kalian." Ichiro berusaha melerai kedua adiknya yang mulai adu tatap-tatapan.

Mengetahui ada kesempatan kabur, Rora dan Ren segera lari ke kamar.

"Ren! Jangan kabur! Kita mau numpang makan di sini sambil liat kalian pakai baju itu ... boleh juga."

Dan Jiro mendapat jeweran dari Ichiro setelah mengucapkan kalimat tersebut.

"Nee-san tachi tanpa baju itu udah kelihatan imut kok," ucap Saburo dengan suara agak keras.

"Tapi alangkah baiknya tetap memakai pakaian itu dan kita lihat siapa yang bisa menahan napsunya."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro