Sakit

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Writter by LalaAlexi

Hari ini Ren tidak masuk sekolah dan semalam sempat membuat surat izin dengan mencantumkan nama Rora. Tentu saja dia mengirimnya dengan akun Rora yang sudah dia retas sebelum tumbang seperti saat ini.

Tidak hanya Ren, Rora pun hari ini juga sakit dan tidak bisa bekerja.

"Rora nee sakit apa? Mau makan apa?" tanya Ren dari telepon setelah mendengar batuk Rora yang cukup keras.

"Cuma flu sama pusing, kok. Nggak perlu pesenin makan, Ren. Mending kamu aja yang makan. Dari semalam udah nggak enak badan, kan?"

"Rora nee, aku tidur di sebelahnya, ya!"

Baru saja Rora mau jawab, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan Ren langsung tiduran di samping Rora.

"Ren, badanmu panas banget," ucap Rora setelah memutuskan sambungan telepon.

Balasan Ren hanya anggukan di balik selimut.

Kalau dua-duanya sakit, siapa yang akan memasak?

Dengan sekelebat pertanyaan itu, Rora mencoba menghubungi Misa.

"Moshi, moshi. Misa-san, aku bisa minta tolong nggak?" Lalu Rora kembali terbatuk.

"Minta tolong apa, Rora? Kamu sakit?"

"Bisa ke sini nggak? Aku sama Ren sama-sama sakit, jadi kami sama-sama tidak bisa memasak." Rora menggigit bibir bawahnya dengan gemas.

Ada rasa tidak enak di dalam hati Rora setelah mengatakan hal barusan.

"Gomen, Rora. Aku lagi kerja."

"Ah, no problem. Nggak apa-apa. Maaf mengganggu." Rora memutus sambungannya lalu menghela napas dengan berat.

Suhu tubuh Ren yang kelewat tinggi membuat Rora ikutan panas juga, terlebih saat ini Ren sedang memeluknya.

"Coba Mineko-san." Dan Rora mendapat hasil yang sama dengan sebelumnya. Mineko berkata kalau dia sedang sibuk.

Kalau saja aku nggak pusing, batin Rora sambil mengelus kepala Ren.

"Oh, Vezia sama Josephine," ucap Rora sambil meraba sela-sela bantal Ren dan miliknya.

Setelah menemukan HP Ren, Rora langsung mencari kontak Vezia dan meneleponnya.

"Sisa pulsa Anda tidak mencu--" Dan Rora langsung memutus sambungan tersebut.

"Kenapa pulsanya habis di saat yang nggak tepat?" gerutu Rora sambil menaruh HP Ren di atas meja sebelah kasur.

Minta tolong ke Ichiro? Rora tahu betapa sibuknya Ichiro untuk saat ini. Jadi, dia memutuskan untuk tidur saja dengan Ren dan berharap bangun nanti sudah mendingan.

•••

Ketika hendak terbangun, Rora merasa dahinya basah dan ada sesuatu yang menempel di sana.

Berangsur-angsur dia membuka mata dan melihat Ren tertidur dengan kompres di atas dahinya.

Suhu tubuh Ren juga sedikit menurun untuk saat ini.

"Jangan bilang Misa-san sama Mineko-san ke sini," gumam Rora sambil mendudukkan diri di atas kasur.

Tidak lama setelah itu Rora mendengar suara langkah kaki mendekati kamar.

"Oh, Rora nee udah bangun. Aku panggilin Ichi nii dulu." Dan Saburo pun langsung pergi begitu saja sebelum Rora sempat berucap.

"Sudah sore," gumam Rora ketika melihat jam yang menunjukkan pukul empat.

"Hai, Rora. Udah mendingan?" tanya Ichiro sambil membawa nampan yang berisikan sebuah mangkuk, segelas air putih, dan obat.

"Hai. Aku merasa lebih baik," jawab Rora dibarengi dengan senyuman yang tipis.

"Syukurlah." Ichiro meletakkan nampan tersebut. "Tadi aku mau pindahin Ren ke kamarnya, tapi karena dia terus-terusan meluk kamu, aku biarin aja di sini."

"Biarin aja dia di sini." Rora mengelus kepala Ren dengan pelan.

Sedikit pergerakan dari Ren membuat Rora menarik tangannya. Mungkin Ren sedikit terganggu.

"Sekarang makan, ya! Berterimakasihlah ke Misa-san dan Mineko-san habis ini. Mereka yang memberitahuku kalau kalian sakit," ucap Ichiro sambil mengambil mangkuk yang masih sedikit panas.

Rora hanya mengangguk.

Dasar kalian, batin Rora sebelum membuka mulutnya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro