Telepon

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


  Beberapa minggu yang lalu, Rora sering mendapatkan tugas lembur. Dari pekerjaan utamanya, hingga pekerjaan sampingan nya. Begitulah yang Rora rasakan hingga sekarang.

Waktu istirahat gadis itu berkurang, waktu makan pun kadang suka terlambat. Atau mungkin melewatkan nya. Lalu, waktu tidur gadis tersebut pun tidak produktif sekali. Ya, sama yang di rasakan oleh sang penulis.

Hingga pada saat itu, gadis itu masih mengerjakan tugasnya, dan di tuntaskan nya hingga selesai.

Waktu terus berjalan, hingga gadis itu bisa menyelesaikan nya dengan cepat juga tepat.

Akhirnya, Rora memutuskan untuk tidur. Ia benar-benar ingin tidur hingga benar-benar bangun sendiri.

Bukan karena alarm nya yang membangunkan nya.

•••

02.55 AM

"Em-mm... Sudah pagi ya?"

Rora membuka mata nya perlahan, baru saja ia mengejamkan matanya satu jam yang lalu.

Setelahnya, Rora bangkit dari tidurnya. Ia menuju ketepian tempat tidur. Dan, mengambil handphone nya yang berada di meja kecil sebelah tempat tidurnya tersebut.

Ia mengetik sebuah nomor yang benar-benar sudah ia hafal di luar kepala.

Nada terhubung pun berbunyi. Gadis itu sedikit menyeringai senang.

"Em...H-halo?"

Gadis itu mulai menjawab,"Hai, Ichiro. Morning,"

"Pagi? Rora, diluar masih gelap. Walau memang jam sudah menujukan waktu pagi,"

"Tidak Ichiro, di luar sudah cerah. Ini sudah pukul 6 pagi, Ichiro. Tumben sekali kamu bangun sesiang itu? Biasanya kan, Ichiro bangun jam 4," ucap Rora sambil menggaruk rambutnya. Walau tidak gatal.

Ichiro terdiam sebentar,"Rora, kamu mabuk? Atau, kamu sakit?"

Rora terkekeh kecil,"Mabuk? Yang benar saja Ichiro. Keluar rumah saja tidak. Sakit? Tidak, aku tidak sedang sakit atau kumat."

"...oke, nanti aku akan mengunjungi mu. Secepatnya,"

"Eh...? Tumben sekali?" ucap Rora sambil gadis itu menjatuhkan tubuhnya kebelakang. Kembali tidur-an di tempat tidurnya.

"Tidak apa. Sesekali--boleh kan?" ucap Ichiro. Walau memang ia sengaja mencari alasan yang tepat.

"Baiklah, tapi cepat ya. Karena, nanti siang aku harus ada pertemuan," jelas Rora padanya. Sepertinya memang benar-benar Rora mengantuk berat.

Sampai-sampai ia tidak sadar. Atau... Sedang mengigau?

"...iya. Tenang saja. Kalau begitu aku--"

"Tunggu,"

"Oke, apa yang ingin Rora bicarakan lagi?"tanya Ichiro pada nya lewat telepon. Ichiro sesekali menguap.

"Ichiro, pernahkah kamu berpikir, jika aku memeluk diri ku sendiri--aku merasa kita berdua seperti berpelukan bersama,"

"...Rora, astaga. INI MASIH PUKUL 3 PAGI! Ayo lah sadar, sebaiknya kamu pergi tidur kembali."

Rora terdiam sejenak, lalu ia bangkit dari tidurnya. Duduk di tepian tempat tidurnya lagi.

"Tidak. Sebelum Ichiro benar-benar memeluk ku,"

•••

Pada di pagi hari nya, Ichiro benar-benar pergi ke rumah Rora. Tentu setelah Saburo dan Jiro berangkat sekolah.

Memastikan bahwa Rora baik-baik saja.

Ketika Ichiro memasuki rumah milik Rora, sesuatu yang membuat nya diam.

Rora tertidur di sofa yang berada di ruang tamu. Sepertinya, memang saat Rora menelepon nya gadis itu antara sadar atau tidak.

Bisa jadi memang gadis itu mengigau. (Dalam bahasa Jawa biasanya di sebut ngelindur).

Ichiro hanya geleng-geleng kepala dan mendekati Rora. Tentu sambil terkekeh pelan saat mengingat kejadian tadi pagi-pagi sekali. Saat Rora menelepon nya.

"Sepertinya memang, Rora butuh liburan atau istirahat waktu panjang."


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro