Buku Ajaib

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Ina, Ino, dan semua yang ada di rumah sibuk mencari kunci kamar itu. Setengah jam baru bisa di buka kamar yang terkunci. Apakah ada harta karun di dalamnya?

Dulu, setiap keluarga Ina dan Ita menginap di rumah Kakek, selalu terkunci. Kata Kakek, "Kamar penuh kenangan, jangan sampai ada yang hilang."

Mungkin, kini saatnya, rahasia dibalik kamar berpintu ukiran gunungan terbongkar.

"Ayo, Bu. Buka pintunya," desak Ino.
"Sabar, Ibu belum nemu kuncinya."
"Mungkin, kunci yang ini, Bu. Tadi, Ina nemu di lantai."
"Baik, Ibu coba membukanya.'

Sementara itu, para Bapak sibuk dengan secangkir kopi dan camilan. Sedangjan, anak-anak sibuk dengan rasa penasarannya.

"Alhamdulillah, bisa dibuka."

Ibu dan Bibi membersihkan lantai, Ina, Ino, Ita dan inu membersihkan tempat tidur dan jendela.

"Yah, terkunci juga," keluh Ino.
"Lemari tua," sahut Ina.
"Wah, jangan=jangan ada harta karunnya," celetuk Ino.
"Hus, ngawur. Sudah selesaikan dulu beberesnya."

Sejam berlalu, Ino masih penasaran dengan lemari tua yang ada di kamar. Ia pun mengintip isi lemari dari celah yang ada di sisi lemari.

"Kamu, ngapain?" tanya Bapak.
"Ah, Bapak ngagetin aja. Ino pengin tahu isi lemari,"
"Sudah, jangan lama=lama disini. Ayo, makan."

Rasa penasaran yang menghantui Ino, Ia pun mengajak Ina, Ita dan Inu untuk menyelinap ke kamar yang baru dibersihkan.

"Aku, menemukan kunci ini tadi, mungkin ini kunci lemari tua itu."
"Serius kamu?" tanya Inu.
"Coba aja, yuk. Mbak Ita jaga pintu ya?" pinta Ino.
"Siap."

Mereka berempat, mencoba semua kunci yang ada. Akhirnya, kamar terbuka. Ino, mencoba membuka lemari tua dan berhasil.

"Kosong!"
'Iya, kok kosong. Aku waktu ngintip perasaan lihat sesuatu deh." celetuk Ino.
"Masa?" sahut Ina dan Ita.
"Serius deh ada," Ino meraba tiap sudut lemari dan tertekanlah tombol yang ada di salah satu sisi lemari.

Kreeekkkkk....

Rak penuh buku terlihat jelas, aneka wayang dan ukiran ada di sana. "Waauuuu, keren!" pekik Inu.
"Huuuusss... Jangan keras-keras."

"Waaah, ternyata kalian di sini." suara Paman Teo mengagetkan Ina, Ino, Ita dan Inu.
"Mbak, Ita, jaga gawangnya bagaimana sih?" bisik Inu.

"Ada apa? Waaah, buku masa kecilku." suara Bapak Tia menggelegar.
"Bolehkah kamar ini, buat kami berempat?"
"Booleh, asal janji akan merawatnya dan tak sampai ada benda yang hilang." pesan Paman Teo.

'Siap!"

Semua orang pun larut dengan buku bacaan masing-masing. Ino menemukan buku bersampul merah. Tertulis di sana "Petualangan Ina dan Ino" Apakah suatu kebetulan, atau dulu namanya di ambil dari buku cerita itu.

"Kok, kosong! Apa ini buku Bapak?" tanyanya kepada Bapak Tia
"Bapak lupa, mungkin bukunya Paman."

Setelah puas membaca buku, mereka kembali ke ruang keluarga untuk membahas kegiatan yang akan dilakukan selama liburan. Inu dan ino, penasaran dengan buku bersampul merah yang terlihat tebal tapi kosong.

Keesokan harinya, Ina, Ino, Ita dan Ino bermain di ruang rahasia, tiba-tiba tanpa sengaja Inu menumpahkan air di buku misteri itu.

Petualangan empat bersaudara
Ina, Ino, Ita dan Ino

"Waauu, keren. Ajaib," celetuk Ino.

Inu pun menuangkan air lagi ke bagian buku lagi.

Sepuluh hal istimewa akan terjadi
Mewarnai, liburan kali ini.

Petualangan
Akan segera dimuali

***

"Wah, apa beneran? kita berempat akan mengalami hal aneh?" tanya Ina.
"Entah, apa perlu kita tanya Bapak dan Ibu kita?" usul Ita.
"Menurut Inu, jangan Mbak. Biarlah ini menjadi rahasia kita berempat."
"Setuju!"







Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro