¤Dua Permata 2¤

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

¤Selamat Membaca¤
———————————

Debar kebingungan juga memenuhi Pulau Arcanum. Utamanya bagi Laagam Avery, putra kedua Ratu Lesha Avery. Di kediamannya dalam Istana Nerale. Laagam berjalan tak tentu arah.

Dia telah mengitari kastilnya lebih dari 5 kali. Menghiraukan pandangan heran dari para pelayan.

Hari ini berbeda, entah mengapa dia merasa sangat resah di hatinya. Padahal waktu sudah terlambat. Para peri penjaga telah membuat kabut sejuk pertanda matahari mulai meninggi. Seharusnya dia sudah berada di istana aula untuk bertugas.

Kekhawatiran melandanya kala kedua putrinya tidak ada yang menunjukkan tanda-tanda sebagai pewaris Permata Peony. Dulu, permata itu tidak memilihnya. Membuatnya menjadi putra mahkota selamanya. Sekarang dia berharap permata itu bisa memilih salah satu putrinya.

Ketakutan Laagam adalah tentang kakak laki-laki dan istrinya yang diusir dari Istana Nerale karena membunuh ayahnya. Permata Peony pernah memilih kakaknya sebelum akhirnya tersegel karena kakaknya diusir. Apakah kakaknya mempunyai anak dan permata itu memilihnya?

Kakaknya sudah pergi jauh dari istana. Tidak ada yang mengetahui keberadaannya. Bahkan namanya sudah dihapus dari daftar anggota Kerajaan Nerale. Bagaimana mungkin Permata Peony masih setia kepada kakaknya?

Laagam mengembuskan napas dengan kuat. Lalu memilih kembali ke dalam kamarnya. Lagi-lagi, dia berjalan tak tentu arah. Tak peduli pada istrinya yang juga ada di dalam kamar.

"Laagam, tenanglah. Ayo, duduk di sampingku." Erum mulai jengah melihat tingkah laku suaminya. Meski tidak dipungkiri, dia pun merasa cemas.

Laagam menoleh, melihat wajah istrinya yang teduh. Laagam tahu bahwa istrinya juga sedang khawatir. Hanya saja terlalu pandai menyembunyikan perasaannya. "Bagaimana perkembangan latihan Beena hari ini?"

"Lumayan baik. Anak itu kurang bisa diandalkan. Tidak seperti kakaknya." Nada suara Erum terlihat kurang suka dengan anak keduanya.

Laagam terdiam, menarik napas dan duduk di samping istrinya. "Beena, satu-satunya harapan kita jika kepulangan Deema kali ini tidak membuahkan hasil apa pun."

"Dua hari lalu saat aku berkunjung ke tempat latihan, Deema bisa mengeluarkan cahaya kemerahan dari tangannya. Jangan berkecil hati, aku percaya dengan Deema."

"Tapi Juhara berkata cahaya kemerahan itu karena efek minuman penguat tubuh yang diminum Deema." Kedua tangannya disatukan, bertumpu di pahanya.

Di tengah suasana gelisah, terdengar pengumuman darurat. Seluruh anggota Istana Nerale diminta untuk ke ruang pertemuan tingkat satu.

Ruang pertemuan tingkat satu adalah sebuah aula besar yang dikhususkan untuk acara penting antar istana. Laagam dan istrinya sontak saling lirik dengan alis terangkat satu. Saling bertanya tanpa suara, "Ada apa?"

—————


Ruang pertemuan tingkat satu Nerale terisi penuh dalam waktu singkat. Bukan hanya anggota keluarga Nerale. Para pemimpin dari istana lain juga berada di sana, termasuk anggota keluarganya. Juga beberapa peri dengan jabatan penting.

Yang Mulia Ratu Lesha Avery, ratu Nerale sekaligus pimpinan dari seluruh peri sudah berada di singgasananya. Diikuti Raja Yorash Alvar, peri langit dari Nellema; Ratu Jazlyn Tana, peri air dari Naurea; dan Raja Eren Oilie, peri hutan dari Naule.

Laagam dan istrinya yang baru saja tiba keheranan. Apalagi melihat Deema yang seharusnya pulang 3 hari lagi sudah berdiri di antara peri generasinya bersama dengan Beena. Mengumpulkan semua peri dalam waktu singkat, ini pertemuan sangat penting. Batin Laagam, sembari menggandeng Erum mencari tempat kosong untuk duduk.

Beberapa saat kemudian, setelah memastikan semuanya hadir. Ratu Lesha berdiri, menatap mereka lamat-lamat sebelum mengucapkan hal yang membuat semua peri terkejut.

"Permata utama, Peony dan permata laut, Sunset Bells menghilang." Seketika ruangan berbentuk lingkaran itu riuh dengan suara-suara.

Salah satu peri mengangkat tangannya, meminta izin untuk berbicara. Dia adalah Juhara, peri yang mendampingi keturunan Nerale berlatih. Ratu Lesha mempersilakannya.

"Yang Mulia Ratu Lesha, bagaimana bisa dua permata hilang secara bersamaan? Bukankah Permata Peony tersegel di tempat yang hanya Yang Mulia Ratu ketahui?"

"Apakah penerus dari Permata Peony sudah hadir? Siapa dia?" sahut Parinda, peri dari Nellema.

"Bagaimana dengan Permata Sunset Bells? Bukannya permata itu saat ini masih menjadi milik Ratu Jazlyn?" Ruwaa, peri dari Naule ikut bersuara.

Suasana mulai tak terkendali. Satu per satu melontarkan pertanyaan dan asumsi-asumsi pribadinya. Melihat itu, Ratu Lesha segera mengangkat satu tangannya, meminta semuanya diam.

"Tolong untuk tetap tenang." Ratu Lesha menurunkun tangannya. "Ini memang kejadian langka. Namun, dua permata yang menghilang pasti menemui tuannya yang baru, karena itu saya mengumpulkan kalian di sini. Siapa pun yang merasa didatangi oleh dua permata itu, majulah ke depan," lanjutnya.

Hening, semua hening. Hanya saling melirik tanpa ada yang maju ke depan. Masih dengan raut wajah tenangnya, Ratu Lesha berjalan anggun ke tengah ruangan.

"Tidak ada yang didatangi dua permata?" Ratu Lesha melihat mereka satu per satu dengan cermat. Kemudian membalik tubuhnya, menatap para pemimpin peri.

"Undang semua anggota keluarga yang sudah pergi dari istana, semuanya tanpa terkecuali." Kembali, pernyataan itu membuat semua peri kian terkejut. Meski begitu, para pemimpin peri tetap menganggukkan kepalanya.

"Maaf Yang Mulia Ratu, apakah kami juga harus mengundang para tetua peri dan para keturunan yang dibuang karena berkhianat?" tanya Raja Yorash.

"Tentu. Bagian Nerale, saya sendiri yang akan mengundang mereka." Setelahnya Ratu Lesha kembali ke tempatnya.

"Pertemuan selesai. Pulanglah ke istana masing-masing dan tetap tenang. Raja dan ratu, serta pewaris permata langit, Rami dan permata hutan, Green Daylily tetap di sini."

—————

Ke mana dua permata pergi?
Apa yang akan dibicarakan Ratu Lesha dengan para raja dan ratu lainnya?

Nantikan kisahkanya setiap hari Sabtu. 🥰

Salam hangat,
-TriaLiya

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro