Putra Yakuza 6 part 2

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Hari yang cerah. Saat matahari dengan teriknya, tanpa ampun mengeringkan tiap tetes embun yang tadi menyerbak di permukaan rumput hijau. Juga melayukan daun-daun yang tadi segar bugar. Musim panas ini sungguh menyiksa seperti biasa.

Naruto terbagun dengan malas dari tidur nyenyaknya. AC telah menyala pada pagi hari, bahkan terlalu pagi menurutnya. Ini masih pukul 08.00 dan suhu di luar ruangan hampir mencapai 40 derajat celcius.

Ia membuka selimutnya perlahan, mencoba berdiri menggunakan semua kesadaran yang ada. Dia tidur sekitar pukul 03.00 pagi dalam dekapan Tuannya. Sekarang sudah pukul 08.00 pagi, tapi bagi Naruto, waktu tidurnya tadi sama sekali tidak mencukupi kebutuhan istiratnya.

Setelah mandi dan mengganti baju. Ia menyadari, baju pestanya telah tanggal. Siapa yang menggantinya? Apakah Sasuke? Atau Nenek Chio?

'Pasti Nenek,' kesimpulan Naruto.

Ia memutuskan untuk keluar dari kamarnya setelah menyelesaikan ritual pagi. Bermaksud untuk ikut sarapan bersama anggota keluarga yang lain, saat ia mendapati suasana yang berbeda di sekitarnya. Semua orang terlihat sangat ceria. Ruangan kelaurga di hias dengan begitu megahnya, juga banyak makanan dan bunga-bunga hidup yang terangkai indah.

Akan ada pesta. Itulah pikiran semua orang yang pertama kali melihat sebanyak itu pernak-pernik hiasan dalam ruangan dan makanan yang telah tersedia.

"Tetsu-san, apakah akan ada pesta nanti?" tanya Naruto pada salah satu pelayan ynag lewat di hadapannya.

"Ah, iya Nyonya. Akan ada pesta untuk kehamilan anak pertama Nyonya Sakura."

Naruto tersentak kaget di tempatnya berdiri. Mengawasi keramaian para pelayan yang lalu lalang dengan persiapan menjelang pesta.

Tanpa sadar kakinya telah membawanya untuk kembali ke kamar. Duduk di atas tatami dengan terlalu keras. Kemudian mencengram celana kain hitam longgar yang ia pakai. Merutuk pada bayangan-byangan jahat yang menyakiti hatinya, dan melukai ingatannya.

"Pagi-pagi sekali dokter datang dan memeriksa Nyonya Sakura. Memberitahu kabar bahagia yang sedari dulu ia tunggu. Dan setelah berita itu sampai pada Tuan Fugaku, ia segera memerintahkan seluruh pelayan untuk mempersiapkan sebuah pesta untuk seluruh anggota Uchiha,"terngiang di telinga Naruto, saat si pelayan dengan wajah berseri-seri, menceritakan perihal kehamilan Sakura di depanya.

Setiap tawa dan senyum orang-orang yang melewatinya, menambah keceriaan dalam kediaman Uciha, dalam menyambut gemerlap hadirnya pewaris syah yang selalu ditunggu.

Lebih dari itu, ketika dirinya telah sampai di ruang tengah. Naruto hampir ingin membentak keras pada apa yang ia lihat. Sasuke tengah berjalan di tangga, sambil menggendong Sakura dalam gaya pengantin untuk menuju lantai dua kamar mereka. Sakura yang merangkul Sasuke dengan rakusnya, tertawa dalam gendongan dan sempat melirik Naruto dengan tatapan kemenangan. Betapa hancur hatinya.

Kembali pada dirinya yang tengah menangisi nasipnya dalam kamar.

Sekarang bagaimana dengan bayinya? Bagaimana dengan nasipnya dan bayi yang ada dalam perutnya. Saat sang ayah tak lagi melindungi, dan ibunya pun tidak berdaya.

Apa yang harus ia lakukan?

Naruto mengelus perut buncitnya dengan tangannya yang bergetar. Tidak ada lagi rasa aman yang Naruto rasakan, bahkan pada kamar bergaya lama yang kini ia tempati. Semua terasa memiliki celah, saat dirinya harus terjebak dalam bahaya maut. Permainan Neji yang menakutkan.

Inilah bagaimana kesepakatan awal pernikahanya terlaksana. Saat dirinya benar-benar harus menjadi kambing yang diberi makan hanya untuk ditumbalkan. Bayinya sudah tidak berarti di hadapan keluarga Uchiha. Naruto hanya perlu menepati sumpahnya, untuk melindungi Sasuke dan istrinya, Sakura.

"Setidaknya sampai bayiku lahir. Tidak bisakah kalian menunggu sebentar saja?" ujarnya, entah ditujukan pada siapa. Mungkin permintaan untuk Neji, agar membiarkan bayinya hidup. Mungkin juga Sasuke agar menolong bayinya.

Entah, yang pasti pernyatan itu merupakan keinginan Naruto paling dalam, dalam satu inti permohonan, yaitu kesalamatan bayinya yang ada dalam kandungan.

Namun, sekeras apa pun Naruto berusaha. Tetap hanya membuahkan satu keputusan. Untuk selalu tunduk pada perintah sang majikan. Naruto tidak ingin mengecewakan Sasuke. Sekeras apa pun Sasuke memperlakukanya, sekejam apa pun sikapanya, tidak akan pernah menjadikan Naruto pelayan yang durhaka.

Ia bersedia mati, mengorbankan anaknya demi tuanya. Itu adalah prinsip anjing setia, ciptaan Uchiha muda.

Ditengah derasnya aliran air yang menetes satu persatu dari pelupuk mata. Deringan posel sama sekali tidak digubris oleh pemiliknya. Nada dering pesan Line untuk smartphone Naruto yang entah dikirim oleh siapa. Masuk dan mengusik suasana buruk hati pemiliknya.

Naruto bernjak dan mengambil benda tipis itu untuk membuka pesan yang ada. Kemudian mendapati Nama yan tidak ia ketahui.

Pearl Eyes

Hari ini : 10.00

Kau tahu siapa mereka?

[Foto]

(foto tiga orang yang tengah tersenyum bahagia. Pada isi kiri terdapat seorang laki-laki berusia 27 tahun, dengan wajah yang tampan, rambut kuning, mata biru cerah yang mempesona. Sedangkan sisi kanan terlihat seorang wanita dengan usia yang sama, berambut merah, bermata biru yang lebih gelap dari sang pria, mengapit seorang anak kecil yang sangat mirip dengan si wanita. Namun anak itu memiliki mata dan rambut ayahnya. Foto sebuah keluarga bahagia.)

Kau ingin menemui mereka?

Hari ini, di Gedung Sedomaru. Jl. Maruuchi No. 12B, Prefektur Seitama jam 19.00.

Salam hangat.

White Pearl Eyes.

.

Naruto tahu siapa yang mengirim pesan itu. Namun entah kenapa dirinya tidak peduli. Yang lebih menguras perhatiannya adalah foto keluarga yang terdapat di sana.

Dirinya ... dan keluarga yang terlupa.

Disaat dirinya tidak memiliki harapan untuk memiliki seseorang yang benar-benar berpihak padanya. Musuhnya, Neji Hyuuga, menawarkan sebuah keluarga. Apa yang dapat Naruto lakukan saat ini. Selain menuruti rencana yang ia yakini jebakan itu sebagai kesempatan baginya untuk mengetahui keberadaan orang tuanya.

Takdir sendiri yang menuntunya untuk mengakhiri ini segera. Kalau memang tugasnya adalah untuk menjadi istri tumbal untuk Sasuke. Maka saat ini adalah saat yang paling tepat untuk melaksanakannya.

Bahkan pikiran konyolnya berkata, bilakah nanti adalah akhir dari hidupnya, setidaknya ia mati setelah bertemu mereka yang ingin ia temui.

Orang tua yang selama ini ia cari.

TBC

Vote + komment say..

Besok libur Up Date, Say. Lanjut minggu.

Besok saatnya Up Date 'Apa pun Dirimu'. Yey ....

Ada yg belum tahu makanan apa Apa pun Dirimu itu? Kasih blurbnya aja ya ..

.

Cacat fisik apa yang membuatmu di dikasihani?

Buta? Tuli? Bisu?

Lalu, cacat fisik apa yang membuatmu dibenci semua orang?

Bagaimana dengan cacat klamin. Satu orang memiliki dua jenis klamin dalam satu tubuh. Karena cacatku ini, orang-orang menganggapku menjijikan. Bahkan tidak berani membaca cerita ini.

Termasuk kalian!

Aku pernah mencegah diriku mencintai seorang wanita. Dan kini, saat aku mencintai seorang Laki-laki apa kalian masih tidak setuju?

Jadi pada siapa aku layak mendapat cinta?

Atau aku memang tidak layak untuk mendapat belahan jiwa?

Tuhan memberikanku cacat dan kalian memberikanku kebencian. Jadi untuk apa aku tercipta?

Kalau kalian masih takut membaca ceritaku?

Maka kalian termasuk mereka yang menghakimi.

.

Kalau  tertarik monggo mampir ke 'Apa pun Dirimu'.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro