Epilog

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"HA HA HA HA HA HA HA HA HA HA HA HA HA HA HA HA HA HA HA HA HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA HA HA HA HA HA HA HA HA HA."
Dia kepanasan meski di dalam tanah yang lembap tapi tawanya tidak berhenti sampai api itu melahapnya, ia hanya berseru terimakasih. "Nyonya Velothia, sebentar lagi kita akan sampai pada kebahagiaan abadi, terbebas dari sakitnya dunia ini. Terimakasih nyonya, terimakasih yang mulia Triste. Terimakasih."

***

Semua orang tengah panik di rumah sakit ketika mendengar ledakan keras di langit yang berturut-turut dan ketika mereka melihat cahaya di luar sana yang terang sekali sampai membutakan mata. Mereka sadar tidak akan ada waktu lagi. Kakinya sudah membusuk satu. Dia lemas, tetapi dia juga tahu beginilah yang akan terjadi. Begitu pula pesan yang ia berikan sebagai permintaan terakhirnya pada pemimpin kesatria yang baru. Untuk membiarkan gadis itu melakukan apa yang dia akan lakukan terlepas fakta yang telah ia berikan juga padanya. Pada akhirnya penggantinya itu juga tahu mana yang terbaik untuk dunia yang rusak ini. "Pion ini sudah menjalankan tugasnya dengan baik, dan kali ini benar-benar selesai, Nyonya Velothia."

***

"Sayang, dia mengikuti perannya di catur wanita itu. Padahal kita sudah memberinya banyak tanda untuk berhenti." Ia membelai rambut pendek suaminya di ranjang mereka.

"Tidak sayang, pada dasarnya kita juga pionnya. Pion untuk membuat keturunan-keturunan orang orang itu pada jalannya. Kita tidak punya pilihan lain."

"Sejak kapan kau tahu?" Sang Istri sedikit tidak terima.

"Sejak Nyonya Velothia membiarkan kita hidup dan kabur seperti ini." Sang suami memeluknya.

"Ini panas ya, tetapi aku mencintaimu."

"Aku juga mencintaimu, sayang."

***

"Saya akan segera mempertemukan Anda dengan keponakan Anda. Terlepas itu kami semua akan menyusul Anda. Berisitirahatlah dengan tenang nona Lumine."

Ia tertidur cukup lelap dan tidak barang sedikit pun membuka matanya sekalipun belati itu menusuk jantungnya berkali-kali. Sembari isakan tangis yang tidak kunjung reda sekali pun sudah ada 12 tusukan dan cuaca sudah sangat panas.

"Saya minta maaf."

***

"Saudariku...."
Seiras yang tak banyak bicara itu saling mengerti dan berpelukan.

***

"Orleya!" Seseorang memanggilnya yang tengah terpatung dalam kebutaan putih yang bersinar di langit sana.

"Anakku. Sadarlah. Sayangku. Cintaku." Ia mulai menangis dan memegangi wanita yang lebih muda darinya itu.

"Itu bersinar, indah, tetapi juga panas sekali."

***

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro