Part 8

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Sore berganti malam. Suara kicauan burung hantu mulai terdengar.
Dita masih memikirkan tentang postingan foto Giral dan masih menerka-nerka apakah Giral benar-benar seorang psikopat atau bukan, sampai-Dita tertidur pulas di meja belajarnya.

"Aaaaaaaaaa" pekik Dita, ia kaget saat beberapa menit ia terbangun dari tidurnya. Ia bangun dalam posisi wajah dan tubuh yang berbeda.
Dengan sigap ia menuju ke cermin yang tak jauh dari tempat ia terbangun. Ia melengak lengokkan badannya di depan cermin, tak percaya dengan apa yang ia lihat.

"Ini kan Rendi?" Kenapa aku bisa tertukar jiwanya sama dia?"

Drt
Drt

Dita yang mendengar suara ponsel menerjap ke meja mengambil ponsel. Dibukanya dari Rendi memakai ponsel Dita.

Nanti siang kita ketemu di taman balai kota jam satu siang.

      
   Waktu begitu cepat, sudah menunjukkan pukul satu kurang. Dita sudah berada di balai kota, tapi Rendi belum terlihat sama sekali. Ia lama-lama kesal, bosan menunggu.
Tak lama kemudian, terlihat Rendi berjalan ke arahnya.

"Sorry, jalanan macet," ujar Rendi kemudian.

"Iya, cepetan balikin aku seperti semula. Aku nggak mau lama-lama jadi kamu!"

"Duduk," suruh Rendi, menggandeng Dita ke tempat duduk.

Sekarang mereka duduk di kursi panjang dan Rendi mengenggam tangan Dita dengan erat.
Entah apa yang terjadi saat itu, tubuh Dita seperti tersengat listrik saat tergenggam tangan Rendi.

Sesaat kemudian, keduanya tersadar dan mereka sudah kembali seperti semula.

"Kepalaku pusing!" seru Dita sambil memegangi kepalanya.

"Sama, aku juga."

"Kamu manusia beneran? Aku masih aja ngira kamu itu makhluk gaib."

Rendi mendecak," Ck, kan aku dah bilang dari awal."

Keduanya saling diam satu sama lain.

Akhirnya Rendi angkat bicara," Terkadang hidup penuh keanehan yang nggak pernah kita tau. Contohnya jiwa kita bisa ketukar," ujar Rendi memandang Dita yang tengah diam.

Dita mengangguk," Oh, ya, Ren. Kemarin aku lihat di instagramnya Giral, kok postingannya kesannya dia psikopat, ya?"

Rendi mengangkat bahunya, sejauh ini ia belom bisa memastikan apakah Giral seorang psikopat atau bukan. Ia tak mau terlalu gegabah, menerka-nerka yang belom pasti dan pastinya belom ada bukti.

"Entah, makanya itu kita harus cari tau," ujar Rendi berlalu pergi  tanpa pamit meninggalkan Dita sendirian.

"Dasar kebiasaan, selalu aja pergi tanpa pamit," gumam Dita kesal.




Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro