Part 9

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kegelapan akan muncul pada orang yang ingin membalaskan dendamnya.

Dita berjalan menuju kelas, sesampainya di kelas teman-temannya sedang membicarakan sesuatu yang sepertinya sangat serius. Karena penasaran ia menghampiri temannya, sekedar ingin tahu apa yang mereka bicarakan. Bukan bermaksud kepo, mungkin saja ada info penting. Ya, siapa tahu.

"Pada ngomongin apa, sih?" tanya Dita ingin tahu.

"Baru bahas Tyo, dia ditemukan mati gantung diri di rumahnya," balas Rita, salah satu teman Dita.

Dita tercengang kaget. Ia masih tak percaya dengan apa yang di dengarnya dan sekarang ia mulai menebak yang melakukan semua ini adalah Giral, sebab beberapa hari yang lalu mereka bertengkar hebat. Tak ada salahnya ia menuduh Giral sebagai pelakunya. Apalagi saat melihat keanehan sikap Giral yang memposting foto yang terkesan psikopat.

"Gimana ceritanya, Ta?" tanya Dita lagi.

"Katanya sih dia patah hati di putusin pacarnya. Soalnya denger-denger nggak jauh dari tempat bunuh diri ada secarik kertas yang isinya tentang alasan dia mau mengakhiri hidupnya," jelas Rita panjang, lebar.

Saat semua sedang ramai membicarakan perihal kematian Tyo, mata Dita terarah ke Giral. Ia tampak santai, tak peduli sama sekali tentang kematian temannya. Dita berpikir kecurigaannya benar adanya. Tapi ia tak boleh gegabah, ia harus mencari bukti yang kuat untuk membuktikan kecurigaannya. Ia akhirnya mengirimi Rendi sebuah pesan.

Ren, habis dari pemakaman. Ketemuan ya, di jalan Anggrek.

**
Seusai pulang kuliah, Dita dan teman-temannya sudah berada di pemakaman Tyo. Tampak raut sedih di wajah mereka. Bagaimana tak sedih? Kehilangan seorang teman merupakan hal yang menyakitkan, apalagi sudah kenal selama bertahun-tahun pasti banyak kenangan antara Tyo dan mereka semua.

"Semoga lu tenang di sana bro," ucap salah seorang temannya sambil memegangi nisan bertuliskan nama Tyo.

Seusai dari pemakaman Tyo, Dita memutuskan untuk bertemu dengan Rendi tak jauh dari tempat pemakaman. Dita melangkahkan kakinya, terlihat Rendi sudah menunggunya di sana sambil melipatkan kedua tangannya. Mungkin Rendi kesal karena sudah menunggu lama.

"Udah nunggu lama, ya?" tanya Dita saat sudah di hadapan Rendi.

"Iya, nggak apa-apa. Ada apa?"

"Aku masih curiga sama kematian Tyo. Aku yakin dia matinya di bunuh sama Giral, Ren."

"Sama, aku juga berpikir kaya gitu. Kita harus cari tahu, Dit. Ayo kita cari tahu," ucap Rendi bersemangat memecahkan misteri kematian Tyo.

"Caranya?"

"Besok aku pikirin, deh. Cerita kematiannya Tyo gimana emang?"

"Dia patah hati diputusin pacarnya, terus dia bunuh diri. Ada suratnya juga di tempat dia bunuh diri, tapi aku nggak yakin aja dia segila itu," ujar Dita.

"Iya. Tapi kita harus cari bukti yang jelas dulu. Terus surat yang ditulis sama Tyo dimana, Dit?"

"Kurang tau, nanti aku tanyain teman aku, deh."

"Bisa-bisanya suka sama psikopat," ucap Rendi seraya meledek Dita.

"Udah nggak suka. Kejam aja kesannya," ujar Dita sedikit sebal.

Hening seketika.

"Aku pulang dulu, ya, Dit," pamit Rendi berlalu pergi begitu saja.

Semoga saja misteri ini segera terpecahkan, batin Dita.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro