3. Dilema, Pilihan, dan Keputusan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Yeah....

Ada yang tahu video di atas itu video film apa?

Yap. Kabhi kushi kabhi gham. Salah satu film bollywood yang menurut saya bagus pake banget. Beberapa kali nonton film ini tetep aja saya dibikin mewek, bahkan nangis pas nonton endingnya.

Secara keseluruhan, sebenarnya tema cerita ini sederhana, mengenai seorang anak yang jatuh cinta sama gadis yang tidak sekasta dengannya, tetapi cinta mereka nggak direstui sang ayah. Karena nggak mau melepas cintanya, si anak milih hengkang dari rumah orangtuanya. Kalau jaman sekarang, kita bakal ngata-ngatain kalau si anak ini adalah anak durhaka karena nggak mau diatur sama orang tuanya. Tapi, kalau melihat gimana watak dan sikap ayahnya, kita bakal mikir dua kali buat ngata-ngatain si anak.

Adegan paling mengharukan bagi saya adalah ketika si anak laki-laki sulung (yang diperankan shahrukh khan) meminta maaf pada ayahnya. Beuh.... itu bener-bener adegan penuh air mata bagi saya.

Kenapa?

Karena dua laki-laki paling besar egonya dalam film tersebut akhirnya mau saling memaafkan dan lebih menyentuh lagi, keduanya adalah ayah dan anak angkat. Sesuatu banget kalau ada ayah dan anak angket bertengkar lalu bisa saling memaafkan seperti di film itu.

Kemudian, saya pun teringat sebaris kalimat yang muncul sebelum film ini mulai, yaitu It's all about loving your parents  dan kalimat ini sukses menampar saya (karena mengingatkan pada kondisi saya sendiri).

Yah..., sebagai seorang anak, saya menyadari, saya belum bisa membahagiakan kedua orang tua saya. Harapan paling besar mereka saat ini adalah melihat saya menikah dan punya anak, tetapi saya belum bisa memberikan hal tersebut. Saya masih suka nyari pengalaman dan ingin mempelajari banyak hal. Dan apa ini berarti saya nggak membahagiakan orang tua saya?

Saya pun masih bertanya-tanya sampai sekarang. Kemudian, pertanyaan-pertanyaan saya berkembang ketika melihat orang tua-orang tua lainnya. Bisa dibilang, tidak semua orang tua peduli pada anaknya, kan?

Ini kenyataan. Ada yang menganggap anaknya sebagai harta paling berharga, benda, harapan, atau pun aib. Banyak yang sayang pada anak-anak mereka, tapi nggak sedikit juga yang tutup mata atas nasib anak-anak mereka.

Karena itu, saya berpikir, bagaimana cara mencintai orang tua?

Seorang anak nggak bisa memilih dilahirkan oleh siapa dan besar di keluarga yang bagaimana. Dan bila mengingat tuntunan dari agama, maka sudah sepatutnya kita sebagai anak berbakti pada orang tua kita.

Hal ini benar-benar membuat dilema. Pada akhirnya, seorang anak dihadapkan pada beberapa pilihan seperti berbuat baik, bersikap dingin, mengabaikan, atau lain sebagainya terhadap orang tua mereka. Dan semua pilihan itu menjelma menjadi sebuah keputusan penting bagi hubungannya dengan orang tuanya.

Ini masalah yang cukup kompleks. Nggak bisa dinilai dari salah satu sudut pandang saja. Namun, alangkah baiknya mengingat kembali, bila tanpa kehadiran orang tua kita, maka kita tidak akan lahir di dunia ini.

Masa lalu selamanya akan menjadi masa lalu. Hal yang bisa diubah adalah masa depan dan sekarang adalah waktunya untuk mengambil keputusan.

Maafkeun tulisan absurd saya malam ini. Habis nostalgia dengan lagu-lagu lawas, malah jadi keingatan sama film ini.

Yuk... kita joged dulu...

https://youtu.be/BE8_rNJOQ-0

Kalau masih kurang, nih... saya tambahin jogednya....

https://youtu.be/IBvg3WeqP1U

(26 Oktober 2019)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro