[DWC DAY 4] The New Bumi Pasundan (scifi)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Bandung macet banget," keluh Laras.

Di jalanan beraspal depan Gedung Merdeka, dia dan sepeda motornya berjalan pelan. Bahkan orang di trotoar lebih cepat, membuat gadis itu mendengus kesal.

Tetiba saja suara riuh orang terdengar dari kejauhan bersama dengan angin yang berhembus. Sebuah asap merah muda datang dari belakang seperti tsunami setinggi awan, melalap semuanya.

Di tengah kemacetan itu, semua meninggalkan kendaraannya dan berlari. Namun tidak dengan Laras, dia macu laju motor vespanya ke setiap sela. Entah sudah berapa motor dan mobil yang dia tabrak.

Namun takdir tetap memanggilnya, asap besar itu berhasil mengejarnya. Seketika pemandangan menghitam, bersama dengan kesadarannya.

Namun, itu 'tak berlangsung lama—pikirnya. Ketika siuman, laras menyadari keanehan. Bangunan di sekelilingnya di tumbuhi tanaman, dan di dominasi oleh tumbuhan menjalar. Mobil dan motor juga berkarat, seperti sudah berlalu puluhan tahun.

Tak ada satupun manusia, sepi. Hanya ada suara semeliwir angin, pepohonan, dan binatang. Setelah matanya memutar melihat sekeliling, dia tertuju pada suatu tulisan di pinggir jalan beraspal milik M.A.W.Brouwer.

"Bumi pasundan lahir ketika guhan sedang tersenyum."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro