#54

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

| RavAges, #54 | 852 words |

DI KOMPLEKS 13, pernah terjadi kehebohan seorang pria tua mati suri.

Al Ghifari, 65 tahun, diyakini tewas kehabisan darah dalam perjalan menuju rumah sakit, kena peluru nyasar yang dilepaskan oleh salah satu penjaga portal perbatasan. Beberapa saksi mata berusaha menyudutkan si Penjaga Portal, tetapi ayahku malah membela orang NC yang menembaknya.

Masalahnya, saat itu kami pun ada di sana—baru akan masuk dari perjalanan panjang kepindahan kami yang ke-13. Aku tidur ayam-ayam dalam mobil, sedangkan ayahku melihat semua kejadiannya di balik kemudi—dia bilang, Al Ghifari yang menyeruak di antara revolver dan sasaran.

"Buat apa seorang pria tua berdiri di sasaran tembak?!" tuntut seorang pria paruh baya sambil menunjuk-nunjuk muka ayah. "Kau baru pindah kemari, Pak, tak tahu apa-apa! Tapi, kami semua kenal baik Al Ghifari—cucunya ada 4, dan dia harus menghidupi mereka! Dia bukan tipe manusia yang berputus asa atau berakal pendek sampai berusaha membunuh dirinya sendiri seperti itu!"

Untuk meredam kemarahan warga kompleks, petugas yang besangkutan dipindah-tugaskan ke Komplek 11. Namun, kejadian itu membuat keluarga kami kecipratan imbasnya.

"Kenapa ayah membelanya?" tanyaku marah. "Anak-anak di sekitar sini jadi ikut ketus padaku! Mereka sangka ayah orang NC!"

Ayah malah marah-marah dan membentakku untuk masuk kamar.

Malam yang sama, aku terbangun untuk ke toilet. Celah pintu kamar ayah dan ibu terbuka, dan kudengar mereka bicara.

"—anaknya Multi. Phantom sekaligus Steeler, mencoba masuk melewati pagar portal." Kudengar sepotong perkataan ayah. "Jadi, kurasa Al Ghifari mencoba membantu anaknya masuk. Tapi, Detektor di pos jaga mendeteksi anaknya dan melepaskan tembakan, karenanya Al Ghifari melompat di antara mereka."

"Jadi, sasaran tembak awal itu bukan hewan buas, tapi manusia?" tanya ibu.

"Ya. Tidak ada yang bisa melihatnya karena Phantom itu membuat dirinya tak kasat mata. Barusan, aku dapat laporan bahwa dia sudah ditangkap dan dikembalikan ke Herde tempatnya kabur."

"Jadi, pria malang itu mencoba melindungi anaknya?" Kudengar ibu terisak.

"Al Ghifari kemungkinan juga Steeler, Abiar. Tapi, umurnya 65, generasi di atasku. Kekuatannya tumpul—begitu samar bagi Detektor, tapi masih sedikit bekerja. Kurasa dia mengira dirinya bisa jadi kebal peluru atau semacamnya. Pria tua itu tidak memperhitungkan kekuatannya sama sekali dan langsung saja bertindak gegabah, melompat di antara sasaran tembak—"

"Dia melindungi anaknya, Yah," kukuh ibu. "Ayah tidak mengerti, ya—di saat seperti itu, orang tua mana saja akan hilang akal sehat dan bisa melakukan apa saja untuk menjaga anaknya tetap hidup!"

Karena berada di antara keadaan terjaga dan bermimpi, aku tak tahu apa yang kudengar itu. Mungkin mereka sedang membicarakan film, tercampur percakapan tentang Al Ghifari.

Selesai ke toilet, aku kembali ke kasur. Kunaikkan selimut sampai leher dan baru akan lelap lagi saat keributan dimulai.

Berduyun-duyun warga kompleks mendatangi tanah makam, di mana seorang penjaga kuburan memekik-mekik. Katanya, hantu Al Ghifari baru saja muncul dan bertanya mengapa ada nisan bertuliskan namanya.

Di lain tempat, kehebohan yang lebih seru tengah berlangsung. Dua cucu tertua Al Ghifari berlari ke jalanan tanpa alas kaki, seorang lagi memanjat atap rumahnya, dan cucu yang paling muda terkencing-kencing di kasurnya. Al Ghifari berdiri dengan tubuh putih pucat, tampak mengilap seolah-olah kulitnya terbuat dari perak, matanya menyala sewarna cobalt. Dia mengingatkan cucunya untuk membayar utangnya di warung kopi, lalu berpesan untuk menjaga satu sama lain.

Setelahnya, Al Ghifari kembali menggeletak tak bernapas. Kulitnya meleleh, meninggalkan logam lunak yang kemudian menjadi perak. Tubuh Al Ghifari sendiri membusuk dengan cepat sampai berubah kelabu. Ia dikembalikan ke makamnya oleh para petugas NC malam itu juga.

Tentu itu semua hanya cerita yang kudengar dari desas-desus. Tidak ada yang melihat zombie perak itu berjalan dari kuburan menuju rumahnya secara langsung. Kalau pun ada, orang itu langsung pingsan; tidak ada yang percaya kesaksian orang yang tak sadarkan diri. Tukang jaga makamnya sendiri meninggal esok paginya, kena serangan jantung. Sedangkan keempat cucu Al Ghifari pindah ke Kompleks 1, di bawah tanggung jawab seorang sersan NC yang merupakan atasan dari tersangka penembakan Al Ghifari.

Selama tiga malam berturut-turut setelahnya, ayah jadi lebih sibuk. Ponselnya terus berdering. Sesekali, aku mencuri dengar percakapan via selulernya dan menangkap satu nama yang tak kukenali—Relia ... Revia, Revila ... atau semacamnya. Apalah itu namanya. Kukatakan pada ibu, kalau ayah sampai berani selingkuh darinya dengan seorang wanita bernama Rivera, aku akan mengamuknya.

Ibu malah tertawa.

Dalam sebulan, gosip pun padam. Kebangkitan Al Ghifari dari kubur hanya menjadi salah satu dari sekian banyak kisah seram Kompleks dan Garis Merah. Cerita-cerita seram itu terus diperbaharui—kanibal di Garis Merah, hewan buas yang menyemburkan api, malapraktik yang dijalankan NC terhadap warga miskin, dan urban legend lainnya menenggelamkan nama Al Ghifari.

Aku mungkin takkan mengingat namanya lagi sampai suatu hari aku ikut ayah pergi ke warung kopi (ya, aku nongkrong dengan para orang tua karena tak punya teman sebaya di Kompleks 13).

Pemilik warung kopi itu tak henti-hentinya melambaikan tangan dengan gaya berlebihan, sengaja memamerkan cincin bermata perak putih sebesar kacang polong di jarinya. Dengan gerak tangan gemulai lentik-lentik, wanita udik itu hampir menamparku dengan cincinnya saat menaruh kopi ayah di meja.

"Siapa orang gila yang bayar utang di warung kopi pakai cincin sebesar itu?" celetuk seorang pria di meja sebelah kami.

"Mereka juga tak tahu berapa besar utangnya. Toh, sepertinya mereka sudah kaya raya sekarang," jawab wanita si pemilik warung semringah. "Tahu, 'kan—cucu-cucunya Al Ghifari? Entah dari mana mereka punya uang untuk membeli perhiasan macam ini."

ヾ(*゚ー゚*)ノ Thanks for reading

Secuil jejak Anda means a lot

Vote, comment, kritik & saran = support = penulis semangat = cerita lancar berjalan

Nda usah di-follow, itu cuma sok-sok-an'-')/



FANART DARI ResroditeApha

\( '-')/\( '-' )/\('-' )/

"Si kecil yang diam-diam menghanyutkan" xD UNCH SEKALLLLEEEEEEEEE



Si tukang gombel—eh, gombal '-'



Yang bodinya menipu umur '-')/

Truck: "njir"


Dan heroine antihero-nya '-')/

.

.

.

Terima kasih banyak untuk kiriman fanartnya yang unch 😍😍😍😍😍😍😍😍

.

.

.

Anu,

saya lupa fanart siapa aja yang sudah dan belum di posting >////<

Mohon bilang-bilang yang belom yaaaah '-')/

Fanart kalian semua saya jaga dan saya kasih rumah masing-masing kok

~(^з^)-♡~(^з^)-♡~(^з^)-♡

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro