Resonating with Hospital 4

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kata-kata Ryu Jin menggema di benak Yu Seong. Bahkan saat ia tidak lagi merasakan keberadaan pria itu, kata-kata Ryu Jin terus berada di kepalanya. Yu Seong tidak menyangka Ryu Jin mengaku semudah itu. Ia merasa Ryu Jin memang membuatnya berpikir seperti ini. Kini Yu Seong harus mengutuk rasa ingin tahunya yang gila. Tidak, bukan rasa ingin tahu. Tapi intuisinya berkata demikian. Kini wanita itu mendudukkan diri di sebuah bangku yang ada di tengah lorong rumah sakit. Bagaimana ia bisa terlibat dalam hal seperti ini? Ia sendiri masih mengingatnya dengan jelas.

Saat itu Yu Seong hanya ingin membeli beberapa kaleng soda di lobby. Saat keluar ruangan, ia melihat seorang cleaning service keluar dari ruangan sebelah. Perawakan cleaning service itu cukup gagah, bahkan terlalu berotot menurut Yu Seong. Badan cleaning service yang tegap dan besar, menarik perhatian wanita itu. Bahkan ia sempat berdiri terpaku melihat pria itu. Anehnya, Yu Seong merasa pria itu tidak seharusnya di sana. Terlebih baju cleaning service itu masih sangat putih seperti baju baru dan tidak ada noda sama sekali. Kemudian bau sabun pembersih lantai yang sangat kuat bahkan terlalu menyengat. Hasil observasi Yu Seong yang cukup lama berada di kepolisian dan bertugas di divisi cybercrime, menyatakan bahwa si Cleaning service itu sangat aneh.

Yu Seong melirik jam yang ada di layar nerve device-nya, masih jam 14.30 siang. Waktu-waktu krusial pergantian shift pegawai rumah sakit. Para perawat pasti sibuk di ruangannya dan tidak ada yang menyadari keberadaan cleaning service ini. Bahkan meja pengawas rumah sakit juga kosong. Tapi bisa jadi ini semua hanya kebetulan belaka. Tidak ada bukti yang menguatkan prasangka buruknya kepada si Cleaning service. Prasangka Yu Seong bisa berubah jika ada bukti valid yang meyakinkan dari semua inderanya. Apakah mengikuti cleaning service itu adalah keputusan yang tepat? Atau tidak? Apakah semua hanya prasangka buruk saja? Atau bukan? Rasa penasaran merayap hingga ke seluruh tubuh Yu Seong, dan wanita itu tidak melawan perasaan itu.

Tanpa sadar tubuh Yu Seong bergerak mengikuti cleaning service itu. Ia menjaga jarak sekitar beberapa meter dari objek observasi. Ia menggunakan layar nerve device untuk merekam dan menyamarkan gerak-geriknya. Bahkan ia berhasil masuk ke dalam lift yang sama dengan cleaning service itu. Namun Yu Seong sama sekali tidak menyangka cleaning service itu pergi ke lantai 10. Saat si Cleaning service keluar lift, ia buru-buru menekan berbagai tombol di pintu lift. Membuat beberapa orang disana protes dan menimbulkan keributan. Yu Seong keluar lift dan meminta maaf pada orang-orang yang marah sambil terus berusaha mengintai cleaning service itu. Saat pintu lift tertutup kembali, Yu Seong langsung melangkah cepat mengikuti Cleaning service mencurigakan itu. Ia mengikuti si Cleaning service yang menyusuri lorong demi lorong, namun pengintaian ini harus berakhir di sebuah lorong buntu. Ia kehilangan jejak dan sama sekali tidak menemukan petunjuk di lorong buntu itu.

Siapapun cleaning service itu, pasti sudah menyadari Yu Seong mengikutinya. Bahkan sangat pandai mengambil rute yang menyesatkan. Yu Seong sendiri tidak pernah ke lantai 10, karena ini tempat khusus administrasi rumah sakit. Bahkan sangat berbeda dengan lantai-lantai di bawah yang banyak diberi petunjuk setiap ruangan dan area. Yang ia temukan hanyalah tanda panah menuju jalur evakuasi seperti lift dan tangga darurat. Seakan-akan ia terjebak di tengah labirin berdinding serba putih bernama ruamh sakit. Tapi tiba-tiba ia bertemu dengan pria aneh yang bernama In Hong. Kemudian yang paling tidak bisa ia lupakan, Ryu Jin menemukannya di lantai 10. Tepat saat ia berusaha mengulur pembicaraan dengan In Hong.

"Yu Seong-ssi?" Sebuah panggilan tertuju kepadanya. Reflek wanita itu menoleh ke arah sumber suara.

"Perawat Kim? Ada apa?" tanya Yu Seong. Seorang wanita dengan pakaian perawat kini berdiri di depan.

"Seharusnya aku yang bertanya begitu, kau seharusnya ada di kamar Yu Seong-ssi. Kau belum boleh terlalu banyak bergerak." Yu Seong membungkuk dan meminta maaf kepada perawat itu.

"Maafkan aku perawat Kim, aku hanya pergi mencari soda. Aku bosan karena terlalu lama menghabiskan waktu di kamar," jelas si pasien. Kemudian mereka berjalan menyusuri lorong dan sampailah mereka di bangsal tempat Yu Seong dirawat. Perawat Kim berjalan mendahului Yu Seong dan masuk ke dalam ruangan yang tadinya dimasuki cleaning service mencurigakan itu. Yuseong memutuskan berdiri di depan pintu kamarnya sejenak. Menunggu reaksi perawat Kim. Jika perkiraannya tidak salah, seharusnya perawat Kim akan menemukan mayat di ruangan itu. Seperti apa yang Ryu Jin katakan tentang pembunuh bayaran dan mayat.

"Kyaaaa!" Suara teriakan perawat Kim terdengar jelas menandakan dugaan Yu Seong telah terbukti.

Yu Seong berlari menuju ruangan sebelah dan mendapati perawat Kim menangis ketakutan. Pasien di kamar itu kini terbaring lemas penuh darah di dadanya. Ia melirik nama pasien yang tertulis di brankar, nyonya Ahn namanya. Pandangan Yu Seong mengedar ke seluruh ruangan. Jendela tertutup rapih, pintu kamar mandi yang juga tertutup rapat. Yu Seong mengamati sejenak mayat di brankar itu. Semua alat di samping brankar dalam keadaan mati, padahal semua sensornya masih terpasang di tubuh korban. Kenapa para perawat tidak menyadari ini? Tidak ada tanda-tanda perlawanan dari tubuh korban. Pembunuh ini benar-benar membunuh orang pingsan atau sejenisnya.

Yu Seong berjalan mendekati perawat Kim dan memegang pundak sang perawat.

"Perawat Kim, perawat Kim, apa kau bisa mendengar suaraku?" Perawat yang lebih tua dari Yu Seong itu mengangguk meskipun tubuhnya masih gemetaran. Yu Seong mememapah sang perawat sambil melirik ke sekitar ruangan mencari kamera pengawas. Ia menemukan 2 di depan kamar tempat Yu Seong dirawat dan di depan ruangan perawat. Tidak ada kamera CCTV di ruangan pasien.

"Perawat Kim, kita harus memberitahu dokter dan perawat lain." Yu Seong kini menggiring perawat Kim menuju meja para perawat. Beberapa perwat kemudian menghampiri mereka. Yu Seong menceritankan semua yang mereka temukan di kamar nyonya Ahn. Seorang perawat mengarahkan mereka ke ruang istirahat para perawat. Setelahnya mereka berdua ditinggalkan begitu saja disana.

Kini mereka duduk bersebelahan dan tubuh perawat Kim masih gemetaran hebat karena syok. Sesekali Yu Seong melirik keluar ruangan memastikan kondisi disekitarnya aman.

"Perawat Kim, nyonya Ahn dirawat di sana karena penyakit yang sama sepertiku?" tanya Yu Seong yang berusaha mengalihkan perhatian perawat Kim. Wajah perawat itu mengeras dan ia menunduk lebih dalam sebelum menjawab.

"Kau benar Yu Seong-ssi. Ia baru saja mengalami overreacting sekitar 3 Minggu yang lalu. Tapi setelahnya ia tidak bangun dan dalam keadaan koma. Tidak semua seberuntung dirimu yang bisa melewati overreacting Yu Seong-ssi." Tanpa sadar tangan Yu Seong mengepal kuat. Ia ingat Jun Hwan pernah bilang tentang pembunuhan berantai kemarin. Semua korban pembunuhan adalah pengguna jantung buatan seperti Yu Seong. Belum lagi ucapan Ryu Jin di lift. Benar kata Jun Hwan, cepat atau lambat seseorang pasti akan membunuhnya. Mungkin, ada banyak orang diluar sana yang ingin Yu Seong mati. Seandainya mereka menginginkan Yu Seong hidup, mereka akan datang dan menjenguknya bukan? Tapi tidak ada yang datang. Ia hanya berdiri sendirian di sana, seperti biasanya.

Kalau ingin bertahan hidup, Yu Seong harus bergerak. Mulai dari berpura-pura sebagai pacar Ryu Jin dan mengambil banyak informasi darinya. Ada banyak pertanyaan di kepalanya yang harus diselesaikan. Kenapa pengguna jantung buatan yang harus mengalami ini. Apa rahasia di dalam jantung buatan ini. Kenapa Ryu Jin memberinya petunjuk dengan mudahnya. Siapa Ryu Jin sebenarnya dan apa tujuannya. Siapa dalang pembunuhan berantai ini? Apa motif pembunuhan berantai ini?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro