Resonating with Vision 3

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Untuk kali kedua Yu Seong bangun dengan pemandangan yang sangat biasa. Seorang pria dengan tubuh yang tegap berdiri di samping nakas brankar tempat ia terbaring. Pria itu seperti sedang menggunakan sebuah alat.

"Ah, Yu Seong-ssi kau sudah bangun. Maafkan aku yang lancang masuk tanpa izin. Aku hanya ingin memasang air humidifier. Hyu Seong bilang kalau kau sedang banyak pikiran. Dia memecahkan tabungannya dan memintaku membelikan air humidifier. Aku tidak tahu kau suka aroma terapi yang mana, tapi kupikir kau akan suka dengan tema Wilder Savanah. Kuharap kau tidak keberatan," jelas pria itu panjang lebar.

Wanita yang terbaring di brankar itu mengerjapkan mata, tidak tahu harus merespon seperti apa. Ia kemudian berusaha bangkit sambil mengerang, berusaha mengumpulkan kekuatan. Pria itu dengan sigap membantunya dengan menopang punggung Yu Seong di lengan kekarnya kemudian menegakkan bantalan kepala brankar agar bisa digunakan sebagai penopang duduk sang wanita pengguna jantung buatan.

"Terimakasih banyak Dae Suk-ssi. Aku senang bisa bertemu denganmu," ucap Yu Seong tak lupa bibir yang melengkung ke atas.

"Hmn, sama-sama Yu Seong-ssi. Tapi sebaiknya kau tidak memaksakan diri. Perawat Ahn bilang kau terlalu sering pingsan setelah ada pembunuhan tempo hari. Hye Seong bilang kau juga diusir dari apartemenmu. Aku tahu ini terdengar aneh, tapi jika butuh bantuan kau bisa menghubungi Aku dan Hye Seong. Setidaknya kami bisa meringankan sedikit beban. Lagipula Hye Seong sepertinya terlanjur menyukaimu, dia sangat khawatir dengan kondisimu. Sepertinya aku terlalu banyak bicara ya? Maafkan aku yang terlalu banyak mengoceh," kata Dae Suk yang mendudukkan diri di samping brankar.

"Tidak perlu minta maaf Dae Suk-ssi. Sejujurnya aku merasa lebih nyaman sekarang. Hye Seong sangat beruntung memiliki seorang ayah sepertimu. Ini membuatku sedikit penasaran, apa kau sering mengoceh panjang lebar seperti ini kepada Hye Seong?" tanya Yu Seong.

"Ahaha, tentu saja Hye Seong akan membantah ocehanku. Kau tahu bukan dia sudah mulai masuk masa-masa remaja meskipun dia masih belum masuk umur belasan. Semenjak istriku pergi, Hye Seong terdesak keadaan dan harus menjadi lebih dewasa dari anak seusianya. Meskipun aku bukan ayah terbaik , tapi aku berusaha menjaga anakku. Maaf kalau ini menyinggungmu Yu Seong-ssi. Aku berharap suatu hari nanti kau mendapatkan seseorang yang bisa menjadi sandaranmu." Kata-kata Dae Suk justru membuat wanita pengguna jantung buatan itu terpaku. Menyadari ucapannya telah menyinggung Yu Seong, duda beranak satu itu berusaha mengalihkan perhatian. Adalah sebuah kesalahan membahas tentang tanggung jawab seorang ayah kepada seseorang yang tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah yang sesungguhnya.

"Ah, Yu Seong-ssi. Kau sudah makan? Aku melihat ada kotak makananmu di laci. Atau mungkin kau mau melihat berita? Aku bisa mengambilkan Nerve device milikmu," tawar Dae Suk.

"Sarapan sambil menonton berita, hal yang bagus untuk mengawali hari. Tapi Nerve device-ku rusak, aku sedang memesan yang baru. Mungkin nanti siang akan barangnya datang," balas Yu Seong.

Tanpa basa-basi Dae Suk membuka laci dan memasang meja pasien yang terlipat di nakas. Meja itu dibentangkan ke depan Yu Seong dan ditopang railing brankar yang cukup tinggi. Kemudian Dae Suk meletakkan nampan makanan di sana beserta kotak berisi obat-obatan dan air minum. Pria itu sudah sangat terbiasa dengan pekerjaan seperti ini, hingga hanya dalam hitungan detik semua sudah terselesaikan.

Makanan Yu Seong tidaklah banyak. Bubur kimchi yang hambar, sup tahu dan telur berkuah bening, daging ayam rebus denga kuah putih yang keruh, salad buah tanpa mayonaise, beberapa potong buah, dan beberapa potong kimchi tambahan. Itu semua dalam porsi yang cukup kecil. Lebih kecil dari porsi yang diberikan untuk anak Dae Suk. Sementara Yu Seong menyantap makanannya, Dae Suk duduk di samping brankar kembali mengotak-atik air humidifier. Mereka berdua masuk dalam pusaran keheningan dan tak satupun mengambil langkah untuk mengawali kembali percakapan. Sampai keheningan itu terpecahkan saat seseorang tanpa permisi masuk ke dalam ruangan.

Semua mata tertuju pada seorang pria dengan badge perak yang menggantung di jaket kulit yang membalut seragam non formal.

"Jun Hwan, ini rumah sakit. Ketuk pintu sebelum masuk," kata Yu Seong yang kini berhenti makan.

"Tapi aku tidak yakin kau akan membukakan pintu. Apalagi ada pria lain yang ada di kamarmu. Apa dia juga selingkuhanmu?" jawab Jun Hwan dengan nada tidak suka.

"Ah, kurasa ini hanya salah paham. Aku disini membantu Yu Seong-ssi memasang air humidifier," jelas Dae Suk yang kemudian meletakkan air humidifier diatas nakas dan menyalakan alat itu.

"Air humidifier? Kenapa kau tidak minta tolong kepadaku?" tanya Jun Hwan lagi.

"Sudah jelas bukan? Aku tidak ingin mengganggumu. Apalagi kau sedang sibuk menyelidiki kasus pembunuhan bukan?" balas wanita yang terduduk di brankar.

"Yu Seong-ssi aku sudah mengatur air humidifier-nya. Aku pamit dulu," pamit Dae Suk yang tanpa basa-basi pergi dari ruangan.

Sedangkan Jun Hwan masih memandang tidak suka ke arah Yu Seong.

"Jadi berapa banyak pria yang sudah kau rayu?" tanya Jun Hwan dengan nada ketus. Si wanita pengguna jantung buatan malah membalas disertai ekspresi jijik yang kental.

"Memangnya kenapa? Kau sendiri selingkuh dengan Ha Neul bukan? Aku juga punya birahi dan otak."

Entah kenapa Jun Hwan memilih untuk mengalah dan memberikan Yu Seong sebuah kotak kecil. Tanpa banyak bicara Yu Seong segera membuka kotak itu. Sebuah Nerve device ada di dalam kotak itu. Wanita pengguna jantung buatan itu kemudian mengenakan Nerve device di leher dan mengaktifkan alat itu. Beberapa layar hologram muncul di depan Yu Seong dan dengan cekatan wanita itu mengotak-atik layar hologram. Melupakan keberadaan Jun Hwan di sana. Pria itu mendengus tidak suka setelah Yu Seong hampir sepuluh menit mengabaikannya.

"Sepertinya kau suka dengan Nerve device baru sampai melupakan aku?" sindir Jun Hwan.

"Katamu kau ingin informasi tentang pembunuhan kemarin bukan? Kita akan menggunakan ini untuk meretas akun seseorang. Orang ini yang memberitahuku tentang pembunuh bayaran yang mengincar pengguna jantung buatan. Aku berusaha mendapatkan kontaknya selama ini. Karena dia orang dalam Cheongug Enterprise aku harus hati-hati. Mereka bisa melacak kita berdua. Kemungkinan terburuk kita bisa mati karena meretas akun orang ini."

"Kenapa kau baru bilang sekarang? Kita bisa menggunakan Nerve device kepolisian. Jadi kau tidak perlu khawatir dengan ancaman bodoh seperti itu."

"Percuma saja, itu tidak akan berlaku untuk kasus ini. Kemungkinan besar dalang kasus ini bukan sekedar oknum bodoh yang haus darah. Korban saja pengguna jantung buatan yang masih tahap eksperimen sama sepertiku. Kau tahu maksudku bukan? Pembunuh ini tahu persis tentang eksperimen jantung buatan. Entah karena jantung buatannya rusak atau apa, mereka perlu menghilangkan jantung buatan itu bukan? Kalau begitu pelaku sebenarnya ada di lingkaran atas riset jantung buatan," jelas Yu Seong.

"Seperti kepala riset Cheongug Enterprise, Park Ryu Jin. Berarti jajaran atas Cheongug Enterprise juga mengetahui tentang pembunuhan ini. Tapi untuk apa mereka membunuh orang-orang ini? Pasti ada sesuatu dengan jantung buatan mereka. Apalagi korban kebanyakan sudah hidup sebatang kara atau terpisah sangat jauh dari keluarga. Para korban juga berasal dari keluarga yang kurang mampu. Mereka tidak akan mungkin menggugat Cheongug Enterprise. Sepertinya kau berusaha merayu Ryu Jin karena kau ingin mendapatkan posisi yang nyaman," oceh Jun Hwan.

"Kalau kau berpikir ini seperti pundi-pundi uang, kau salah besar Jun Hwan. Ingat nyawa kita menjadi taruhannya di sini," seru Yu Seong. Meskipun demikian khayalan Jun Hwan sudah merangkak lebih jauh dari yang Yu Seong bayangkan.

"Tenang saja Yu Seong-ah. Semuanya terkendali. Kau hanya perlu mengambil informasi dari akun pria selingkuhanmu itu bukan? Kau sudah sering melakukannya dulu, aku yakin dengan kemampuanmu Yu Seong-ah," ucapan Jun Hwan justru membuat Yu Seong semakin khawatir. Sudah lama sekali ia tidak menggunakan kemampuan crack and hack yang dipelajarinya dulu. Dengan perkembangan teknologi yang cepat, semakin memperkecil peluang Yu Seong membobol akun Ryu Jin. Terlebih Cheongug Enterprise tidak akan menggunakan proteksi server murahan. Overconvidence adalah hal yang berbahaya. Tapi Yu Seong juga tidak memiliki banyak pilihan. Membantu Jun Hwan atau tidak ujungnya sama, cepat atau lambat Yu Seong akan dibunuh juga.

Jauh dalam lubuk hati Yu Seong, wanita itu ingin tetap hidup. Tapi melihat kematian seperti di depan mata dan dirinya sendiri membuat pemikiran wanita itu berubah. Apa yang akan terjadi setelah kematian Yu Seong? Apakah ia akan dilupakan seperti debu sejarah yang tidak berjejak? Dua pertanyaan itu terus terngiang-ngiang setiap kali terbangun. Dengan lingkungan yang seperti sekarang, hidup seperti manusia normal tidak akan ada artinya bagi Yu Seong. Bukan karena ia kesepian tapi karena diam-diam ia membenci manusia. Meskipun begitu Yu Seong berusaha menggenggam erat tali interaksi sosial dengan orang-orang yang ada di dekatnya.

Tapi perselingkuhan Jun Hwan membuat trauma tersendiri hingga tanpa sadar Yu Seong telah membentuk batas hubungan dan kepercayaan pada orang lain. Dae Suk yang baik dan peka terhadap situasi, Ryu Jin yang penuh misteri, atau bahkan Hye Seong kecil yang tidak bisa ia hapus dari ingatannya, adalah benang interaksi yang ia pegang erat. Tapi ia tidak mungkin mempercayai Ryu Jin. Begitupula Dae Suk yang mencurigakan sekaligus terlalu menarik perhatian Yu Seong. Hingga ia tidak berhenti bertanya, kenapa Hye Seong tidak kunjung mendapatkan jantung buatan sedangkan Dae Suk mengenali Ryu Jin. Ini justru menambahkan kemungkinan Dae Suk bekerjasama dengan Ryu Jin. Seandainya benar begitu, Dae Suk pasti akan bekerjasama untuk Hye Seong bukan? Dari semua pemikiran panjang itu, Yu Seong menyimpulkan bahwa satu-satunya yang bisa dipercaya hanyalah si kecil Hye Seong. Seseorang yang bisa mengingatnya sampai kapanpun. Tapi apa yang akan membuat Yu Seong selalu diingat oleh Hye Seong? Jawaban itu ada ketika ia berhasil mendapatkan informasi tentang jantung buatan yang menjadi objek eksperimen Cheongug Enterprise. Bagaimanapun riset ini pasti menghabiskan banyak resource dari Cheongug Enterprise dan pasti akan sangat berpengaruh di masa depan nanti.

"Nerve device ini sudah siap. Aku akan mulai meretas akun Ryu Jin," ucap Yu Seong yang tentu membuat Jun Hwan semakin semangat. Pria itu kemudian duduk di samping brankar Yu Seong dan berusaha mengintip layar-layar hologram di depan wanita itu.

Dengan cekatan Yu Seong mengoperasikan Nerve device-nya. Tapi tidak berlangsung lama tiba-tiba seluruh layar hologram di depan Yu Seong hilang. Bahkan tangan Yu Seong masih mematung di udara. Ekspresi terkejut tampak jelas di wajah wanita pengguna jantung buatan. Sedangkan pria dengan badge perak masih kebingungan dengan apa yang terjadi. Tangan Yu Seong yang tegap kemudian bergetar hebat. Tanpa sadar wanita itu menunduk, menyembunyikan wajahnya.

"Jun Hwan, lari. Kita sudah ketahuan," ucap Yu Seong dengan nada bergetar.

"Hah? Apa maksudmu?" tanya Jun Hwan berusaha memperjelas pernyataan Yu Seong.

"Kita ketahuan meretas akun Ryu Jin. Orang-orang Cheongug Enterprise pasti akan datang ke sini. Mereka berhasil melacak kita dan merusak Nerve device-ku. Kau harus pergi dari sini sebelum mereka menangkap mu," seru Yu Seong yang penuh kekhawatiran.

"Kau tidak perlu takut, aku punya surat perlindungan saksi. Mereka tidak akan berani menggang-," belum selesai ucapan Jun Hwan. Sekelompok orang berpakaian formal masuk ke dalam ruangan tempat Yu Seong dirawat. Orang-orang itu kemudian menodongkan pistol ke kepala Yu Seong dan Jun Hwan. Dengan terpaksa Yu Seong dan Jun Hwan harus mengangkat kedua tangan untuk menghindari konflik yang lebih berbahaya. Kemudian masuk seseorang pria dengan mantel abu-abu ke dalam ruangan. Pria itu kemudian bergerak mendekati Yu Seong, mencekik pangkal dagu Yu Seong sambil menarik paksa Nerve device dari leher wanita pengguna jantung buatan itu. Tak ayal Yu Seong terbatuk-batuk kesakitan.

"Apa apaan ini, kalian sudah melanggar hukum! Memiliki senjata ilegal dan menyakiti Sak-" Ucapan Jun Hwan dipotong oleh suara gelegar senapan yang melubangi kepala pria pemilik badge perak itu.

"Peduli setan. Setiap kebocoran informasi harus dilenyapkan," kata pria itu dengan nada penuh amarah. Tanpa belas kasihan pria ber mantel abu-abu itu kemudian bergerak memberi aba-aba untuk menembak mati Yu Seong. Tapi terhenti saat pria itu mendengar suara dari arah pintu ruangan.

"In Hong-ah," pria bermantel abu-abu itu menoleh ke sumber suara.

"Mau apa kau Ryu Jin," balas In Hong dengan nada sarat akan kemarahan.

"Mengamankan tikus kesayanganku."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro