In the class

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Saat pembelajaran dimulai, aku sedang memberikan materi tentang anatomi tubuh. Suatu ketika ada anak muridku yang bertanya.

"Bu, kalau misalnya tubuh seorang perokok akan jadi seperti apa?" tanya salah satu muridku. Muridku yang lain ada yang ikut menjawab. "Ya, badannya rusak lah ya bu? Harus dioperasi."

"Iya, kaya om aku bu, kata Ayah, dia dioperasi bagian kakinya."

"Sama otaknya juga gak?"

"Mantap nanti jadi otak rebus."

"Hahahaha!"

"Kakinya jadi ceker pedas manis."

"Mantap!"

"Hahahaha!"

Mereka terus saja mengoceh hal yang melenceng dari pembelajaran. Lama-lama sebal juga, karena pembelajaran teralihkan oleh pembahasan yang membuatku lapar.

"Stop! Kan ibu jadi laper. Lagian, tubuh perokok itu gak enak. Lebih enak tubuh segar kaya anak SD, kalau udah SMA juga tubuh kalian gak enak. Udah tercampur bahan-bahan kimia. Jadi bisa kita lanjutkan pembelajaran kita? Daripada ibu tambah laper." Kelas seketika menjadi tenang dan damai. Pembelajaran pun bisa dilanjutkan dengan khidmad.
.
.
.
.
.
.
.
Tak lama kemudian aku dipecat dari sekolah ini dan dapat rekomendasi untuk periksa kejiwaanku. Apa yang salah denganku? Saat pembelajaran kan aku mengatakan hal yang sesuai kenyataan. Dasar murid-murid aneh.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro