Part 3

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Apa ini yang namanya jatuh cinta?

Bel pulang sekolah tiba semua siswa keluar dari kelas dan segera meninggalkan gedung sekolah Rizkia pun telah membereskan alat tulis dan segera pergi ke parkiran sekolah tak lupa mengajak Viena sahabat satu satunya itu.

"Ayo, Na, apa harus aku tinggalin?"

" Bentar ngapa elah, liat pulpen gua ilang, Kia."

"Huft! Ya udah aku tunggu di depan kelas."

Di saat Rizkia sedang menunggu Viena, seseorang berjalan menuju Rizkia, Ilham. Ia menuju Rizkia hanya untuk bertanya di mana keberadaan Viena karna Ilham telah meminjam pulpen Viena.

"Cempreng sini lo."

"Apaan dah, ah," jawab Viena secara sarkas.

"Nih, gua balikin tu Pulpen lo, percuma lo cari ampe manapun kalau gua ga balikin, ya ga akan ketemu."

"Kok, bisa ada di lo?” tanya Viena bingung.

"Kepo, kek dora lo!” Ia meninggalkan Viena yang masih heran kenapa pulpen dia ada di tangan Ilham si mulut pedas itu.

“Ah, sudahlah memang aneh pria satu itu, tapi lumayan manis kalau dilihat dari deket, eh apa sii ngawur! Rizkia ayo pulang!”

Tanpa Viena sadari ia telah tersenyum sendiri melihat punggung Ilham yang mulai menjauh. Saat motor Pandu terparkir di markas, Ilham yang sedang melahap mie instan menoleh ke arah Rama seakan memberi kode bahwa Pandu benar-benar telah jatuh cinta kepada Rizkia.

"Makan mulu lo, Am!” sarkas Pandu.

"Serah gua lah, gua yang makan lo yang sewot, dih," jawab Ilham.

"Du, lo ga suka sama Rizkia beneran 'kan? Lo cuman main-main 'kan? Ya kali seorang Pandu suka sama cewek gitu, ya ga, Am?" tanya Rama, tetapi Pandu hanya diam tak menjawab pertanyaan Rama karna dia rasa, dia telah terjebak oleh permainannya sendiri sedangkan Ilham tak bersuara sedikit pun.

Saat sedang membicarakan hal itu Pandu mengalihkan pembicaraan seketika. "Oh iya, gimana jadi kan kita bales dendam sama The Dark?” tanya Pandu kepada Rama dan Ilham yang membuat suasana menjadi serius.

"Jadi lah, anggota kita ada yang terluka ya kali ga dibales, nyawa dibayar nyawa. Gua ga mau tau itu,” jawab Ilham dengan nada sedikit emosi .

"Gua dah siapin rencana, kok, gua serahin sama lo, Du," ujar Rama dengan bijaksana.

Saat Rizkia sedang menyiapkan buku kemudian merebahkan badannya di kasur queen size-nya itu sebuah notif dari benda pipihnya berbunyi ternyata chat dari Pandu pertama kalinya dia mendapatkan chat dari seorang pria setelah ayahnya itu.

Pandu
[Kia, lo belum tidur kan?]

Rizkia
[Belum du ada apa?]

Pandu
[Gua mau nanya, lo suka liat anak-anak lain halu, ga yang suka dibawain makanan sama pacarnya itu, Ki.]

Rizkia
[Oh iya, tau enak, ya mereka dianterin makanan]

Pandu
[Lo mau juga, Ki?]

Rizkia
[Emang kamu mau bawain aku, Du?]

Pandu
[Kagak, orang gua nanya doang hahahaha.]

Rizkia
[Ada pelawak, ya di sini.]

Pandu
[Gua rela, kok jadi pelawak asal bisa liat lo bahagia aja, ya udah lo ke bawah gua digigit nyamuk ini kalau ga ganteng lagi gimana coba?]

Rizkia
[Bentar.]

Saat Kia turun dan membukakan pintu ternyata benar pandu telah menunggunya di sana dengan membawa beberapa kantong makanan untuk Rizkia. "Nih, Ki gua bawain sate ayam, baso, sama orange juice buat lo. Maaf, ya gua ga sweet kek mereka-mereka. Makan, ya, Ki biar gemukan dikit,  gua balik dulu, Ki udah malem juga tidur yang nyenyak, anak baik, mimpiin gua kalau bisa  yang ganteng ini." Ia tertawa kecil seraya mengacak-ngacak rambut Rizkia hingga membuat pipi Rizkia blushing dan terdiam tanpa sepatah kata apapun dia hanya melihat perlakuan Pandu malam ini terhadapnya. "Dah, Kia gua balik.”

Rizkia hanya memandang punggung Pandu yang telah menghilang. Rizkia bergumam, "Gua beruntung suka sama lo, Du.”

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro

#nubargwp