💕Menembus Penerbit Mayor dengan Sinopsis yang Menarik

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Materi: Menembus Penerbit Mayor dengan Sinopsis yang Menarik
Waktu: Jumat, 5 April 2019 pk. 19.00 WIB
Tutor: RiaNBadaria
Notulis: kristinuha
Moderator: BelladonnaTossici9

💕💕💕

Kak Ria (R): Hai, teman-teman semua.... Saya Ria N Badaria. Penulis beberapa judul novel, di antaranya Fortunata, Writer vs Editor, A Shoulder to Cry On, Let Me Be With You, Forever With You, Jakarta Jingga, I Love You Dearly, dan yang terbaru Nothing Hurts Like Love. Semuanya terbit di penerbit Gramedia Pustaka Utama (GPU). Dan, beberapa novel online, seperti Remember You di Cabaca, dan Heal Me di Comico.

Moderator (M): Boleh cerita sedikit, Kak, gimana awalnya bisa menerbitkan karya di GPU?

R: Awal mula saya terbit di GPU, mungkin sama seperti penulis lainnya yang mencoba peruntungan masukin naskah ke penerbit. Sempat 2 kali dan ditolak, dan akhirnya naskah ketiga saya terbit pertama di GPU tahun 2008. Untuk bisa tembus GPU itu antara susah nggak susah sih....

Banyak yang bilang susah, ada yang bilang juga gampang. Tapi kalo menurut saya sih, masuk ke salah satu penerbit itu, sama dengan masuk ke tempat di mana naskah mendapat rumah yang cocok.

M: Gini Kak, Di tengah maraknya fenomena jutaan readers Wattpad, banyak penulis yang putus asa menembus penerbit mayor. Mungkin Kakak bisa share, apa yang GPU lihat saat menerima sebuah naskah? Karena jujur saja, kami di sini rata-rata hanya punya follower dan viewers Wattpad yang masih sedikit.

R: Untuk GPU ya.... Penuhi syarat-syarat dasar yang mereka berikan untuk penerimaan naskah, yang bisa dilihat di website mereka. Mungkin untuk naskah romance, karena saya selama ini hanya di romance, saya sarankan mengirim naskah yang feel-nya dapet, yang buat pembacanya ikut merasakan apa yang si karakter dalam cerita rasakan. Sesederhana apa pun sebuah cerita selama feel-nya sampai ke pembaca, hasilnya akan oke.

--- ♥ Pertanyaan dan Jawaban ♥ ---

1.
Tanya:
a. Saat kita kirim naskah via email, apakah urutan lampiran akan mempengaruhi?

b. Bagaimana caranya kita bisa buat sinopsis kita yang penuh intrik ini menarik editor? Apakah perlu menyisipkan quote andalan atau seperti apa?

Jawab:
a. Urutan lampiran.
1. Sinopsis
2. Naskah
Yang terpenting 2 itu, kalau penerbit minta syarat lain bisa diurutkan sesuai poin-poin yang diminta penerbit.

b. Untuk sinopsis. Sinopsis buat sebuah naskah itu, seperti proposal dari proyek yang kita tawarkan. Jadi sinopsis punya peranan penting dalam penilaian, editor bakal nafsu apa nggak baca naskah utuh kita.

Ya, kalau kamu punya Quote yang dirasa oke, dan mewakili isi dari naskah kamu, itu bisa banget untuk dimasukin dalam sinopsis. Intinya masukan apa yang ingin kamu tonjolkan dari naskah kamu dalam sinopsis. Biasanya penerbit minta sinopsis dari keseluruhan cerita, dari awal sampai ending. Itu biasanya 3-5 halaman.

Untuk sinopsis keseluruhan cerita. Bisa dimuat tokoh-tokoh sentralnya siapa aja dan penjelasan dasar tentang mereka. Konflik-konflik yang akan terjadi dalam naskah pun harus dituangkan, bagaimana klimaksnya, bagaimana penyelesaiannya.

Tapi jangan dikupas terlalu detail, beri sedikit rasa penasaran, agar yang menbaca sinopsis kita tertarik untuk membaca naskah utuhnya.

Sinopsis adalah salah satu penentu. Biasanya editor akan tertarik baca naskah utuh setelah baca sinopsis yang menarik. Tapi, bukan berarti sinopsis menarik naskahnya juga akan menarik, kan?

Sedikit bocoran ya, untuk penerbit besar yang biasa kedatangan banyak naskah, untuk dinilai layak terbit atau tidak, mereka hanya akan baca 10-20 halaman pertama naskah. Kalo itu sudah nggak menarik, mereka akan berhenti baca.

2.
Tanya:
a. Seberapa lama proses setelah naskah diterima sampai terbit, Kak?

b. Apakah GPU kasih target waktu atau berjalan tanpa batas waktu?

Jawab:
a. Ini nggak bisa dijawab pastinya berapa lama. Semua naskah punya waktu proses yang berbeda, dan banyak faktor di penerbit yang nggak bisa kita buru-buru.

b. Deadline ke penulis maksudnya ya? Selama ini sih mereka nggak kasih tenggat yang terburu-buru.

3.
Tanya:
a. Kak, aku mau nanya. Untuk mengirimkan naskah ke penerbit mayor, apa naskah yang ditulis harus mengikuti selera pembaca atau boleh dari yang punya cerita yaitu penulis sendiri asalkan ceritanya menarik?

b. Supaya tidak ada dialog untuk menulis sinopsis, apa bisa diubah menjadi narasi untuk pembicaraan antar tokoh atau poin tokoh yang dibicarakan?

Jawab:
a. Lebih tepatnya mungkin selera penerbit ya. Karena rata-rata alasan banyak naskah yang ditolak di penerbit karena mereka belum tahu naskah seperti apa yang dibutuhkan penerbit itu. Ditolak bukan berarti naskahnya jelek, hanya belum pas dengan naskah yang dicari penerbit tersebut.

b. Biasanya dalam sinopsis lebih banyak narasi ya, jika pun ada dialog, mungkin hanya sebaris kalimat saja. Itu pun kalimat yang benar-benar relate sama naskahnya, yang mewakili semua kata yang ingin ditonjolkan si karakter dalam naskah.

4.
Tanya:
Saya masih penasaran dengan 20 halaman pertama. Apa saja yang harus ada agar editor tertarik saat membaca bab awal Kak?

Jawab:
Penggambaran karakter yang kuat.

Pengenalan konflik yang menyambungkan karakter dalam naskah.

Kasih narasi yang kena banget. Bisa narasi tentang pergulatan batin si karakter dan lainnya.

Contoh paragraf pembuka:

"Cinta itu rasa yang seharusnya diperlakukan layaknya barang rongsokan yang mesti dibuang alih-alih disimpan dan dipertahankan. Sayangnya manusia merupakan spesies yang ternyata bodoh. Mereka mengagungkan cinta layaknya cinta adalah segalanya dalam hidup mereka. Meski mereka menangis dan dibuat menderita bahkan nyaris dibinasakan oleh rasa itu, mereka tetap mempertahankannya."
(Jakarta Jingga)

Sinopsis itu seperti bungkus makanan. Semakin menarik bungkusnya semakin tertarik kita membuka bungkusnya dan melihat apa isinya.

Jadi usahakan buat sinopsis semenarik mungkin, sinopsis yang menggambarkan cerita yang ingin kita sampaikan. Tapi jangan lupa, sinopsis memang penting, tapi lebih penting lagi naskah utuhnya. Kalau sinopsis lebih bagus dari naskah aslinya, tandanya kalian kasih jebakan Batman buat yang baca.

5.
Tanya:
Kak, dari contoh paragraf pembuka yang kakak kasih, aku sampe terbengong ketika membacanya. Itu quotable banget. Tapi seringnya dalam menulis cerita, aku selalu berpikir "aku nggak ngomong seperti ini dalam kehidupan sehari-hari". Jadi aku selalu menulis dengan kalimat yang sederhana, apalagi untuk dialog. Karena aku berpikir itulah cerminan kehidupan nyata. Apa pola pikirku ini salah? Dan akibatnya aku jadi gak punya kalimat quote dari karyaku.

Jawab:
Nggak.... Semua penulis punya ciri khas masing-masing tentunya. Ada yang suka pakai kata-kata puitis, ada yang pakai kata-kata sederhana. Selama itu relate sama cerita kita, pakai gaya bahasa yang semestinya. Misal kalo karakter kita anak sekolah, nggak mungkin dong perkacapannya pakai bahasa baku. Begitupun sebaliknya. Dikondisikan saja.

Untuk quote, nanti akan ada.. saat kamu meresapi apa yang mungkin dirasakan karakter-karakter dalam naskah. Dengan sendirinya, apa yang mau mereka bilang akan jadi kata-kata yang menginspirasi pembaca, walaupun hanya kata-kata sederhana. Saya juga ada satu quote yang sering dibahas pembaca, dan itu seriusan kalimat sederhana.

Contoh:
"Jangan berubah terlalu banyak demi seseorang. Kalau orang itu tulus cinta sama lu, dia akan menerima lu apa adanya, bukan menerima lu setelah lu berubah."
(Forever with You)

6.
Tanya:
Dari pengalaman Kakak dalam menulis sinopsis, apakah lebih baik penulis menulisnya sesuai dengan gaya menulis di naskah (sesuai genre) atau tulis saja pakai kalimat sederhana/nggak perlu dicocok-cocokin dengan gaya menulis di naskah?

Terus, di awal sinopsis itu, lebih baik kita menjelaskan karakter atau langsung menjelaskan konflik, Kak?

Jawab:
Karena sinopsis itu ada bagian dari naskah, cerminan naskah yang ingin kita perkenalkan, menurut saya seharusnya gaya bahasanya 11-12 aja ya dengan naskah. Tapi, buat perbedaan, karena dalam sinopsis kita lebih banyak bercerita.

Bisa diawali dengan apa saja, dengan paragraf yang merupakan bagian dari naskah kita juga boleh, nggak selalu harus dimulai dengan pengenalan tokoh.

7.
Tanya:
Ada trik nggak untuk nulis sinopsis yg mengalir? Dulu aku pernah bikin sinopsis, dan dikomentari kalau yang kutulis itu lebih mirip dengan plot.

Jawab:
Sinopsis tidak perlu bertele-tele. Ceritakan semua yang ingin kamu sampaikan dalam naskah (ini untuk sinopsis keseluruhan). Yang penting tonjolkan bagian-bagian menarik yang akan terjadi dalam naskah. Karena itu akan menarik orang yang membaca sinopsis kita untuk mencari tahu cerita keseluruhannya.

Karena sinopsis yang aku punya untuk naskah-naskah keseluruhan mengandung spoiler, jadi agak susah aku kasih contohnya. Mungkin bisa dibuat jangan terlalu sistematis.

Contoh:
"Aku takut berubah menjadi orang dungu jika pergi darimu karena kehidupanku hanya seputar dirimu. Kamu orang yang pertama kali kuingat saat membuka mataku di pagi hari, dan kamu orang terakhir yang aku pikirkan sebelum tertelap di malam hari."
(Nothing Hurts Like Love)

Memasukkan kalimat seperti itu sebagai pembuka sinopsis juga bisa lho. Nanti setelahnya baru dijabarkan konflik dan tokoh yang terlibat.

Dengan penggalan seperti kalimat di atas, pembaca sudah mulai bisa nebak ini konflik tentang apa.

💕💕💕

Pesan dan Kesan:
Untuk kalian yang kesulitan dalam membuat sinopsis yang menarik. Saran saya perhatikan semua detail dalam naskah kalian, pikirkan di mana letak kekuatan cerita kalian, yang bisa kalian pamerkan pada calon pembaca. Setelah ketemu tuangkan semuanya dalam sinopsis, pasti hasilnya bakal oke. Tapi jangan terpaku ke sinopsis aja ya, karena sinopsis yang bagus tanpa didukung naskah yang bagus hasilnya ya nggak akan maksimal.
Semangat selalu nulisnya ya. Ingat, cerita sederhana bisa jadi luar biasa kalau ditulis dengan rasa.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro