💋 Romance Dewasa

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Materi: ROMANCE DEWASA
Waktu: Sabtu, 15 Februari 2019 pk. 19.00 WIB
Tutor: Bang Ino ChristianSimamora
Notulis: kristinuha
Moderator: Nurmoyz

💕💕💕

Halooo! Nama saya Christian Simamora. Kayak kriminal pada umumnya, saya punya banyak nama alias. Chris, Tian, Ino, tapi belakangan seringnya dipanggil Abang. 😄 I'm a full-time writer and part-time editor. And avid romance reader.

--- ♥ Pertanyaan dan Jawaban ♥ ---

1. Sampai sedetil apa adegan ciuman dan berhubungan badan bisa dijabarkan dalam novel dewasa?

Jawab: Tanpa bermaksud terdengar defensif, semua orang punya opini sendiri tentang mana yang seksi dan mana yang nggak. Ada yang nyaman dengan istilah 'penis' dalam novel, ada yang lebih suka 'kejantanan.' Ada yang merasa subgenre saudara tiri itu tabu, ada yang menganggapnya seksi. Ada yang menyukai adegan eksplisit, ada yang nggak. Serius, ada beragam jenis novel dewasa di luar sana. Ketimbang berpikir cara spesifik untuk menulis adegan seksi dalam novel dewasa, lebih baik menuliskannya berdasarkan seleramu dulu. Percaya deh, novel yang baik akan menemukan pembacanya sendiri. Ditambah lagi, kalo kamu menulis dengan gaya yang kamu nggak terbiasa menggunakannya, sedikit-banyak akan terlihat dalam novelmu.

2. Di novel Bang Ino saya lihat ada tulisan 21+. Novel seperti apa yang diberi kategori umur itu?

Jawab: That is purely technical. Penerbit diberi instruksi dari Gramedia dua tahun lalu tentang label pada barcode. Yang tidak cocok dibaca remaja wajib dilabeli 17+ dan 21+.

3. Romance dewasa itu ciri detailnya gimana?

Jawab: Romance secara general memiliki empat elemen penting: tone, style, setting, dan sensuality. Ketika memilih subgenre yang menarik untuk ditulis, kamu butuh menyesuaikan keempat elemen itu dengan cerita. Kembali ke kasus romance dewasa, pembaca bisa tertawa saat membaca ketika tone cerita dibuat lucu dan sensuality dibawa ke arah fun. Sebaliknya, pembaca bisa dibuat tegang ketika tone dan style disesuaikan ke arah penulisan thriller. Dan sebagainya.

✏ Jadi menyesuaikan dengan subgenrenya, ya Bang?

Betul sekali. apalagi kalo penulisnya kepengen karyanya jadi niche atau spesifik untuk kategori pembaca tertentu (misalnya, western romance, historical romance, dsb). Pengaturan kadar menentukan keberhasilan karya itu sendiri, at least berdasarkan subgenre yang dia masuki.

✏ Ada style khusus untuk romance dewasa gak, Bang?

Nah itu dia. Kayaknya kalian berpikir kalo ada rumusan sendiri tentang novel dewasa. Padahal nggak jauh berbeda kok. Bayangin kayak masak Indomie deh. Kalo cabenya dibanyakin, jadi pedes. Kalo kepikiran nambahin susu, jadi macam carbonara Indomie sendiri ya kayak genre romance. Cara masaknya yang menentukan ceritamu akan masuk subgenre mana.

4. Apa bedanya romance biasa sama romance dewasa? Apakah yang membedakan hanya adegan skinship atau pemikiran para tokoh juga berbeda?

Jawab: Penjelasan idem dengan yang sebelumnya. Perbedaan jelas terletak pada pengaturan kadar tone dan sensuality. Skinship adalah bagian dari elemen sensuality, berhubungan erat dengan chemistry antartokoh utama.

5. Penulis romance 21+ seringkali dicap cabul bahkan porno. Bagaimana agar kita tidak jatuh ke dalam ranah pornografi saat menuliskan adegan seksual?

Jawab‬: Ketika memutuskan untuk masuk ke ranah novel dewasa, anggapan miring seperti ini tidak akan bisa dihindari--bagaimanapun caranya. Tapi kalo kamu khawatir dengan pandangan negatif dari keluarga dan orang-orang sekitar, Abang mengusulkan penggunaan nama samaran. Abang cuma bisa menyarankan untuk mempertimbangkan penggunaan nama asli saat menulis di genre ini. Kalo kamu cukup pede dan berani, silakan. Makanya, pertimbangkan faktor itu dari awal. Biar produktivitas menulis kalian nggak keganggu karena begini doang. Aku khawatir, ketakutan akan di-slut shaming bakal bikin produktivitas keganggu. Dan inget aja, Nora Roberts aja punya nama pena lain. jadi jangan merasa kalian bukan penulis sejati hanya karena memilih untuk menyamar.

✏ Nah biar tulisan kita gak jadi porn gimana tuh Bang?

Seperti penjelasan nomor satu, porn itu lebih ke opini, nggak ada standar pastinya. Abang pernah ketemu editor yang ngerasa tongue kiss aja udah PORNO. Dan dulu, waktu kerja jadi editor, salah satu novel pernah ditarik dari toko buku karena menggunakan kiasan bunga mawar untuk bibir. Makanya, penting buat tahu penerbit dan editor yang akan bekerja sama dengan kalian. karena bisa jadi ada ketidaksesuaian opini soal beginian.

6. Bagaimana dengan kritikan masyarakat yang menganggap penulis romance 21+ sedikit banyak mengajarkan seks bebas pada masyarakat?

Jawab: Nggak ada yang berhak menyalahkan Agatha Christie dan S. Mara Gd sebagai pemicu pikiran kriminal karena novel-novel yang mereka tulis. Dengan analogi yang sama, novel dewasa menyasar target pembaca juga. Pembaca ini punya kompetensi untuk memilah mana yang bisa ditiru mana yang tidak. Itu adalah tanggung jawab mereka sepenuhnya.

7. Racikan Bang Ino untuk menciptakan ketegangan dan antisipasi antartokoh gmn? Apa aja yg harus ada?

Jawab: I write romantic-comedy style for years. Ketegangan dan antisipasi dibangun sejak awal, melalui dialog dan interaksi antartokoh.

8. Seperti apa sih romance dewasa yang porsi skinship-nya pas? Apa ada porsi atau batasan khusus?

Jawab‬: Ini perkara rasa. Ibarat koki, hanya kamu yang tahu apakah bumbu-bumbu di dalam cerita sudah pas atau malah too much/too little. Butuh latihan dan pengalaman menulis bertahun-tahun untuk menciptakan kepekaan saat menulis.

9. Apakah romance dewasa sama dengan erotika?

Jawab: Romance, baik untuk remaja dan dewasa, menggunakan elemen dan motivasi roman sebagai penggerak cerita. Sedangkan erotika menggunakan elemen dan motivasi seksual sebagai penggerak cerita. Misalnya, romance: cowok di-blackmail buat jadi pacar pura-pura dengan imbalan nyimpen rahasia. Erotika: cowok di-blackmail jadi partner seksnya. Motivasi menentukan masuk ranah mana.

10. Apakah Romance Dewasa punya kata-kata yang "haram" digunakan selama kita menceritakan kedekatan antartokoh?

Jawab‬: Haram nggaknya tergantung genre cerita. Penis dan vagina, misalnya, tak akan ditemukan di novel historical romance karena baru dipakai di era medis modern. Sekali lagi, kepekaan penulis penting untuk hal-hal seperti ini supaya nggak salah langkah.

11. Sejauh apa adegan dewasa yang bisa dieksplorasi dalam Romance Dewasa?

Jawab‬: Selagi adegan seksi merupakan media untuk mendekatkan pasangan di dalam cerita, kamu ada di jalur yang benar. Kalo kamu lebih expert, kamu bisa menggunakan adegan itu untuk memperlihatkan luka batin, atau rahasia terdalam karakter. Karena prinsipnya, saat sedang intim dengan seseorang, kamu sebenarnya berada di situasi paling rapuh dalam hidupmu. You're naked, feel vulnerable, and that can leads to something good or bad. Gunakan itu untuk membuat adegan seksi lebih bermakna.

12. Di novel Bang Ino seringkali menyebutkan alat kelamin atau payudara secara gamblang. Apakah itu nggak papa atau sebaiknya pakai bahasa kiasan?

Jawab‬: I use both styles. Tak ada teori resmi tentang ini. Gunakan sensitivitasmu sebagai penulis saat merancang adegan seksi dalam novelmu.

13. Bagaimana cara penggambaran tokoh yang baik untuk novel dewasa?

Jawab‬: Prinsipnya sama saja dengan novel biasa. Just make him/her memorable.

14. Biasanya konflik seperti apa yang menarik minat para pembaca roman dewasa?

Jawab: Saran Abang: jangan takut dengan klise. Tema-tema yang sudah sering digunakan (sebut saja: sahabat jadi cinta, bos dan bawahan, perjodohan) bisa terasa fun dan berbeda kalo kamu tahu cara mengolahnya. Siapkan plot ceritamu dengan baik.

15. Bagaimana menyampaikan feel saat adegan seks sehingga pembaca merasakan emosi tokoh dalam cerita dan bukannya menjadi adegan disgusting?

Jawab: Entah ini benar atau perasaan Abang aja, dari pertanyaan yang dikirim ini, terasa sekali ketakutan dan kekhawatiran kalian mencoba menulis novel dewasa. Abang nggak bisa menyamakan pengalaman dengan kalian karena perbedaan gender kita. Budaya dan moralitas membuat penulis laki-laki (me) lebih nyaman berkarya tentang seksualitas ketimbang perempuan. Slut-shaming juga tentu lebih ngefek ke kalian ketimbang ke Abang (plus, I have tendency to not give a f*ck). But do you know, writing and reading romance are both feminist movement. Bukti paling tak terbantahkan adalah pergeseran plot karakter perempuan begitu helpless dan butuh diselamatkan, jadi sosok independen dan nggak melulu harus menikah sebagai happy ending novel (chicklit lahir di era ini).

✏ Ada kah pesan pesan buat kami bang ino. Biar nggak takut lagi nulis genre ini?

Jawab: Ketimbang memberatkan diri dengan keraguan dan kekhawatiran, awali proyekmu dengan misi: menciptakan novel yang ingin kamu baca. Suka novel remaja, tulis novel remaja. Suka novel seksi, kenapa nggak nulis novel kayak gitu. Anything. In the end, mau nulis untuk genre apa pun, pasti akan ada yang nggak suka. So why bothers?

Pesan dari Bang Ino:
Menulis aja! Seneng bisa membantu. semoga abis ini kalian produktif yaaaa (AWAS KALO NGGAK!).

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro