Line 12 | Full of Yourself

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

.
.
.

Line 12
Full of Yourself

.
.
.

Tempat pertama yang Raven tuju adalah sebuah bar yang ia pernah datangi beberapa kali saat mengunjungi kota ini. Beberapa pengembara dan pemburu seperti dirinya datang dan saling bertukar informasi seperti pertukaran barang penting.

Raven memilih tempat duduk secara acak. Ia menduduki satu-satunya kursi kosong yang ada di meja bernomor 13. Angka sial memang, tetapi Raven tak pernah percaya akan hal itu. Ada tiga orang pria yang duduk melingkar. Tak perlu ada kata 'permisi' karena itu sudah menjadi kebiasaan pengunjung lainnya.

"Berita apa yang kau inginkan, bocah?" tanya salah satu pria di sana. Bau anggur merah tercium saat pria itu membuka mulutnya. Ketiga pasang mata tertuju padanya dan obrolan secara spontan terhenti.

"Beberapa buronan dengan harga tinggi yang ada di sekitar sini," jawab Raven tanpa basa-basi.

"Oh, kau cukup berani juga, ya? Bagaimana dengan ini, aku dengar ada yang melihat salah satu anggota Funny Domino di dekat pelabuhan. Sepertinya kelompok itu memesan beberapa senjata dari luar pulau." Pria dengan penutup mata berwarna merah hati itulah yang pertama menjawab.

Raven terdiam untuk berpikir. Nominal kepala tiap anggota Funny Dominos memang cukup besar, tapi mereka selalu bergerak secara berkelompok. Ada juga rumor yang mengatakan jika anggota kelompok sudah menjadi bagian keluarga. Jika Raven membunuh salah satu dari mereka, nyawanya bisa ikut terancam.

Raven menggeleng. "Mungkin aku akan mengincar kelompok kecil atau yang bergerak sendirian saja."

Pria lain yang memiliki jenggot lebat tertawa lebar seraya mengejek Raven. "Ternyata kau tak seberani yang aku kira, bocah!"

Raven menghela napas panjang. Jika membunuh salah satu anggota Funny Dominos akan membuat nyawanya terancam, maka Raven akan memilih untuk membunuh seluruh anggotanya. Dengan itu Raven bisa tidur dengan tenang tanpa khawatir nyawanya akan terancam.

Ah, mungkin ia juga bisa tidur di atas tumpukan uang. Namun harapannya pupus saat ia mengingat sesosok manusia yang ikut bersama dengannya. Raven bertambah kesal saat ia membayangkan senyum tanpa dosa Sophia.

.
.
.

Beri dukungan untuk aku, dong! Terima kasih 😊

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro