Seminar Online III

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Meracik Tulisan dari Riset & Studi Kasus
By: Wahyu Indah

Perkenalkan nama saya Wahyu Indah. Biasanya dipanggil Indah. saat ini pekerjaan saya penulis naskah skenario. Tapi saya juga menulis buku dan ngeblog juga.

bisa mampir di blog saya ya di www.wahyuindah.com 🙏

Saya sebenarnya penulis fiksi dan suka dengan dunia fiksi. Tapi saya juga non fiksi karena tantangannya beda. Karena itu saya menjalankan blog yang berisi artikel non fiksi dan buku penunjang pelajaran. 😊🙏

Baik, tema yang saya ambil malam ini adalah tentang bagaimana meracik tulisan melalui riset dan studi kasus.

Ini penting karena riset dan studi kasus adalah nyawanya tulisan. sementara gaya bahasa tulisan kita adalah polesan yang mempertegas pesan yang ingin kita sampaikan. 💖

Sebelumnya ada yang tahu gak sih apa itu riset dan studi kasus?

Saya artikan menurut bahasa saya ya. agar lebih mudah dimengerti.

A. Riset

Artinya penelitian, pengamatan, peninjauan secara langsung terhadap obyek yang akan kita tulis. Misal kita ingin mengupas soal Corona. Maka kita perlu tahu apa sih corona itu, bagaimana pencegahannya, bagaimana sikap pemerintah dan masyarakat, berita apa yang terjadi hari ini tentang si Corona dan apakah di daerah kita aman. semuanya kita amati, kita lihat, kita kumpulkan semua data.

Contoh lain jangan nyangkut penyakit deh. kita misalkan saja staycation di villa. Liburan ceritanya. Riset yang kita perlukan adalah datang ke lokasi, melihat sendiri bentuk vilanya. merasakan sendiri kenyaman menginap di sana, dll. Jangan lupa foto atau video untuk melengkapi data. Itulah riset. All about what we see and we feel.

B. Studi Kasus

Adalah masalah yang kita hadapi ketika kita sedang melakukan riset. Misal di staycation tadi.

Tiba tiba tidak ada makanan di tempat. Atau tempat tidur yang disediakan ternyata kurang, apa yang terjadi, bagaimana kita mengatasinya. Semua on the spot. Harus main otak dan tenaga kita untuk mengatasi apa yang terjadi dengan riset kita. Apakah dampaknya buruk atau baik. Kita bisa menyimpulkan di sini.

Nah pertanyaannya. bagaimana kita meracik tulisan dari riset dan studi kasus ini? ada 5 hal yang bisa kita lakukan dan harus.

1️⃣ perluas wawasan. Dengan memperluas kunjungan ke tempat baru, mencicipi makanan baru, melakukan hal baru yang membuat wawasan kita bertambah. Tujuannya untuk memperkaya pembendaharaan kita. Biar gak kuper gitu loh. Hehe

2️⃣ Perdalam informasi mengenai sumber yang ingin kita tulis. Jadi kalau kita ingin menulis tentang liburan misalnya. Maka tonjolkan detailnya, tempatnya di mana, alamatnya, fasilitas yang didapat, bisa tidak diakses di media sosial. dll
Ingat! Tonjolkan detail.

3️⃣ Cari referensi yang terkait. Misal tempat liburan tadi.
Kalau saya membahas vila, maka saya harus tahu perbedaan apa yang menjadikan villa itu layak dikunjungi, bagaimana pendapat penduduk setempat mengenai keberadaan villa dan referensi lainnya.

4️⃣ Kumpulkan bahan. Bisa data tertulis, gambar, foto, video dan apapun yang berhubungan dengan objek yang ingin kita tulis.

5️⃣ Cermati semuanya dan mulainya menulis dengan gaya bahasa kita.

***

List pertanyaan:

1. Apakah itu artinya menulis adalah pekerjaan yang mahal?Apakah menulis adalah pekerjaan yang mahal?

Apakah menulis adalah pekerjaan yang mahal?

Dilihat dari sudut pandang mana dulu ini?

Kalau dari apa yang mau kita tulis, jawabanya tidak. Kita bisa menulis apa saja yang kita lihat, tak perlu biaya. Karena ide itu bertebaran di mana-mana. Saya mencontohkan villa bukan berarti harus teman teman harus menulis tentang villa. Dan perlu diketahui kalau saya ke villa itu tidak bayar, malah dibayar. Kenapa bisa begitu? Karena penulis yang sudah terbukti bagus akan dihargai.

Jadi kalau penulis dipandang sebagai mahal itu adalah kualitasnya. Jika teman teman sudah bisa menulis dengan baik, teman-teman akan dipandang dan dihargai. Makanya menulis itu bisa jadi pekerjaan. karena yang dilihat adalah kualitasnya. Semakin matang tulisannya, semakin tinggi harganya.

2. Gimana kalo kita ingin menulis hal spesifik yang hanya bisa dilihat langsung, sementara duit gak punya, gak bisa langsung ke lokasi. Tapi wajib lihat langsung. Gimana donk?

Dilihat dulu kebutuhannya untuk apa. Kalau kita harus datang ke lokasi sementara duit gak ada, lihat dulu tujuan menulis untuk apa. Kalau menulis skripsi, ya harus tetap dilakukan dong. Kalau gak ya kita gak lulus. Begitu juga kalau tujuannya untuk lomba. Namanya bagian dari perjuangan itu. Jangan mikirin menang kalah dulu, kalau belum apa-apa kita gak mau berjuang.

Kalau tujuannya untuk mengisi waktu saja ya gak usah cari tempat yang berbayar. Cari aja yang gratis. Misal menulis tentang kebun teh di dekat rumah atau menulis suasana desa ketika liburan di rumah nenek misalnya.

Intinya menulis itu gak mahal. Kita yang menjadikannya mahal dengan kualitas yang kita berikan pada tulisan kita.


3. Apakah menyematkan gambar sebagai penunjang diperlukan? Maksudnya, gambar tersebut disertakan ke dalam cerita agar lebih mudah untuk membayangkannya?

Pertanyaan nomor 3 berarti sudah terjawab ya. Kalau gambar diperlukan untuk melengkapi cerita. Karena ini artikel, jadi butuh bahan fakta. Bukan novel yang bisa diimajinasikan. 😊

4. Kalau semisal itu masih ditemukan di kehidupan sehari-hari, tapi kalau untuk riset yang tidak bisa dijangkau. Contoh: kita mau ngejelasin tentang kingdom, kerajaan dengan setting cerita di China. Nah, kan gak mungkin nekat terbang kesana, pasti alternatif ya mencari sumber di internet, begitu kak. Apakah itu harus benar-benar valid, atau perlu ada narasumber dari China-nya sendiri setelah itu dianggap risetnya valid dan boleh dimasukkan dalam cerita?🙏🏻

Kalau untuk penulisan artikel berarti harus benar benar valid. Bisa juga disertakan narasumber untuk memperkuat cerita. Apalagi soal kingdom yang pastinya ada dalam sejarah, kita gak boleh salah.

Tetapi kalau untuk tulisan fiksi seperti menulis novel, tidak perlu sedetail itu. Yang penting kita tahu garis besarnya. Sisanya silahkan berimajinasi. Namanya juga fiksi. Asalkan diberikan keterangan kalau cerita aslinya begini. Biar ahli sejarah gak marah.

5. Alih-alih pergi dan melakukan survey langsung, gimana cara efisien mencari bahan survey untuk pemula donk.

Bahan survey bergantung dari apa yang mau kita tulis. Misal simpel aja. Kita mau mengulas tentang sabun mandi. Cari saja bahan di sekitar yang mudah kita temui

Pikiran riset bukan berarti harus pergi, sayang.

Kita bisa loh riset sabun kodok yang biasanya dibuat cuci piring di rumah misalnya. Kenapa namanya sabun kodok, kok keras, bahannya dari apa sih? Nah itu sudah jadi riset, tuh. Cari deh sumbernya di internet, atau nanya ke orang tua yang tahu sejarahnya sabun kodok. Nggak perlu keluar rumah, kan?

Bisa loh menulis tentang liburan di desa. Ceritakan apapun tentang pemandangan di desa. Nggak harus villa, kan. 😊

6. Tapi kalau semisal risetnya nggak pure ke lapangan tapi hasil browsing di google, apakah diperbolehkan?

Boleh. Tapi alangkah baiknya kalau ditambahi riset sendiri. Karena info di internet juga harus dilihat sumbernya. Tidak semuanya valid. Ini namanya studi kasus.

Misal kita mau bahas soal lidah buaya. Di internet ada yang bilang bisa buat perawatan wajah sama rambut. Tapi ada yang bilang buat ngilangin bekas luka. Nah kamu bisa buktikan sendiri dengan mengoleskan lidah buaya ke bekas luka kamu. Praktek itu difoto, disertakan di tulisan. Dan kamu bisa menyimpulkan berdasarkan apa yang kamu lihat.

7. Apakah bisa kalo kita riset tentang tempat wisata tapi kita tidak pernah ke sana hanya melalui perantara misal saudara?

Boleh. Bisa juga jadi bahan tulisan. Tapi cari referensi yang benar benar valid. Misal mau pergi ke London. Kumpulkan semua info tentang London, lalu kamu rangkum. Habis itu tulis ulang pakai bahasa sendiri,  ditambah keterangan dari saudara. 😊

***

Artikel itu menulis fakta, jadi bukan karangan. Beda dengan fiksi yang mewajibkan mengarang dan berkhayal. Inilah enaknya menulis artikel. Bahannya sudah ada. Tinggal bagaimana kita mengulasnya dalam bentuk tulisan.

Jangan membayangkan riset sebagai kegiatan yang selalu mengeluarkan uang, ya. Bukan.

Riset tidak harus masalah duit kok. Tapi riset itu mengupas habis tentang apa yang ingin kita tulis.

Cari saja bahan yang ada di sekitar kita. Tidak harus benda. Misal soal cuaca. Kenapa panas padahal musim hujan?

Cari referensinya di internet. Pantau berita tentang cuaca di daerahmu. Itu riset kan dan kita tidak mengeluarkan uang untuk melakukannya.

Sementara studi kasus adalah kejadian tak terduga yang terjadi ketika kita melakukan riset. Jadi kita bisa menyimpulkan apa yang terjadi.

Bahasanya bisa ditangkap, kan?

Intinya cara memulai survey untuk pemula adalah amati sekitar, cari bahan yang dipilih untuk jadi bahan tulisan. Misal sabun mandi, lalu cari info apapun yang berkaitan dengan bahan tersebut. Kumpulkan bahan dan tulis deh.

Mudah bukan?

☁️☁️☁️☁️☁️☁️
Kampus AWAN

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro