Seminar Online IV - Part 1

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Tips Menulis Cerita Horor
By: Ahmad Rusdy

Selamat malam teman-teman Kampus Awan. Perkenalkan nama saya, Rusdy. Asal Bandar Lampung.

Senang bisa mendapatkan kesempatan berbagi tips menulis horor di Kampus Awan. Tapi, saya pun sebenarnya masih belajar dalam menulis fiksi horor. Jadi, jika nanti ada yang ingin menambahkan materi yang saya berikan, silakan, jangan sungkan.

Di era boomingnya novel kriminal dan thriller-yang sangat dikomersialkan-seperti sekarang, (mungkin) menjadikan novel-novel horor seperti tidak hits lagi. Memang, Stephen King pernah menjadi penulis buku terlaris di dunia, dan di tahun 90-an, semua anak-anak di Amerika melahap buku-buku Goosebumps. Tapi itu semua hal-hal yang terjadi di masa lalu.

Lalu, bagaimana dengan sekarang? Tentu saja genre horor tidak benar-benar mati. Novel horor itu seperti musik rock, ada penggemar fanatik dari genre ini. Jadi, jika Anda berharap untuk menjadi the next Stephen King, impian Anda masih bisa terwujud!

Dan langkah pertama adalah, belajar bagaimana menulis cerita horor.

Saya akan memberikan lima tips, yang semoga saja bisa membantu teman-teman yang ingin menulis fiksi horor.

Berikut tips-tipsnya:

1. Cari ketakutan yang dekat dengan masyarakat.

Bagian terpenting dari setiap cerita horor tentu saja akan menjadi faktor ketakutannya. Orang tidak membaca cerita horor untuk hiburan yang mudah; mereka membacanya untuk ditusuk dan diteror.

Berikut adalah beberapa elemen yang dapat Anda gunakan untuk menakuti pembaca Anda:

❤Ketakutan Naluriah

Ketakutan yang memiliki semacam dasar logis atau biologis sering kali menjadi cara paling kuat dalam mengantarkan kengerian kepada pembaca. Kegelapan, ketinggian, ular, dan laba-laba-semua ini adalah fobia yang sangat umum yang berakar pada insting. Cara ini cenderung sangat efektif untuk menakuti pembaca.

Cara ini bisa digunakan saat kita ingin membuat karakter-karakter tidak bersalah yang tidak memiliki apa-apa di dalam cerita kita, diteror: seorang pembunuh/psikopat mengurung mereka di rumah tanpa alasan yang jelas, atau mereka tiba-tiba dirampok oleh orang asing dengan pistol. Seperti yang dikatakan penulis horor Karen Woodward, "Jantung horor yang "tak berdetak" adalah pengetahuan bahwa hal-hal buruk terjadi pada orang baik."

❤Monster dan Entitas Supranatural

"Ini membentang di luar bidang logika menuju ke bidang luar biasa," kata Freud tentang konsep ini.

Kita semua tahu bahwa vampir, manusia serigala, dan hantu tidak nyata, tetapi tidak berarti makhluk-makhluk tersebut tidak dapat mengguncang pembaca sampai ke inti ketakutan mereka. Karena, hal itu adalah ketidakpastian yang bisa kita bangkitkan dan hadirkan di dalam cerita kita. Ketakutan seperti ini adalah salah satu yang paling umum diangkat dalam cerita horor, dan jika Anda memutuskan untuk menulis dalam "nada ini", kisah Anda harus cukup meyakinkan (logis).

❤ Ketegangan Sosial

Cara hebat lain menakut-nakuti orang adalah memanfaatkan ketegangan dan keprihatinan yang ada di lingkungan sosial-sebuah taktik yang lazim dalam film-film horor.

Sebagai contoh, film Get Out menyinggung gagasan rasisme yang terjadi di masyarakat Amerika modern, film The Babadook tentang kesehatan mental, dan film It Follows mengangkat tentang stigma seks bebas.

Bukan hanya di film. Ketegangan Sosial juga dapat digunakan saat kita membuat novel horor, seperti dalam novel The Lottery karya Shirley Jackson.

2. Tentukan sub-genre yang tepat
Setelah mencari ide yang dapat menakut-nakuti pembaca, sekarang carilah subgenre yang tepat untuk cerita horor Anda.

Berikut adalah subgenre popular dalam horor:

✉ Goth

Goth Horror yang diambil dari nama gothic horror muncul sebagai salah satu subgenre klasik dari dunia horor dengan sedikit selipan drama di dalamnya. Goth horror adalah sebuah genre horor yang menceritakan atau diadaptasi dari karya-karya sastra atau kisah dan mitos setempat yang menjadi misteri. Contoh novel yang bergenre goth horor adalah, Dracula karya Bram Stoker.

✉ Psychological

Salah satu subgenre horor yang memiliki ketergantungan pada ketakutan, rasa bersalah, dan juga emosi yang tidak beraturan dari sang karkater. Genre ini biasanya membubuhi unsur seramnya dengan bentuk setan atau teror supranatural yang di luar akal sehat. Contoh novel psychological horor adalah, Carrie karya Stephen King.

✉ Action

Subgenre yang satu ini mungkin jadi favorit banyak orang. Aksi-aksi melawan vampir, zombie, monster, bahkan manusia yang terinfeksi virus sebagai elemen utamanya.

Jujur saya jarang membaca/memilih novel dari subgenre ini. Tapi kalau film, kita bisa menonton film Underworld, untuk dijadikan contoh.

✉ Comedy

Horor komedi bisa dibagi menjadi dua bagian. Yaitu horor komedi orisinil, dan juga horor komedi plesetan sepeti Shawn of The Dead yang merupakan sebuah plesetan dari Dawn of The Dead atau Scary Movie yang merupakan sebuah kompilasi plesetan.

Subgenre ini bisa dibilang cukup unik karena memiliki dua unsur yang bertolak belakang dan cukup sulit mencari benang merah antara dua genre ini.

✉ Gross-out horror / Slasher

Genre ini melibatkan deskripsi gamblang tentang darah, daging, dan organ yang dicungkil untuk mengejutkan pembaca. Freddy Krugger adalah ikon genre ini.

Dan tentu saja masih banyak subgenre horor dan itu terus bertambah seiring berjalannya waktu, sebut saja romance horor, teror, dan lainnya.

Dalam memilih subgenre, dimungkinkan juga untuk menggabungkan subgenre, terutama seiring perkembangan cerita Anda. Anda mungkin mulai dengan psychological horror yang mendebarkan, kemudian beralih ke nada gothic, yang memuncak dalam teror total.

Tapi apa pun jenis kengerian yang sedang Anda buat, pastikan itu mampu menakut-nakuti diri Anda sendiri!

"Jika Anda berhasil "merayap" karena tulisan Anda sendiri, biasanya itu pertanda bagus," kata editor Harrison Demchick.

3. Buat tujuan yang jelas

Agar pembaca benar-benar senang dengan kisah horor Anda, Anda perlu membuat mereka sadar akan tujuannya. Tentukan dengan jelas masalah atau motivasi utama karakter Anda. Tujuan dan motivasi ini melibatkan:

☁Bertahan hidup

Tujuan paling mendasar dari karakter dalam cerita horor adalah untuk bertahan hidup. Namun, ada nuansa yang menyertai tujuan itu. Mungkin tujuan mereka bukan hanya untuk tetap hidup, tetapi untuk mengalahkan musuh bebuyutan mereka saat melakukannya-apakah itu orang lain, roh jahat, atau bahkan diri mereka sendiri.

☁Melindungi orang yang dicintai

Semakin banyak karakter protagonis yang harus tetap aman, semakin tinggi taruhannya. Banyak kisah mengerikan memuncak dengan ancaman kematian bukan pada karakter utama, tetapi untuk satu atau beberapa orang yang mereka cintai (seperti dalam Phantom of the Opera atau Red Dragon).

☁ Memecahkan misteri yang belum terpecahkan

Karena beberapa kisah horor bukan tentang melarikan diri dari bahaya di masa sekarang, melainkan tentang mengungkap teror masa lalu. Ini sering digunakan dalam subgenre seperti horor kosmik, yang berkaitan dengan misteri besar alam semesta (sering kali melibatkan sejarah kuno).

Sekali lagi, seperti halnya dengan subgenre, Anda selalu dapat menggabungkan berbagai jenis pasak. Misalnya, Anda mungkin memiliki karakter yang mencoba menyelesaikan beberapa pembunuhan misterius yang terjadi bertahun-tahun yang lalu, hanya untuk mengetahui bahwa dia adalah target berikutnya!

Hal utama yang perlu diingat ketika menulis cerita horor adalah, bahwa apapun yang dilakukan karakter utama untuk mencapai tujuannya harus lah sesuatu yang besar, nggak bertele-tele.

Kata penulis Chuck Wendig, tentang resep horornya yang sempurna: "pakai cara yang sederhana; tusuk dengan keras di tulang dada."

4. Hati-hati dalam menentukan PoV

Pembaca Anda harus terkait dengan karakter utama Anda, sehingga ketika sampai di bagian mengerikan, mereka merasakan jantung mereka berdetak lebih cepat. Ini dapat dicapai melalui sudut pandang orang pertama atau orang ketiga, sedangkan-dalam cerita horor-sudut pandang orang kedua jarang digunakan.

5. Dengan twist atau tanpa twist?

☁ Dengan twist

Plot twist memang sangat menarik, berkesan, dan membuat para pembaca penasaran saat membacanya. Namun, plot twist juga terkenal sulit untuk dibuat, dan sangat sulit untuk dilakukan karena Anda harus hati-hati saat menulis dan memastikan cerita Anda sulit diprediksi.

Contoh plot twist dalam penulisan horor: korban ternyata adalah pembunuhnya, karakter yang dipikir sudah mati ternyata belum.

☁ Tanpa twist

Cerita tanpa plot twist biasanya bisa kita lihat di cerita-cerita horor klasik. Pembaca akan dibawa dalam narasi-narasi dan dialog yang membawa pembaca ke kengerian, lalu diakhiri dengan pertikaian (seperti yang biasa terjadi di film slasher).

Dalam pendekatan ini, meskipun alur cerita itu sendiri mungkin tidak mengejutkan, tapi dengan eksekusi yang baik, cerita tanpa plot twist tetap bisa memberikan ketegangan dan ending yang dramatis.

Seperti itulah 5 Tips Menulis Cerita Horor yang bisa saya sampaikan.

Lalu, metode/ teknik apa yang paling cocok saat menulis cerita horor?

Temukan di part selanjutnya😉
Muehehehe

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro