Seminar Online XII

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Pembahasan Umum Dialog
Oleh: Sahlil Ge

Seperti biasanya, Kampus Awan mengadakan seminar online yang tidak hanya melibatkan anggota Kampus Awan sendiri, tetapi juga dengan non-member yang berkeinginan untuk belajar kepenulisan.

Wah, menulis pun perlu belajar? Tentu saja, kita harus mengetahui seluk beluk dalam dunia kepenulisan.

Lantas, setiap orang pasti berbeda-beda dalam hal menulis. Termasuk apa tujuan kita menulis, genre apa yang kita sukai, dan juga penulis yang kita kagumi.

Mengenai genre, kali ini kita akan membahas tentang genre Fiksi Sejarah. Wah, ada yang berminat? Atau memang sedang menggeluti bidang itu?

Kali ini, dengan sengaja kami menghadirkan penulis luar biasa yaitu Kak Sahlil Ge. Pada kenal belum? Mungkin ada yang nge-fans dengan beliau, mungkin juga ada yang belum kenal. Nah, untuk yang belum kenal, kita akan berkenalan nih dengan beliau.

----

Halo, salam kenal.
Saya bukan penulis, bukan orang luar biasa, bukan orang terkenal. Masih orang biasa yang suka cerita.

Salam kenal.

----

Nah, sudah kenalan dengan genre Fiksi Sejarah? So, let's going now!!

🗾FIKSI SEJARAH 🗾

Sebenarnya saya nggak banyak pengalaman menulis cerita yang berunsur ini. Baru beberapa kali saja dan itu pun masih perlu proses panjang. Tapi saya bisa jelaskan kurang lebihnya seperti apa. Karena Historical Fiction itu sangat menantang untuk ditulis.

Fiksi sejarah itu apa sih?

Ya ini, sebuah kategori untuk novel dan cerita yang terjadi di masa lalu (yang rentang tahunnya memang sudah lama, bukan cuma 1-2 tahun yang lalu. Bisa sewindu, dekade, lustrum, bahkan abad).

Karakter dan peristiwa dalam cerita mungkin benar-benar imajinasi/khayalan. Tetapi dunia dari kisah-kisah ini didasarkan, sedekat mungkin, dengan realitas waktu dan tempat historis tertentu. Misalnya, kalau kamu menulis novel sejarah yang terjadi di Jakarta selama tahun 1945-an, kamu bisa menghadirkan karakter yang:

- Ciptakan sebuah kisah tentang orang sejarah yang nyata pada masa itu, misalnya, Bung Karno

- Ciptakan sebuah kisah tentang peristiwa sejarah nyata, misalnya, zaman krisis orde baru.

- Atau kamu bisa buat karakter yang sepenuhnya imajiner, misalnya, seorang pelukis bernama Ahmad yang jatuh cinta pada wanita yang membeli lukisannya.

Tetapi nggak peduli mana dari pilihan ini yang mau kamu pilih, Jakarta pada 1945-an adalah Paris pada 1945-an, dan nggak ada dalam novel tersebut yang bisa bertentangan dengan fakta-fakta yang diketahui tentang hal itu. Pelukis Ahmad mungkin imajiner, tetapi dia nggak mungkin bisa membawa ponsel atau posting di Instagram karena ini zaman dulu belum ada.

Intinya kamu harus menyesuaikan keadaan di tahun 1945 itu seperti apa. Misal, pada masa itu ekonominya bagaimana, perkembangan teknologinya bagaimana, yang sedang tren apa saja, logat bicaranya bagaimana, makanan yang ada apa saja, lagu yang sedang ngetop apa saja, dan sebagainya.

Terus cara bikin fiksi sejarah itu bagaimana?

Sebelumnya ada yang harus kamu pertimbangkan sebelum mulai menulis fiksi sejarah:

- kamu suka membaca novel yang dibuat di masa lalu, misal novel lama karena bisa jadi pembelajaran situasi pada cerita. Atau tentang masa lalu.

- Kamu menikmati belajar tentang masa lalu dan membayangkan hidup di zaman sejarah lainnya.

- kamu terpesona oleh peristiwa atau periode sejarah tertentu; misalnya, kamu penggemar novel sejarah tentang Perang Sipil atau Perang Dunia, atau buku-buku sejarah lainnya.

- Kamu memiliki ide baru yang akan bekerja lebih baik dalam periode waktu sejarah. Misalnya, kamu nulis cerita tentang penjelajah yang sedang mencari benua baru, maka kamu mungkin akan memutuskan untuk menetapkannya di masa lalu.

Tapi kalau kamu:

- Males riset dan benci penelitian.

- Pengin cepet2 menyelesaikannya.

Mending nggak usah nulis fiksi sejarah!

Karena fiksi sejarah perlu kesabaran. Perlu penelitian yang serius.

Cara menulis fiksi sejarah

Ini ada beberapa panduan kalau kamu mau bikin HisFict.

- Pilih periode waktu dan tempat yang tepat dan pasti untuk cerita kamu.

(yaitu, 1938, bukan "awal abad kedua puluh" atau "beberapa tahun yang lalu"). Kamu harus menyebutkan secara pasti. Misal: Jakarta, 1945. Bandung, 1998. Paris, 1880.

- Lakukan riset dan hindari kesalahan historis apa pun.

Kalau pembacamu tahu kamu nulis cerita di tahun yang salah, mereka akan berhenti mempercayai tulisan kamu. Ya masa cerita kemerdekaan jadi tahun 1996. Salah kan?

- Ingat bahwa periode waktu dan tempat akan membentuk karakter ceritamu.

Kamu nggak lagi menulis tentang orang Indonesia zaman now dengan kostum kuno. Orang-orang di periode waktu yang berbeda memiliki sikap, kepercayaan, dan pengetahuan yang berbeda dengan orang zaman sekarang. Maka harus benar-benar riset untuk tokohmu.

- Pada saat yang sama, ingatlah bahwa karaktermu adalah individu.

Seseorang lebih dari sekedar momen historis ketika dia hidup. Setiap orang juga memiliki kisah pribadi, keanehan, kualitas buruk, kualitas baik, kekhawatiran, keinginan, rahasia ... dsb.

- Jangan menjejalkan informasi.

Kamu itu lagi nulis novel, bukan artikel ensiklopedia. Setelah kamu melakukan penelitian itu, pasti akan tergoda untuk menggunakan semua informasi yang kamu punya. Tahan godaan ini!

Gunakan hanya detail yang secara alami termasuk dalam ceritamu. Lakukan penyampaian informasi secara natural. Jangan kayak artikel Wikipedia. Ini supaya pembaca kamu benar-benar seolah melihat cerita yang terjadi di masa lalu.

---
Sesi Tanya Jawab

1. Dalam fiksi sejarah yang membuat ceritanya menarik selain ide, alur dan sejenisnya. Apakah para pembaca bisa terhipnotis dengan diksinya? Karena pengikut saya kebanyakan romance.

Coba belajar menulis menyesuaikan selera kamu. Jangan sampai disetir kemauan pembaca. Buat pembaca yang nurut sama apa yang kamu kasih ke mereka. Kamu nggak akan berkembang kalau masih nulis cerita sesuai dengan kesukaan orang saja. Ya, terserah sih. Tapi kalau kamu mau berkembang, just write what you want. Fiksi sejarah juga bisa dimasuki roman.

2. Apakah hisfic bisa digabung dengan fantasy? Bagaimana cara penggabungannya? Apakah ada tekniknya?

Bisa digabung dengan unsur apapun. Cara gabungnya ya tinggal sesuaikan dengan latar dan waktu.

3. Apakah itu berarti, meskipun namanya fiksi sejarah, tetapi tidak boleh menggunakan tokok fiksi---harus tokoh yang pernah ada dan nyata?

Kembali pada materi.

4. Kenapa di atas ditulis jangan menjejalkan informasi? Padahal hal itu biar pembaca lebih menghayati (menurutku).

Menjejalkan definisinya adalah memberikan dengan paksa. Artinya kamu sebisa mungkin menyuguhkan informasi tanpa berkesan seperti memaksa atau malah terlihat seperti ensiklopedia.

Nggak ada yang melarang informasi. Yang menjadikan pembaca menghayati bukan informasinya, tapi cara kamu menyajikan.

5. Apakah menulis sejarah sama kayak menulis artikel?

Kalau sejarah, iya. Fiksi sejarah, tidak.

6. Bagaimanakah cara menyampaikan ke pembaca bahwa informasi yang kita sampaikan supaya tidak terkesan seperti tambalan? Lebih baik berupa narasi atau dialog menurut Bang Ge? Seperti cara Abang menyampaikan masalah agama di SdP lewat tokoh Sultan ke Josh. Apakah selalu efektif dengan model dialog, Bang?

Paling aman ya di dialog. Karena itu dari perbincangan yang dibawakan oleh tokoh. Kalau di narasi malah biasanya jadi terkesan sok tahu dan seperti artikel. Kembali lagi, tergantung skill bercerita kamu dan bagaimana menyajikannya.

7. Saat pendeskripsian latar waktu atau tempat, apakah harus detil, atau boleh sebagian saja?

Terserah yang nulis. Kurang detail cerita bakal kosong. Kelebihan detail pembaca bosen.

8. Menurut yang aku baca, meskipun fiksi kalau sejarah tertulis di sana bahwa harus tokoh yang pernah ada dan hidup.

Ini saya udah jelasin banget soal tokoh/karakter.

Poin pertama artinya tentang orang yang pernah ada dan masih hidup. Sama kayak yang kamu bilang. Nggak ada bedanya. Makanya saya bilang apa kurang jelas banget. Ada 3 hal di sini. Tokoh asli, peristiwa asli, dan atau imajiner semua.

- Nah, masalahnya, di yang aku baca sepertinya menekankan bahwa tokoh imajiner itu gak boleh.

Mungkin yang kamu baca itu cara menulis buku sejarah atau memoar atau biografi.

Gimana mau jadi fiksi, kalau imajiner itu nggak boleh?

Ini diskusi tentang fiksi sejarah kan?

Silakan kamu baca novelnya Sibel Eraslan, Ernest Hemingway, Nicholas Sparks, Tasaro GK, atau Api Tauhid nya Habiburrahman El Shirazy.

Kalau nulis buku sejarah buat belajar anak SMA baru segala yang imajiner/fiksi nggak boleh.

---
Nah. Bagaimana? Udah pada ngerti, 'kan? Semoga materinya dapat dipahami dengan baik dan dapat diterapkan. Mungkin ada yang ingin mencoba menulis fiksi sejarah? Bisa kita mulai dari sekarang.

Ingat, riset dan banyaklah membaca.

Apabila ada kata-kata yang tidak berkenan atau hal hal yang membuat ketidaknyamanan kami mohon maaf.

Wassalamualaikum wr. Wb

🗾 Kampus Awan 🗾

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro