11 Usaha

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Kiew... kiew..."

Seorang Pria berambut gondrong tengah duduk sambil minum kopi di luar kafe. Ia tersenyum jahil ke arah Wanita berambut pirang.

"Kiew... kiew... Cewek godain Abang dong," godanya.

Wanita itu bukannya marah malah tertawa kecil. "Sini Bang, godain Ade saja," sahutnya.

"Hahaha....," keduanya tertawa kencang.

Sang Wanita sudah duduk manis di depan Pria itu. Paras cantik dan elegan dari pihak Wanita begitu memikat si Pria.

"Shandy... kamu ada-ada saja sih," ucap sang Wanita memukul pelan lengan si Pria gondrong.

"Hehe... gapapa dong sama pacar sendiri mah bebas," balas Shandy menyengir lebar.

Shandy Maulana. Seorang pengusaha muda yang baru saja merintis usaha kecil-kecillan. Ia membuat sebuah kafe bertemakan berbagai macam jenis es krim.

Shandy sangat bersyukur bahwa kafe bernama Frozen yang sudah berdiri kurang lebih dua tahun diminati pengunjung terutama mahasiswa/i dekat kafe ya berada.

"Ini semua berkat kerja keras dan usaha kamu yang luar biasa," ucap sang Wanita mengelus punggung kanan Shandy.

"Terima kasih, Nindy. Kamu selalu ada di sampingku di kala suka maupun duka," ujar Shandy tersenyum tulus.

Shandy mengangkat tangan sang Wanita, ia mencium punggung tangan Nindy lembut. Semburat merah tipis di kedua pipi Nindy muncul.

"Kok kamu kalau jadi romantis gini malah buat aku merinding ya," ledek Nindy tertawa kecil.

Seketika ekspresi muka Shandy berubah cemberut. Padahal tadi ia sudah berusaha semaksimal mungkin buat terlihat keren dan romantis.

"Utututu... pacar aku lucu deh kalau kaya gini," goda Nindy mencubit bibir Shandy pelan.

Shandy melepas tangan Nindy lembut dari bibirnya. Ia memasang senyum lebar.

"Siapa dulu Shandy Maulana gitu cowok paling romantis di sini!" seru Shandy percaya diri.

Nindy bertepuk tangan kecil seolah sedang menonton suatu pertunjukan. Padahal Shandy sedang tidak melakukan aksi apapun seperti dance. Memang kelakuan dan sifat sepasang kekasih ini begitu absurd, tapi saling mendukung serta melengkapi.

Sudah hampir delapan tahun mereka berpacaran. Mungkin sejak menginjak bangku SMA kala itu. Mereka menjadi pasangan idaman bagi seluruh siswa di sekolah pada zamannya.

Tiba-tiba datang seorang Pria berparas mirip bule. Hoodie kuning menjadi style pakaian ya kali ini.

"Selamat sore Bang Shandy dan Kak Nindy yang selalu cantik," sapanya.

Shandy melirik kesal ke arah Pria yang sudah berdiri tegak di sampingnya. Senyum lebar Pria itu membuat Shandy ingin muntah.

"Halo Fenly yang selalu tampan," jawab Nindy tersenyum.

"Hehe... bisa saja Kak Nindy cantik," balas Fenly tertawa kecil.

"Aduh! Kok panas ya tiba-tiba di sini. Perasaan tadi adem saja," sewot Shandy berpura-pura kegerahan.

"Hahaha... canda kali Bang. Serius amat kaya Limbad lagi bicara," ledek Fenly tertawa lepas.

Nindy ikut tertawa. Shandy menatap kesal sang pacar dan pelanggan setia kafe miliknya.

"Mau apa lo ke sini Fen? Datang-datang sudah ngajak ribut gue!" Shandy mode galak. Padahal mukanya tak seperti orang marah melainkan mirip pelawak.

"Hahaha... nggak cocok sumpah lo Bang Shandy marah-marah gitu." Fenly semakin berani meledek Fenly.

Shandy tiba-tiba berdiri tegak. Ia menatap tajam Fenly, lalu Shandy mengeluarkan jurus andalannya.

"Bang, ampun Bang hahaha... Sumpah geli hahaha..."

Ternyata Shandy sedang mengelitiki pinggang Fenly, salah satu kelemahan Fenly. Shandy dan Fenly saling kenal pertama kali saat Fenly tak sengaja berkunjung ke kafe Frozen miliknya.

Mereka pun saling berkenalan dan Fenly menjadi pelanggan setia di sini. Mungkin Shandy sudah menganggap Fenly sebagai Adik sendiri.

.....RZ....

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro