17 Kuat

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Seorang Wanita berusia 22 tahun sedang mencari pekerjaan. Sudah ketiga tempat dan ia selalu ditolak.

Rasa lelah dan capek di pagi hari menjelang siang ini tak membuat Wanita itu menyerah. Ia harus mendapatkan pekerjaan untuk membiayai kuliahnya.

"Semangat Aldina, kamu pasti bisa!" serunya kencang.

Aldina melewati toko-toko yang menjual beraneka ragam makanan serta minuman. Ia menelan ludah melihat sebuah kafe es krim yang begitu memikat.

"Enak ya siang-siang gini makan es krim kali ya," ucap Aldina mengelus tenggorokan saking hausnya.

"Oke! Kita coba ke sana!"

Aldina kembali berjalan. Tak sengaja ia menabrak seorang lelaki yang baru keluar dari kafe yang ia tuju.

"Eh, sorry ya. Gue nggak sengaja sumpah," ucap lelaki itu menyatukan kedua tangan di dada.

"Gapapa kok. Aku juga salah," balas Aldina.

Kedua netra mereka saling bertatapan selama satu menit. "Gue duluan ya. Sekali gue minta maaf," ujar lelaki itu.

Lelaki itu pergi menuju ke tempat parkiran sebelah kafe. Ia memakai helm lalu membayar uang parkir ke Abang yang muncul tiba-tiba lagi bagai setan.

"Astaga Bang! Jangan bikin saya jantungan kenapa?!" Lelaki itu kesal.

"Tiga ribu ya, Mas," ucap Abang parkir yang sudah menjulurkan tangan kanan.

Lelaki itu berdecak kesal. Ia menambah satu koin senilai 1000 rupiah.

"Nih, Bang!" Ia memberikan dengan menahan emosi. Lelaki itu langsung melajukan motor meninggalkan parkiran.

"Hahaha... lumayan buat beli rokok sebatang," ujar Abang parkiran berlalu pergi.

Sejak tadi Aldina hanya diam melihat interaksi si lelaki dan tukang parkiran. Ia sampai tertawa kecil dibuatnya.

"Yuk! Aldina kita fokus lagi dan coba melamar di kafe Frozen!"

Di rumah sakit...

Farhan sudah dibaringkan di atas brankar yang berada di luar ruang IGD. Tim medis langsung mendorong brankar ke dalam IGD.

"Suster, tolong Abang saya," ucap Fajri masih terisak.

Suster bernama Nita menahan Fajri serta Fenly untuk tidak masuk ke dalam. "Sebaiknya keluarga tunggu di luar dulu dan mengurusi administrasi pasien."

"Baik Sus." Fenly menjawab.

Fenly membawa Fajri untuk duduk di depan ruang IGD. Fajri menutupi wajah dengan kedua tangan. Kondisi Fajri cukup menyedihkan saat ini.

"Ji, lo harus kuat ya. Gue yakin pasti Farhan baik-baik saja. Lo juga jangan lupa berdoa kepada Tuhan yang Maha Esa buat kesembuhan Farhan." Fenly menguatkan.

"Iya Kak Fen, makasih banyak ya. Kalau nggak ada Kakak, Aji nggak tahu harus bagaimana lagi." Fajri tersenyum tipis. Ia menghapus jejak air mata di pipi.

Fenly mengelus bahu Fajri pelan. "Ini sudah kewajiban sebagai manusia untuk saling tolong menolong. Kak Fen pergi sebentar buat ngurusin administrasi Bang Farhan dulu ya."

"Iya Kak Fen. Aji juga di sini bakal terus berdoa demi kesembuhan Abang Farhan." Fajri sudah mulai tenang.

"Oke," sahut Fenly. Lantas ia menuju ke ruang administrasi rawat inap buat mendaftarkan Farhan.

Di ruang IGD...

Farhan sedang ditangani oleh tim medis. Sudah dilakukan pemasangan infus, oksigen, rekam dada dan jantung serta pengambilan sampel darah lengkap.

"Bagaimana tekanan darah ya Suster Nita?" tanya Dokter Ridwan.

"Tekanan darah pasien 100/70mmhg dokter," jawab Suster Nita merapikan alat tensi.

"Masih bagus. Pasien saat ini hanya tak sadarkan diri, tetapi perlu dipantau lebih lanjut setelah hasil lab ya keluar," ucap Dokter Ridwan.

"Baik dokter," jawab Suster Nita.

Setelah memeriksa Farhan, Dokter Ridwan menuju pasien lain. Suasana di IGD siang ini cukup ramai. Suster Nita juga mengambil darah pasien yang terbaring lemah di sebelah Farhan.

.....RZ.....

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro