18 Gilang

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Pria berkulit hitam dan memiliki senyum manis terbangun dari tidur nyenyak. Ia mengerjapkan mata membiaskan cahaya.

"Hoamm... nyenyak benar tidur gue," ucapnya meregangkan kedua tangan lebar.

Gilang menghempaskan selimut bergambar karakter anime Demon Slayer. Dia merupakan pecinta anime sejati atau bisa dipanggil Wibu.

(Wibu : Sebutan untuk seseorang yang tergila-gila pada anime)

"Bang! Bangun oii! Cepat turun, sarapan!" teriak Ricky di balik pintu.

"Iya Ky! Ini gue lagi kumpulin nyawa dulu!" seru Gilang kencang.

Ricky membuka pintu kamar Gilang. Ia melemparkan beberapa kacang bulat ke arah sepupunya.

"Tuh makan ngumpulin nyawa! Lama lo gue mau kuliah nih!"

Ricky menutup pintu kamar kasar. Gilang terdiam dengan mulut yang terbuka lebar berisi satu buah kacang bulat.

"Anjir!! Sialan lo Adik sepupu gak ada akhlak!" Gilang kesal.

Tetapi Gilang tetap memakan kacang itu, lalu bangkit berdiri. Dengan perasaan agak kesal ia menuju kamar mandi.

"Bangun tidur ku terus mandi, tidak lupa menggosok gigi."

Hampir satu jam lamanya Gilang berada di kamar mandi. Pintu kamar mandi terbuka menampakkan sosok Gilang yang sudah harum setelah mandi.

"Aaa... segarnya," gumam Gilang sambil mengeringkan rambut dengan handuk kecil.

Gilang memiliki kaos oblong berwarna biru doker dan celana pendek bergambar buaya hijau. Ia keluar kamar menuju ruang makan tanpa merasa bersalah sedikitpun.

"Rick! Lo di mana Rick?!" Gilang mencari keberadaan Ricky yang tak memunculkan batang hidungnya.

Tak sengaja Gilang melirik ke arah jam dinding. Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan pagi.

"Aish! Udah jam sembilan saja. Pasti si Bocah Gorila itu sudah berangkat kuliah."

Gilang pun duduk. Ia mengambil piring, lalu memilih nasi dan beberapa lauk seperti ayam goreng, sosis, telur dan sayur sop.

"Nikmat mana lagi yang kau hidangkan ini," ucap tersenyum lebar.

"Itadakimasu!" (Selamat Makan)

Pria itu makan dengan lahap sampai mulutnya penuh makanan. Belum lagi nasi menempel di pipi dan dagu.

"Aah... kenyang banget," ucap Gilang memukul perutnya pelan. Sisa-sisa makanan ia bersihkan dengan tisu.

Tubuh Gilang kurus tetapi nafsu makan ya sangatlah besar. Gilang menjaga tubuh dengan rajin olahraga termasuk dance.

"Habis ini nonton anime Demon Slayer ah," ujar Gilang. Ia merapikan meja makan, lalu mencuci piring kotor.

Di rumah sakit...

Farhan sudah dipindahkan ke ruang rawat inap sejak semalam. Fajri senantiasa menunggu di sisi sang Abang.

"Bang Han... bangun yuk. Jangan tidur mulu, Aji kangen sama Abang," ucap Fajri terisak.

Kedua mata sudah bengkak semalaman menangis. Fajri sempat tertidur sebentar, lalu terbangun saat Adzan Subuh berkumadang.

"Aji mohon... Abang cepat bangun ya. Nanti Aji janji deh bakal nurut sama Abang."

Pintu ruangan terbuka. Suster Hernita masuk membawakan makan serta obat suntik untuk Farhan.

"Selamat pagi," sapa Suster Hernita ramah. Ia tersenyum di balik masker medis.

"Hiks... Pagi Sus," balas Fajri. Ia menghapus ingus menggunakan lengan baju.

"Saya mau kasih sarapan pagi sama obat dulu ya," ujar Suster Hernita.

"Baik, Suster," jawab Fajri. Fajri berpindah tempat duduk di sofa ruangan.

Fajri tak masuk sekolah hari ini. Ia sudah meminta tolong kepada Fiki untuk izinkan ke wali kelas.

"Saya keluar dulu ya. Semoga Abang kamu cepat sadar ya," ucap Suster Hernita lembut, lalu menepuk bahu Fajri pelan.

"Aamiin. Terima kasih Suster Hernita," balas Fajri tersenyum tipis.

Setelah kepergiaan Suster Hernita, Fajri kembali duduk di sisi Farhan. Fajri sudah mulai sedikit tenang.

"Bang... Aji tinggal sarapan sama shalat Duha dulu ya," ucap Fajri.

Sosok Fajri menghilang di balik pintu. Jari-jari tangan Farhan bergerak pelan.

.....RZ.....

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro