25 Fenly

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Fenly terbangun di balik pagi yang mendung. Ia secepat kilat merapikan tempat tidur, lalu membuka gorden kamar.

Langkah kakinya langsung menuju ke kamar mandi untuk melakukan ritual pagi. Sekitar duapuluh menit, Fenly keluar dengan mengerikan rambut menggunakan handuk kecil.

"Loe memang tampan Fen," pujinya diri sendiri di depan cermin.

Fenly sudah berpakaian rapi dengan kaos oblos berwarna pink di selimuti jaket hitam, celana jeans hitam serta sepatu sneker warna putih. Ia merapikan tatanan rambut yang berwarna kecokelatan.

"Gila sih gue memang tampan dari lahir. Wajah dah mirip kaya bule-bule cuma kurang tinggi dikit lagi," ujar Fenly.

Fenly meraih ransel dan tas laptopnya. Ia pun keluar dari kamar lalu nenuruni anak tangga satu persatu.

Lagu Baby dari Justin Bieber menjadi alunan dari suara merdunya. Fenly dari kecil sudah memiliki bakat menyanyi serta pandai memainkan alat musik berupa gitar.

"Sarapan apa Ma?" tanya Fenly menciumi pipi sang Mama Venny yang sudah duduk manis di meja makan.

"Nasi goreng sama teh melati kesukaan kamu." Mama Venny menjawab. Di usianya sudah menginjak angka 5 tetapi masih terlihat cantik di wajah.

"Wah... terima kasih Mama cantik," ucap Fenly dengan tatapan berbinar.

Fenly langsung makan dengan lahap. Hanya butuh sepuluh menit semua makanan di atas piring telah habis serta cangkir teh telah kosong.

"Kenyang ya," ungkap Fenly memukul pelan perut.

"Sana kamu berangkat kuliah nanti telat loh." Mama Venny memperingati.

"Siap Ma! Kebetulan waktu kuliah Ovel mulai jam sembilan pagi. Sekarang Ovel ada satu misi yang harus diselesaikan." Fenly menjawab tegas.

"Hahaha... sok-sokan kamu pakai ada misi segala. Yaudah sana, Mama juga mau ke butik dulu lagi banyak pesanan baju," ujar Mama Venny tertawa kecil.

Fenly pun mencium punggung tangan dan kedua pipi sang Mama. Mama Venny mengelus surai Fenly penuh kasih sayang.

"Ma, Ovel berangkat dulu ya. Semangat kerja ya Mama cantik!" seru Fenly tersenyum lebar.

"Iya. Kamu juga hati-hati ya, Ovel," balas Mama Venny.

Fenly segera keluar rumah menuju bagasi mobil. Ia masuk, lalu mulai menyalakan mobil kesayangan hasil kerja kerasnya membuat cover lagu di channel Youtube.

Mobil merah Fenly keluaran merek terbaru melaju pelan meninggalkan perkarangan rumah. Mama Venny juga sudah siap berangkat diantar oleh supir pribadi.
.
.
.
.

Rena berjalan kaki menelusuri trotoar. Hari ini ia tidak berangkat menggunakan motor bebek kesayangannya.

Kemarin saat pulang kerja tiba-tiba saja motor bebek yang diberi nama Renly mogok dan sekarang jajan di bengkel langganan.

"Hmm... karena hadirmu buat ku bahagia di dekatmu jadi lebih indah," gumam Rena mengalunkan salah satu lagu boyband Indonesia yang sedang naik daun berjudul Friendzone milik UN1TY.

Rena menikmati setiap langkah kaki sampai tiba di halte bus. Ia harus berangkat lebih pagi untuk mengejar bus yang akan melewati kampus tercinta.

Setelah menunggu kurang lebih sepuluh menit, sudah tiga bus lewat tetapi penuh semua. Rena paling tidak suka keramaian apalagi berdesak-desak seperti itu.

"Huh! Andai si Renly nggak mogok. Gue udah sampai di kampus daritadi," keluhnya.

Tiba-tiba sebuah mobil mewah berhenti di halte bus Rena menunggu. Kaca mobil terbuka, nampaklah sosok Pria berparas tampan di sana.

"Hai cewek jutek," goda Fenly terkekeh kecil.

"Apa lo?! Gue lagi nggak bawa pisang!" sewot Rena memasang muka datar.

"Hahaha... gue juga lagi nggak bawa kacang nih," balas Fenly meledek.

Rena menghela napas kasar. "Kenapa pagi gue sial banget sih ketemu cowok resek kaya lo?!" sarkasnya.

Fenly hanya tersenyum tipis. Ia mempunyai hobi baru yaitu membuat si Rena terkenal cewek jutek dan dingin untuk dibuat kesal.

Sejak pertemuan di kelas dan kafe. Keduanya menjadi seperti kucing dan tikus. Ada saja bahan ledekan satu sama lain.

Kalau kata Ricky kedekatan Fenly dan Rena. "Katanya kalau jodoh tak kemana ha.. ha.. ha..."

Itu sedikit penggalan lirik lagu dari MV Baby milik UN1TY. Dan kebetulan member yang menyanyikan bagian itu mirip dengan Fenly.

"Eh, cewek jutek. Mau sampai kapan nungguin bus di sini? Lihat noh langit mau menangis." Fenly mulai memainkan rencana untuk misinya ini.

"Berisik lo kang tomat!" sarkas Rena sudah terpancing emosi.

"Yee... gue kan cuma kasih tahu saja sebagai teman kampus yang baik," ujar Fenly tak mau kalah.

Rena membuang wajah. Lebih baik ia fokus mendengarkan lagu UN1TY daripada ocehan tak jelas dari Fenly.

Dan tak lama hujan mulai turun diawali dengan gerimis kecil. Rena menatap langit penuh kekesalan.

"Tuh kan apa kata gue. Eh iya, kan nanti jam pak Patrick yang killer itu. Lo sampai telat sedetik saja bisa di coret dari daftar absen loh."

Fenly masih terus berusaha. Rena pun memikirkan perkataan Fenly yang ada benarnya walau sedikit.

"Gini saja. Daripada lo nunggu yang tak pasti mending bareng sama gue saja. Nggak bakal telat apalagi sampai kehujanan gini."

Rena masih terdiam. Hatinya cukup dilema menerima atau menolak ajakan Fenly. Ia pun menghela napas kasar.

"Oke deh! Gue bareng sama lo. Ingat jangan kegerean!" seru Rena mengambil keputusan.

Fenly menyungging senyum sangat tipis. Akhrinya ia berhasil membuat cewek jutek itu berangkat kuliah bareng dengannya.

Rena berjalan malas menuju mobil Fenly. Ia membuka pintu, lalu duduk di sebelah Fenly yang diposisi pengemudi.

"Oke! Pakai sabuk pengaman ya. Dah sini gue yang pasangin!" Fenly langsung memasangkan sabuk pengaman milik Rena.

Dan hati Rena sedikit berdebar atas perlakuan kecil Fenly. Ia segera menepis pikiran itu jauh-jauh.

Perlahan mobil merah Fenly melaju dengan kecepatan sedang menuju kampus. Suara rintikan hujan menjadi teman mereka di dalam mobil walau sunyi.

.....RZ.....

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro