28

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Jadi fix, ya. Pendek tapi lebih dari sekali seminggu. 

Untuk yang pengin panjang-panjang bacanya, kalian baca aja setiap seminggu atau sebulan sekali pas part-nya udah banyak. Oke? 😘

Anyhoe ... enjoy!

.
.
.

Nyoya Eisenheim yang baik mau menampung Arthur dan Athena. Rumahnya berseberangan dengan rumah Athena. Dia pun tadi menyaksikan bagaimana adu mulut yang terjadi di teras rumah keluarga Willis melalui kaca jendelanya. Wanita yang usianya lebih tua dari Isabel itu terlihat kurang menyukai ibu dari Athena.

"Ibumu memang sudah gila. Ingat saat dia menguncimu di luar rumah lewat tengah malam? Ya Tuhan. Apa yang dia pikirkan waktu itu Kau masih empat belas tahun!" gerutu perempuan tua tadi sambil menuangkan teh ke cangkir di hadapan Arthur dan Athena kemudian duduk di single couch berwarna merah hati.

Arthur tertegun mendengar cerita yang baru dia dengar. Dia tidak menyangka kalau Athena sudah begitu lama disakiti oleh Isabel. "That was abuse!"

Pria itu karuan geram atas perlakuan yang diterima oleh istrinya. Entah apa yang ada di kepala Isabel. Arthur bisa mengerti kalau Athena bukan anak kandungnya, tetapi dia tidak habis pikir kenapa perempuan tua itu membenci Athena habis-habisan.

"Ayolah. Kau membuatnya terdengar mengerikan. Tidak seburuk itu, Arthur. Itu salahku sendi—"

"Karena kau menyelinap keluar di malam hari? Itu bukan salahmu! Perempuan gila itu tidak memberimu makan seharian!" geram Nyonya Eisenheim dengan mata berapi-api.

Athena melemparkan senyumnya, berusaha menenangkan emosi perempuan baik hati itu. "Tapi kau menyelamatkan aku, kau memberiku ranjang yang hangat dan makanan yang enak malam itu, Lenore."

Lenore mendengus. "Apa yang ibumu pikirkan? Membiarkan putrinya membeku di malam turun salju. Jesus Christ, itu masih bulan Januari!"

"Lenore, kalau kau tidak keberatan, apakah aku dan suamiku bisa menginap di sini untuk semalam saja?" tanya Athena penuh harap. Di kotanya ini, motel yang ada sudah bobrok. Dia pikir, Arthur mana mungkin mau menginap di sana.

Mata biru Lenore langsung terbelalak. Dia langsung histeris seperti gadis yang dalam mode fangirling. "Ini suamimu, Athena? Ya ampun! Kenapa kau tidak bilang dari tadi? Aku sudah menduga-duga kalau kalian bersama, tetapi aku tidak mengira kalau Athena-ku yang manis ini sudah menikah!"

Arthur tertawa canggung saat Lenore mencubit-cubit pipinya lalu mengelus pipi yang sama. "Demi Tuhan, kau mengingatkan aku kepada suamiku."

Gadis di sebelah Arthur itu mengedarkan pandangannya. "Di mana Cara, Lenore?"

Cara adalah puteri Lenore satu-satunya. Usia gadis itu lebih tua dua tahun dari Athena. Seperti ibunya, gadis berambut merah itu suka menolong Athena saat kesulitan. Biasanya, gadis itu ada di rumah ini bersama dengan Lenore dan baru bekerja di bar setelah sore.

"Cara-ku menikah musim gugur tahun lalu, Athena. Aku ingin mengirimimu undangannya, tetapi perempuan tua itu tidak memberi tahu di mana alamatmu di New York!" Lenore kembali meradang kala membicarakan Isabel.

"Lenore, jangan terlalu keras kepada ibuku. Meski begitu, dia tetap wanita yang sudah merawatku," bela Athena.

Perempuan tua dengan keriput yang menggelayut di seluruh wajah itu mendekati Athena. Dia mengusap-usap wajah Nyonya McClain tersebut.

"Inilah kenapa aku menyukaimu, Athena-ku. Hatimu sangat lembut. Aku ingat sekali saat tangan kecil ini," Lenore menyentuh jemari Athena, "berusaha melilitkan perban ke tanganku yang luka. Berapa usiamu waktu itu?"

"Sepuluh tahun," jawab Athena. Senyum lemah terpancar di wajah cantiknya.

Arthur ikut tersenyum melihat interaksi dua orang di depan matanya ini. Mereka lebih terlihat seperti ibu dan anak dibandingkan hubungan yang dimiliki Isabel dan Athena.

Athena menarik napasnya. "Lenore ..., Mama bilang, aku bukan anak kandungnya. Apakah itu benar?"

Lenore sontak termangu mendengar ucapan Athena. Wanita itu pun membuang wajahnya.

"Jawablah .... Apa kau mengetahui sesuatu?"

Lenore menarik napas dalam. "Athena .... Aku tidak begitu yakin, tapi biar kuberi tahu apa yang kusaksikan waktu itu."

.
.
.

Selamat tahun baru Imlek bagi yang merayakan.

Eniwei, nggak nyangka chapter kemarin benar2 sampai 275 votes. Kita coba, apa sampai aku update besok sore bakal sampai 275 votes juga?

28 Januari 2017
38,6K Views 6,38K Votes

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro