4.

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Setelah mendapatkan kabar dari Irfan, Nayla terus melamun. Melamunkan pertemuan dirinya dengan Alif. Mungkinkah mereka akan bertemu lagi. Setelah beberapa tahun tidak pernah berjumpa, tidak juga saling mendengar kabar satu sama lainnya. Nayla terlalu gengsi untuk mencari tahu. Ia malu akan diejek oleh temannya. Karena sepertinya teman-temannya menyadari jika Nayla sering diam-diam melihat Alif.
Nayla teringat saat dirinya digoda Anita dan Amri, teman sekelasnya.

Flashback

Nayla duduk dibangku paling pojok depan, dekat dengan meja guru. Saat ini ia tengah menyandarkan badannya kedinding. Sambil memejamkan matanya. Entah apa yang tengah ia fikirkan. Hiruk pikuk di kelas tidak ia hiraukan. Karena jam kosong alias guru mapel tengah tidak hadir jadi di kelas Nayla tidak ada aktivitas setelah selesai mengerjakan tugas. Beberapa siswa memilih untuk pergi kekantin untuk mengisi perut atau hanya sekedar nongkrong. Sebagiannya lagi ada yang memilih memanfaatkan waktunya untuk belajar di perpustakaan. Dan ada juga beberapa yang memilih untuk bermain dikelas atau hanya berdiam diri dikelas seperti yang dilakukan Nayla.

"Nay...kamu tidur ya?" tanya anita yang duduk di belakang bangku Nayla.

"enggak Nit.." jawab Nayla tanpa membuka matanya.

Tapi saat mendengar suara merdu, Nayla langsung membuka matanya. Mencari pemilik suara merdu tersebut. Suara merdu yang selalu ia kagumi. Suara merdu yang selama ini ia nantikan.

Terlihat di deretan meja paling barat, Alif tengah bernyanyi sambil memetik gitar dipangkuannya. Walau hanya diiringi tepukan meja yang berirama tapi mampu menghipnotis Nayla dan teman-teman yang lainnya.

Semua mendekat ke arah meja Alif. Begitu juga dengan Nayla dan Anita. Mereka ikut mengerumuni Alif yang tampak begitu menghayati lagu yang ia nyanyikan.

Sedang ku jalani
Kisah cinta yang sulit dimengerti
Sedang ku alami
Yang terbaik yang terburuk denganmu
Semua teman mengingatkan
Aku jangan mencintai kamu
Aku percaya pilihanku
Aku percaya itu kamu.
Bila memang salah biarlah salahku
Sedang ku cari
Cara yang bisa menyatukan kita
Walaupun terus
Dipenuhi drama yang menyakitkan
Semua teman mengingatkan
Aku jangan mencintai kamu
Aku percaya pilihanku
Aku percaya itu kamu
Bila memang salah biarlah salahku.
Aku berhak cintai kamu
Selama kamu cintai aku
Akan lebih salah bila kuabaikan rasa ini
Aku percaya pilihanku.
Aku percaya itu kamu.
Bila memangg salah biarlah salahku.
Aku berhak cintai kamu.
Selama kamu cintai aku.
Akan lebih salah bila ku abaikan rasa ini.

Lagu milik kotak melantun indah dengan gaya khas Alif.

Nayla terperanga saat diakhir lagu Alif menatap Vika yang berada disampingnya.

Mungkinkah lagu itu ia tujukan untuk Vika? Mungkinkah Vika dan Alif ada hubungan? Batin Nayla berkecamuk.

Anita yang berada disamping Nayla menepuk pundak Nayla, menyadarkan Nayla dari lamunannya. Karena ternyata bel pulang sekolah sudah dibunyikan dan Nayla masih berdiri terpaku ditempatnya. Sibuk dengan fikirannya.

"sabar ya Nay.." kata Anita.

Kata Anita itu yang membuat Nayla penasaran, dan lain hari Nayla menanyakan maksud dari Anita. Anita menjelaskan jika dirinya menebak kalau Nayla menyukai Alif. Walau benar tapi Nayla terus saja menyangkalnya. Ia tidak mau perasaannya yang mungkin dan berpotensi bertepuk sebelah tangan itu diketahui teman-temannya. Sahabatnya Carla pun tidak tahu pasti akan perasaan Nayla. Mereka hanya menerka-nerka semau mereka. Seperti yang dilakukan Amri.

Saat ujian semester tiba-tiba Amri memberitahukan teman-temannya supaya tidak menghalangi pandangan Nayla yang akan memandang Alif.
Alif memukul ringan lengan Amri saat digoda. Sementara Nayla semakin menundukkan kepala, merasa malu saat teman-temannya menyadari aktivitasnya.

Apakah selama ini terlalu terlihat? Tanya Nayla dalam hati. Ia tidak mampu bertanya seperti itu. Karena jika ia bertanya seperti itu temannya pasti akan tahu dan semakin yakin jika dirinya menaruh hati pada Alif.

Dan setelah kejadian itu sampai kelulusan. Nayla berusaha untuk tidak lagi mencuri pandang. Apalagi ia mendengar kabar jika Alif sudah berpacaran dengan vika.

Flashback off.

"Bu Nayla belum berangkat juga?" tanya Bu Mitha rekan kerja Nayla yang akan menggantikan dirinya hari ini.

Semalam Nayla menelfon Bu Mitha untuk menggantikan dirinya hari ini, karena ia akan memenuhi undangan Irfan.

"Iya Bu..ini juga sudah mau berangkat kok. Tapi ngomong-ngomong Bu Mitha nggak apa-apa kami tinggal?"

"Nggak apa-apa Bu..lagian murid dikelas Bu Nayla kan nggak nakal-nakal. Insya'Allah saya sanggup."

"Baiklah kalau begitu kami berangkat dulu ya Bu.."

Setelah berpamitan pada Bu Mitha, Nayla dan Carla pun bergegas pergi karena jam sudah menunjukkan pukul 8.30.

Dengan menggunakan mobil avanza hitam milik Carla. Mereka berdua meluncur. Menyusuri jalanan yang tidak terlalu ramai.

Sesampainya di sekolahan SMA mereka dulu. Nayla dan Carla turun dari mobil langsung mendapatkan sambutan dari Irfan yang memang sengaja menunggu di pintu masuk sekolahan.

"Ya ampun Nayla..Carla..kalian makin cubby aja deehhh..." teriak Irfan saat Nayla dan Carla berjalan menghampirinya.

"Nggak usah dipertegas juga kali Fan.." protes Carla. Merasa tidak terima, karena akhir-akhir ini Carla berusaha untuk menurunkan berat badannya dan ternyata berhasil. Tapi pipinya tidak bisa tirus. Mungkin memang sudah ditakdirkan memiliki pipi tembem.

"Yaudah kalian langsung ke ruang osis aja. Disana udah ada temen-temen yang lain. Aku masih mau nunggu lagi. Masih ada beberapa yang belum hadir." kata Irfan lalu memberi jalan pada Nayla dan juga Carla.

****
Sebelum masuk keruang osis. Nayla dan Carla memilih untuk berkeliling lebih dulu. Ia merasa kangen dengan suasana sekolahan.

Tidak ada suara murid yang berisik, hanya terdengar suara teriakan guru-guru yang tengah mengajar. Karena memang belum jam istirahat.

Tapi saat Nayla dan Carla melewati kelas mereka dulu. Murid-murid pada berkeliaran. Suasana kelas begitu gaduh. Mungkin itu karena gurunya tidak ada.

Nayla dan Carla pun mendekat atau lebih tepatnya mereka lewat. Terdengar suara siulan dan godaan dari adik kelas mereka.

"Kakak...cantik deh.."

"Kakak..jadi pacar kita dong.."

"Kakak..kita nonton yuk.."

"Kakak..minta nomornya dong.."

Mereka berusaha menghalangi jalan Nayla dan Carla. Nayla yang memang tidak biasa digoda seperti itu hanya bisa diam. Ia seperti ketakutan. Ia berlindung di balik tubuh mungil sahabatnya.

Saat ada yang ingin memegangnya, Nayla dan Carla sedikit mundur. Kenapa murid SMA sekarang berani sekali. Fikir Nayla.

"Ehmmm..." terdengar suara deheman dari arah belakang Nayla. Semuanya lari terbirit-birit masuk kedalam kelas.

Membuat Nayla dan Carla saling pandang lalu tertawa bersama.
Mereka ingat masa-masa SMAnya. Mereka akan bertindak sama jika ada guru yang datang.

Guru? Mungkinkah yang menakuti mereka adalah guru?

Secara bersamaan Nayla dan Carla menoleh. Ingin melihat siapa gerangan yang menakuti murid-murid tadi.

Deg..

Jantung Nayla berdetak lebih kencang. Ia melihat ada seseorang di belakang Irfan yang berjalan dengan begitu percaya diri. Sedangkan seseorang dibelakang itu berjalan dengan mata yang terus fokus dengan ponsel di tangannya.

"Kalian kenapa masih disini sih? Ayo buruan udah pada ditungguin nih.." kata Irfan lalu menarik tangan Carla.

Nayla hanya mengikuti. Berjalan ditengah. Antara Carla dan Irfan yang berada didepan sedangkan Alif berada dibelakangnya.

Debaran jantungnya semakin kencang saat mendengar suara Alif untuk pertama kalinya setelah sekian lama mereka tidak bertemu.

"Fan tunggu dulu. Aku mau terima telfon dulu." katanya menghentikan langkah Irfan.

Mereka pun berhenti untuk menunggu Alif mengangkat telfon.

"Assalamu'alaikum.."

"Iya sayang..maaf..kan tadi aku udah bilang, aku nggak bisa jemput kamu. Aku ada rapat ma temen-temen.."

"Maaf ya sayang ya.."

"Iya sebagai gantinya besok aku beliin eskrim deh.."

Nayla semakin menundukkan kepalanya saat mendengar kata sayang yang meluncur begitu lancar dari bibir Alif. Rasa kecewa langsung menyergap dan memenuhi isi hatinya. Rasa kecewa yang sama seperti disaat dulu mereka masih SMA. mungkinkah rasa suka itu masih ada?

Saat kita jatuh cinta. Kita memang harus siap dengan segala resikonya. Manisnya maupun pahitnya. Ku rasa jika itu rasa manis, kita semua bisa menghadapinya yang harus kita siapkan adalah saat rasa sakit yang datang, disaat cinta bertepuk sebelah tangan. Disaat seseorang yang kita cintai ternyata mencintai orang lain.
Begitu yang saat ini kulakukan. Harus siap menelan pil pahit.

Tbc

Hmmmm...belum ada yang baca..

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro