Bab 16

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Dua manusia ini masih berada dalam mobil, lantunan lagu yang terputar adalah lagu kesukaan Gayatri, berjudul Stay with me yang dibawakan oleh Black Pink.

"Jangan oke-oke aja, tapi di tempat kerja malah order makanan cepat saji, minuman manis sekantong kresek," sindirnya lagi.

"Ih, rese."

"Akumulasi lemak dapat menyebabkan penebalan di saluran udara yang akhirnya membatasi aliran udara. Ini yang buat peningkatan gejala asma. Asma sendiri pengertiannya adalah kumpulan tanda dan gejala wheezing atau mengi dan atau batuk dengan karakteristik tertentu yaitu timbul secara episodik dan atau kronik, cenderung terjadi pada malam hari atau dini hari, musiman, ada faktor pencetus yaitu aktivitas fisik. Untuk asma ini ada tata laksana terapinya yaitu Global Initiative for Asthma yang disingkat GINA. Dari GINA didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik saluran nafas dengan banyak sel yang berperan, khususnya sel mast, eosinofil, dan limfosit T," ujar Nehemia menjelaskan.

Pria ini melirik sekilas ke arah Gayatri, hendak melihat ekspresi apa yang ditunjukkan padanya ketika dia mengucapkan kalimat tadi. Dia tersenyum, ekspresi wanitanya begitu menggemaskan dengan mulut melongo seperti bocah.

"Gejala mengi berulang, sesak nafas, rasa dada tertekan dan batuk ini khususnya terjadi pada malam hari, gejala ini berhubungan dengan penyempitan jalan nafas yang luas. WHO udah mendefinisikan obesitas sebagai suatu keadaan kelebihan lemak tubuh yang menjadi permasalahan kesehatan dan bisa mempengaruhi kesehatan. Dari jurnal yang aku baca, BMI atau Body Mass Index orang Asia dikatakan sudah menderita kelebihan berat badan jika melebihi 23 kg/m2 dan disebut obesitas jika mencapai lebih dari 25 kg/m2. Kalau ngelihat dari bentuk badanmu, aku pikir kamu masuk ke obesitas tipe Ginoid yaitu tipe buah pir yang ditandai dengan banyaknya timbunan lemak di bagian bawah tubuh, yaitu sekitar perut, pinggul, paha dan pantat. Kamu harus tahu, jaringan lemak mensintesis dan mensekresi beberapa mediator inflamasi, karenanya sistem imun berperan pada patofisiologi asma. Obesitas juga bisa baut penurunan volume paru. So, it is clear that obesity really give impact to your lung. Are you understand what i am saying all this time?" tanya Nehemia lagi, dia benar-benar tidak dalam mood yang baik.

"Yes, i am. No need to be worry, okay?" ujar Gayatri. Dia berusaha menenangkan perasaan pria kesayangannya. Sedikit lagi mereka akan sampai di tujuan, dia tidak ingin pria ini tidak fokus bekerja karena permasalahan diantara mereka, apalagi jika dia tidak bisa fokus karena memikirkan kesehatan dirinya sendiri. Dia tidak ingin hal itu terjadi, Gayatri selalu berharap Nehemia bisa bekerja dengan baik dan maksimal, supaya pimpinan dan semua orang yang menjadi rekan kerjanya akan memandang dan  menghormati dia. 

Nehemia masih diam, seperti banyak hal yang dia pikirkan. Terlihat dari kerutan di keningnya, hal itu tidak luput dari perhatian Gayatri. 

"Hei? Kamu kenapa? Masih marah?" tanya Gayatri pelan, dia berusaha memegang bahu pria itu.

"I am not okay. I believe you already know that." Terdengar nada gemetar dari suaranya, Gayatri dibuat bingung olehnya.

"Honestly i am not sure. Why? Could you tell me the reason?"

"Don't leave me alone. I have lost my bestfriend before, i don't want to lose you too."

"But i am not your bestfriend, i am your girlfriend, right?

"Yes you are. I don't want to lose the person i love. Please, let's be healthy, okay? Let's live forever, until death separate us."

Gayatri tersenyum, dia tahu betapa sakit dan hancurnya perasaan Nehemia waktu itu, dia juga sedih sekali kala itu, rasa sedih itu masih ada hingga kini.

Gayatri meringis, perutnya terasa sakit. Ini bukan sakit perut karena ingin buang air besar, rasa sakit ini sering dia rasakan. Sebagai orang dengan riwayat penyakit GERD, dia sering merasa perih pada lambungnya, perih yang membuatnya bisa kehilangan akal sehatnya, tidak mampu berpikir dengan jernih, dan ingin tumbang saja rasanya.

Namun, perempuan ini tidk ingin membuat Nehemia khawatir padanya, sudah cukup pria ini khawatir karena berat badannya yang berlebih. Dia tidak ingin pria ini terlalu banyak beban pikirannya, sebab dia tahu dari pikiranlah beberapa orang terkena penyakit, pikiran itu berbahaya. Jika tidak dikendalikan, maka dia akan mengendalikanmu.

"Sayang, kita udah hampir sampai. Kamu udah sarapan tadi?"

"Eh, hah?" Gayatri tidak fokus, masih larut dalam pikirannya tadi.

Pria itu tidak memarahinya, dia tersenyum dan mengelus kepala wanitanya sambil tertawa pelan.

"Kamu udah sarapan apa belum?"

"Aku jarang sarapan. Kamu tahu itu, kan?" Sejak kecil wanita ini memang jarang sarapan, jika dia sarapan maka perutnya akan sakit dan dia butuh ke kamar mandi. 

"Aku tahu, cuman aku nggak pengen kamu kelaparan atau kesakitan," ujarnya lagi. 

Seperti biasa, Nehemia selalu menjadi orang paling baik yang dia tahu, memikirkan dirinya dan tidak ingin dia kenapa-kenapa. Gayatri tersenyum dan mengacungkan jempol.

"Kalau lapar, aku bisa pesan makanan. Kalau perutku sakit, aku bisa beli obat di apotek tempat aku kerja. Kamu nggak perlu mengkhawatirkan aku, okay?"

"Okay, sayang. Take care, ya?"

"I will. No need to be worry. I will be fine. Kamu harus janji kamu bakal baik-baik aja. Kalau kamu baik, maka aku juga baik. Ngerti, kan?"

"Ngerti. Nanti pulangnya aku jemput ya. Kita bahas dan luruskan kesalahpahaman yang ada, dan selesaikan diskusi kita yang belum selesai malam itu."

"Understood.

Hari yang cerah, jalana raya juga tidak begitu macet, sepertinya orang-orang masih terlelap dalam tidurnya, atau sudah pergi dari kota ini untuk pergi liburan. Setidaknya Gayatri sudah bisa bernafas lega, dia dan Nehemia tidak lagi bertengkar. Semuanya aman seperti sedia kala. Gayatri mengenakan lengan panjang dan celana panjang, serta masker di wajahnya sehingga dia bisa menutupi lebam yang ada di sana.  

Mereka sudah sampai di tempat kerja Gayatri, perjalanan yang cukup panjang. Sebenarnya tidak seperti itu, hanya saja Nehemia melihat masih cukup waktu sehingga mereka pergi memutari kota dulu sebelum akhirnya kebali ke rute menuju tempat kerjanya.

"Okay, aku kerja dulu ya. Kamu hati-hati nyetirnya, jangan ngebut, lihat kanan sama kiri dulu. Hati-hati pokoknya!" Gayatri akan selalu menjadi dirinya sendiri yang cerewet di depan orang yang disayanginya.

"Dasar cerewet," canda Nehemia sambil menggelengkan kepala. Entah kenapa perasaannya tidak enak, pria itu terlihat gelisah, tidak tenang seperti ada sesuatu yang mengganjal pikirannya, tetapi dia tidak tahu apa itu dan mengapa dia merasa seperti itu. 

Gayatri segera keluar dari mobil dan melambaikan tangan ke arah Nehemia, "Hati-hati!"

Hari yang baik, pikir Gayatri. Dia berusaha memberikan energi positif untuk dirinya supaya dia bisa semangat memulai hari. Jika bukan dia maka siapa lagi? Dia tidak bisa terus menggantungkan diri dan berharap pada orang lain, dia harus bisa mandiri. Semoga saja dia bisa.

-Bersambung-

1022 kata

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro