🕊Cemburu🕊

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

💫Seiring berjalannya waktu, kita tidak bisa mengubah seseorang  demi alasan apapun. Pilihannya hanya bertahan atau meninggalkan💫

🎀  𝒮𝓉𝒶𝓎 𝓌𝒾𝓉𝒽 𝓂𝑒  🎀

Happy reading jangan lupa vote

Malam semakin larut tetapi masih banyak mobil berlalu lalang. Kiran memilih menatap jalan raya untuk mengusir rasa aneh yang terjadi antara dirinya dan Kakaknya.

Kiran menggosok kedua lengan untuk mengusir rasa canggung yang tiba-tiba menghampirinya. Apalagi tatapan laki-laki itu terus terkunci ke arahnya. Berdekatan dengan Alif ternyata  #membangunkan kembali ingatan masa lalunya. Apa kabar waktu dulu saat mereka masih remaja, tak segan ia pernah meminta digendong saat terpeleset di anak tangga masjid. Belum tiap malam selalu saja di kamar kakaknya, mengganggu saat Mas Alif sedang hafalan. Baru sekarang dunia membuka matanya jika laki-laki itu adalah orang lain.

“Aku ikut Mas Alif.”

Sudut bibir Alif terangkat membentuk sebuah senyuman. Hatinya sedikit lega, setidaknya ini kabar baik untuk Umi dan Abah karena telah  berhasil membujuk Kiran untuk kembali.

“Kiran akan pamitan sama beliau karena tempat Kiran bukan di pesantren tetapi di tempat lain.”

Alif mengedikkan bahu sambil mengembuskan napas berat, tatapan mata masih tertuju pada perempuan yang menunduk setelah memberikan keputusan barusan.

“Mas tidak paham hati kamu terbuat dari apa. Apakah kamu bisa mengganti setiap tetes air mata sejak kamu lahir sampai sekarang? Apa kamu juga bisa mengembalikan bait doa yang Umi ucapkan di setiap akhir salatnya? Apa kamu bisa lupa kasih sayang yang selama ini diberikan untuk kamu? Nama kamu sudah menyatu di setiap lisannya. Umi sudah mengorbankan setiap waktu untuk kebahagiaan kamu. Mas sendiri saja ragu apakah nama Mas pernah terselip di doa Umi. Surga memang tidak ada di telapak Umi tetapi doa beliau tak pernah putus untuk kamu. Camkan itu!”

Alif menyipitkan matanya yang sudah merah. Ini untuk kedua kalinya marah besar kepada adiknya. Pikiran Alif kembali tertuju pada Umi. Apakah sudah sadar atau belum? Meskipun sudah sadar pastinya ia sangat sedih atas kepergian anak kesayangannya.

Kiran kembali lagi menangis bahkan tangisannya semakin menjadi, sampai menutup wajahnya dengan kedua tangan. Tubuhnya ikut bergetar karena isak tangis. Ucapan Alif sangat menampar hatinya. Ia mengakui memang dirinya sangat jahat tetapi untuk berdamai dengan kenyataan itu tak mudah.

“Mas ti-dak tahu perasaan Kiran,” lirih perempuan itu sambil membuka kedua tangan yang menutupi wajahnya sehingga air mata ikut membasahi telapak tangannya.

Suara Kiran yang parau membuat Alif berjalan satu langkah mendekati Kiran, di luar kesadaran tangan Alif merengkuh tubuh lemah itu ke dalam pelukannya. Kiran sendiri memeluk Alif dengan sangat erat sambil kembali menumpahkan kesedihannya, sama seperti dahulu jika saat sekolah sedang ada masalah. Pelukan kakaknya bisa sedikit mengurangi beban yang menghampirinya.

“Jika itu memang keputusan kamu, Mas tidak akan memaksa. Kamu sudah dewasa dan berhak mengambil keputusan jika selama itu baik untuk kamu,” bisik Alif melepaskan pelukan itu karena ia baru menyadari kesalahannya. Hatinya terus beristigfar karena larut dalam perasaannya.

Kejadian itu tak luput dari tatapan seorang laki-laki yang berdiri dengan lemas dan tatapan tak percaya dengan apa yang dilihat. Hatinya rapuh ketika melihat Alif mengusap kepala Kiran dengan sangat lembut. Ia bisa berdiri di tempat ini karena berita Ning kabur membuat heboh seantero pesantren. Selepas salat Isya, ia langsung bergerak cepat menyusuri sepanjang kota Solo dan setelah menemukan apa yang ia cari, hatinya sama sekali tak merasakan bahagia tetapi kesal, kecewa, marah yang bercampur jadi satu.

Niat hati mau berbalik menuju mobil tetapi ia urungkan. Adit melangkah mendekati mereka berdua yang terkejut karena kehadirannya. Alif salah tingkah dengan pura-pura menatap samping, sedangkan Kiran mengusap air mata di bawah kelopak mata yang bengkak.

Setelah mengusap air mata, Kiran menoleh ke samping dan menemukan sosok Adit. Spontan Kiran bilang, "Kakak?" sambil mengamati wajah Adit yang sedang tidak bersahabat.

Alif sadar diri, ia berjalan menuju samping mobil dengan tatapan terus tertuju pada dua sejoli itu. Ada rasa tak rela jika Kiran berdekatan dengan Adit. Entah mengapa perasaan yang sudah ia kubur sedalam mungkin, sekarang tiba-tiba muncul lagi setelah kepulangan adiknya. Padahal ia sendiri yang dulu mendekatkan Kiran dengan Hafiz tetapi ia sendiri sekarang terjebak dalam rasa itu.

“Kamu tidak apa-apa?” tanya Adit masih dengan rasa kecewanya. Kejadian barusan masih melekat di otaknya enggan dienyahkan sejauh mungkin. Adit bisa menangkap jika dari sorot mata Alif terpancar jelas rasa yang sama seperti dirinya pada Kiran.

“Kak, sepertinya pernikahan kita ditunda dulu karena ada masalah besar yang harus Kiran selesaikan terlebih dahulu.”

Adit mengernyit tanda tak paham. “Ditunda? Kenapa ditunda?”

Kiran mengembus napas panjangnya, ia sudah menduga karena pastinya Adit akan protes keras. Laki-laki ini yang memaksa jika liburan ini acara pernikahan harus diselenggarakan tetapi ternyata masih ada sesuatu yang menjadi penghalangnya.

“Ada masalah keluarga yang harus diselesaikan.”

Adit mengacak rambutnya kasar kemudian menatap Kiran yang menunduk. “Waktu kamu di sini cuma satu bulan saja, setelah itu kamu balik ke Jepang. Mau ditunda sampai kapan? Kita tetap menikah setelah itu kita cari sama-sama orang tua kamu.”

Kiran menggeleng. “Tidak semudah itu, Kak.”

Adit mencibir setengah mengejek kemudian berucap, “Jangan jadikan penundaan ini untuk mengenal dan memilih Alif untuk menggantikan posisi Kakak.”

Kiran terkejut, ia mengamati manik mata di depan. Ia berharap ini adalah candaan saja. “Apa maksud Kakak? Kenapa bisa berpikiran seperti itu? Kiran hanya minta waktu untuk ditunda, bukan dibatalkan!"

Ucapan Kiran dengan nada tinggi membuat Alif ikut menoleh ke arah dua orang yang bersitegang. Ada rasa ingin tahu yang hebat pada diri Alif ketika namanya ikut terseret pertengkaran di sana.

“Aku kecewa sama kamu. Kakak mengira rencana kita tetap akan berjalan. Keluarga besar Mamah sedang melakukan perjalanan ke sini, lantas apa yang harus Kakak sampaikan pada mereka?”

Tubuh Kiran bergerak gelisah dengan napas yang memburu ditambah jari memijit keningnya yang terasa berdenyut karena masalah bertubi-tubi. “Bilang saja ditunda.”

Adit menggeleng dengan tatapan tidak suka.” Tidak semudah itu. Kakak kecewa sama kamu.”

Perlahan laki-laki berkemeja pendek itu melangkah pergi menuju mobil dan melesat begitu saja. Kiran bisa menduga jika Adit marah besar atas keputusannya. Setitik air mata kembali jatuh membasahi pipinya, ia sangat menyayangkan Adit bersikap seperti itu. Seharusnya selalu di samping dan menemani saat terpuruk. Bahkan panggilannya barusan diabaikan oleh laki-laki itu.

***

Adit mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, jalan raya sudah dianggap arena balap liar seperti dahulu ketika dirinya masih menjadi preman. Bayang-bayang kedekatan Kiran  dan Alif seolah menjadi penghalang kembali bersatunya cintanya dengan Kiran. Apalagi tatapan mata Alif membuat Adit ingin memukulnya.

Tangan Adit bolak-balik memukul kemudi untuk menumpahkan kekesalannya, masalah ini menjadi pukulan telak baginya. Ia mengira masalah dengan masa lalu Kiran sudah selesai tetapi kenyataannya masalah baru dan besar ada di depan mereka. Lantas apa yang harus ia sampaikan pada Mamah? Padahal malam ini juga ia harus menjemput ke bandara.

Telepon berdering, sayangnya benda pipih itu ada di bawah jok mobil karena terjatuh. Tadi ia melempar dengan asal  saat memasuki mobil. Adit menduga pasti yang menelepon adalah Kiran untuk mengajaknya kembali. Tangan kanan memegang setir dan tangan kiri meraba di bawah kolong dengan kaki tetap menginjak gas. Setelah ponsel  ketemu, Adit membenarkan posisi duduknya bersamaan dengan cahaya lampu terang persis di depan mobilnya, sama-sama dengan kecepatan tinggi.

Sebuah benturan keras membuat kecelakaan tak terelakkan dan mobil yang ditumpangi Adit terbalik dibarengi teriakan para pengendara di jalanan kota Solo.


♡To be continue♡





Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro