40. Urusan Dengan Marcel

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


"Alicia!!!" Sekali lagi Mikail memanggil dan menggedor pintu kamar wanita itu dengan kekuatan yang lebih menggunakan kepalan tangannya. Hingga kepanikan dan kekhawatiran memucatkan wajah pria itu.

Napas Mikail terengah, napasnya serasa direnggut dengan paksa, hingga semua kelegaan menjadi satu dan menerjang dadanya saat pintu di dorong membuka dari dalam.

"Mikail?" Suara memanggil Alicia yang penuh keheranan muncul.

"Apa yang terjadi?" Mikail melongokkan kepalanya ke dalam kamar. Mencari sesuatu di lantai dan melihat pecahan kaca yang berhamburan di sekitar lantai tempat tidur Alicia. "Kau terluka?"

Alicia mengikuti arah pandangan pria itu kemudian menatap kepucatan pria itu dalam-dalam. Tentu saja ia tersenyum dengan perhatian yang diberikan Mikail terhadapnya. "Tidak, Mikail. I- itu ... aku tidak sengaja menyenggolnya dan terjatuh."

Raut wajah Mikail seketika membeku. Mencerna satu kali lagi jawaban Alicia dan menatap pecahan gelas di lantai. Kemudian kedua tangan Alicia yang ditunjukkan padanya. Sama sekali tidak ada luka apa pun. Juga tidak ada setetes darah.

"Kau benar baik-baik saja?" Mikail sekali lagi bertanya untuk memastikan.

Senyum Alicia semakin mengembang ketika mengangguk dan menjawab dengan semringah yang semakin memenuhi seluruh permukaan wajah wanita itu. "Ya, Mikail. Aku sungguh baik-baik saja. Terima kasih sudah mengkhawatirkanku begitu banyak."

Mikail pun mengangguk dengan penuh kelegaan. Kemudian teringat akan kedatangan Marcel. "T- tadi..."

Alicia mengangguk mengerti. "Aku mengetahuinya dari pelayan. Sebelum dia masuk, a- aku mengunci kamar."

Mikail mengangguk lagi. "Ya. Kuharap dia tidak menggangumu."

"Bagaimana dia bisa masuk?"

"Kecerobohan pengawalku. Tapi aku sudah memperketat keamanan rumah. Ini akan menjadi terakhir kalinya dia menginjakkan kaki di rumahku tanpa seijinku."

"Ah, tadi aku juga mendengar suara Kiano. Bagaimana keadaannya?"

Kedua mata Mikail melebar, teringat akan Kiano dan... seketika kening pria itu berkerut dalam ketika kepalanya berputar dan melihat Megan yang berdiri di tengah tangga. Dengan pandangan lurus mengarah kepadanya. "Megan?" panggilnya dengan suara melirih, nyari tanpa suara.

"Apa yang kau lakukan di sana?" Tubuh Mikail pun bergerak meninggalkan Alicia yang mengikuti arah pandangan pria itu. Dengan seringai di ujung bibirnya, wanita itu tampak puas akan keterkejutan yang melapisi permukaan wajah Megan. Entah sejak kapan wanita itu berdiri di sana dan menyaksikan perhatian Mikail untuknya, sepertinya cukup membuat Megan terusik.

Megan yang masih membeku di tengah-tengah tangga pun mengerjapkan matanya mendengar langkah kaki Mikail yang bergerak semakin dekat. Pandangannya berpindah dan melihat pria itu yang mulai menaiki anak tangga. Dan sedikit banyak mendengar percakapan Mikail dan Alicia, yang rupanya juga tahu tentang Marcel, menunjukkan bahwa Marcel telah pergi dan semuanya sudah aman. Tetapi... ia ingin melihat Kiano.

Megan pun memutar tubuhnya, kembali menaiki anak tangga menuju lantai dua. Mengabaikan panggilan Mikail.

"Megan?"

Akan tetapi, pada akhirnya Mikail berhasil menangkap pergelangan tangan Megan tepat ketika salah satu kaki wanita itu menginjak lantai dua. Lengan tangannya ditarik dan tubuhnya diputar dengan gerakan yang kasar.

"Aku memanggilmu, Megan," desis Mikail dengan tatapan tajamnya.

"Ya, aku mendengarnya. Aku hanya tak peduli."

Mikail menggeram. "Apa?"

Megan meringis ketika Mikail menambah tekanan dalam genggaman pria itu. Menunjukkan kemarahan yang bergemuruh di dada pria itu. "Lepaskan, Mikail."

"Bagaimana kau bisa keluar dari ruang kerjaku? Bukankah aku sudah menyuruhmu menunggu di sana sampai aku kembali?"

"Kau lupa aku pernah tinggal di rumah ini?"

Mikail terdiam.

"Aku menggunakan kunci yang ada di gelas hitam di meja kerjamu. Kau selalu meletakkan kunci cadangan mu di sana, kan?"

Mikail mengerjap. Teringat ada satu gantungan kunci yang berisi beberapa kunci cadangan ruangan di rumah ini. Yang dulu sering kali ia gunakan ketika Megan merajuk dan seringi mengurung diri di ruang kerjanya, di kamar mereka maupun di kamar tamu. Hingga kemudian tertidur.

Dengan kunci cadangan tersebut, Mikail membuka pintu kamar tersebut secara diam-diam dan memindahkan Megan di kamar mereka.

"S-sakit, Mikail," rintih Megan sambil menggeliatkan lengannya, berusaha lepas dari cengkeraman pria itu. "Lepaskan sekarang juga."

Mikail menatap genggaman tangannya sejenak, tetapi kemudian wajahnya kembali mengeras. "Aku sudah mengatakan padamu untuk menungguku di ruang kerjaku, kan?"

"Aku tak bisa menahan rasa penasaranku."

"Lalu bagaimana jika dia melihatmu dan..."

"Dia tidak melihatku."

"Kau bersikap sembrono, Megan," tandas Mikail dengan geraman yang lebih kuat.

Megan mengakuinya dalam hati, tetapi ia sendiri tak bisa berlama-lama di dalam ruangan Mikail dengan kegelisahan yang terasa begitu mencekik. "Dia tidak melihatku!" Megan menarik paksa lengannya sambil mendorong dada Mikail menjauh.

Hanya sepersekian detik Mikail lengah akan kemarahan di wajah Megan, detik berikutnya pria itu kembali menangkap pergelangan tangan Megan. Kali ini pria itu menarik kuat lengan Megan hingga tubuh wanita itu menempel di tubuhnya dan satu tangan Mikail yang lain menangkap pinggang Megan.

Dengan posisi keduanya yang begitu dekat, otomatis membuat kedua wajah mereka saling berdekatan. Hanya menyisakan jarak yang begitu tipis dan ketegangan terselip di antara napas mereka yang saling berhembus dan menerpa wajah masing-masing.

"Aku hampir melupakan satu peraturan mutlak di rumah ini yang belum kukatakan padamu, Megan." Mikail mengucapkan setiap kata dalam kalimat tersebut dengan penuh penekanan. Memastikan Megan mendengarkannya dengan saksama dan menanamkan peringatan tersebut di kepalanya. "Peraturan itu adalah ucapanku. Dan wajib untuk dilakukan."

Raut wajah Megan membeku, napasnya tertahan dan bulu kuduk di tengkuknya meremang. Ketakutan merebak di permukaan wajah wanita itu, dan mulai menggetarkan hati Megan. Ketajaman manik Mikail dan peringatan keras yang diucapkan pria itu tak main-main. Megan bisa memahami situasinya saat ini tetapi ia masih keras kepala untuk memberanikan diri.

"Tidak ada kesepakatan apa pun dalam pernikahan kita yang mengharuskanku untuk..."

"Menuruti setiap perkataanku?" dengus Mikail melanjutkan kalimat Megan dengan nada mengejek. "Kau lupa, kita sudah menikah. Dan aku sudah mengatakan padamu kalau urusanmu akan selalu menjadi urusanku. Termasuk urusanmu dan Marcel."

Megan menelan ludahnya dan kepucatan sekali lagi memenuhi seluruh permukaan wajah wanita itu. "Aku tidak memiliki urusan apa pun dengannya, Mikail. Selain karena kau yang membawa diriku terlibat dalam permasalahan kalian berdua."

Mikail tampak tersentak dengan jawaban Megan. Ya, permasalahannya dengan Marcellah yang membawa Megan di hidup adik kembarnya tersebut. Mikail tak menampik semua itu adalah kesalahannya. Sepenuhnya kesalahannya.

"Dan aku tak akan membiarkan Kiano terlibat dengan hal yang sama seperti yang terjadi padaku."

Mikail seketika tersadar dan kedua matanya melebar terkejut. Mencerna kalimat Megan dan raut wajahnya seketika mengeras.

Dengan sisa tenaganya, Megan mendorong dada Mikail menggunakan seluruh kekuatan yang dimilikinya. Memisahkan tubuh mereka. Kali ini usaha Megan berhasil. Wanita itu berbalik dan meninggalkan Mikail. Dengan debaran jantung yang terasa begitu menyesakkan dadanya.

Megan menyentuhkan telapak tangannya di dada. Bertanya-tanya apakah ini karena berada terlalu dekat dengan Mikail? Atau karena kecemburuan akan perhatian Mikail untuk Alicia yang disaksikannya dengan jelas?

Keduanya bukan hal yang baik untuk ketenangan batinnya. Dan itu lebih dari sekedar hukuman.

***

Di sini ada yang suka ikutan GA, ga? Ada 2 GA nih yang mau author umumin. Satu dari platform GoodDreamer dan satunya lagi dari author sendiri.

Simak ya ..


Punya author yang nomor 23 ya. Judulnya "Jungkir Balik Mengejar Duda Seksi"

GoodDreamer Editor  GoodDreamer Permata
Bagi-bagi koin baca total 2.000 & 1.000.000 pulsa untuk 20 orang yang beruntung

Temukan 20 harta karun yang tersebar pada daftar 90 novel

Cara mengikuti giveaway:

• (Wajib) Download Aplikasi Gooddreamer, berikan komentar serta rating  ⭐⭐⭐⭐⭐
       
• Berteman dengan FB GoodDreamer Permata atau follow IG @gooddreamer.editor
& tiktok @gooddreamer_editor
Note: Wajib facebook, jika tidak ada Instagram & tiktok tidak masalah)

• (Wajib) Pilih 3 novel dari 90 novel yang ingin dibaca dan temukan harta karunnya

• (Wajib) Berikan komentar mengenai alur cerita 3 novel pilihanmu di aplikasi GoodDreamer
(pada gambar pertama)

• (Wajib) Foto komentarmu  atau bisa kirim komentar bukti bahwa kamu sudah membuka 3 novel dengan format: {nomor, judul novel, nama penulis}, tag 5 teman kamu (kirim ke inbox)

• Share banner di Wall Pribadi (setel ke publik)

• Proses event akan melakukan seleksi ketat, jika tidak memenuhi syarat di atas dianggap gugur.

Periode 25 November - 25 Desember 2022, Pengumuman 31 Desember 2022

Link GAnya di bawah sini ya

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0CN8eP6m6RspSNMkAoMEQREfyGoWWCyxUuom1PvNLahjPMPmHnvNdRuWtMkmkkGabl&id=100087543887186

Jangan lupa dukung buku author ya. No. 23. Jungkir Balik Mengejar Duda Seksi, agar bukunya terpilih sebagai pemilik harta karun.

Nah, yang udah dukung author dengan kasih ulasan di cerita author. Akan ada hadiah khusus buat kalian biar bisa baca cerita 'Jungkir Balik Mengejar Duda Seksi' di sana dengan gratis. Berupa 29 koin untuk 5 komentar terpilih.

Pengumuman pemenang tgl. 5 Desember (Ini yang khusus dari author sendiri ya. Kalau yang GA dari platformnya sesuai banner)

Terima kasih untuk dukungan dan semangat kalian. Selama mencoba dan sukses selalu ...

Salam L

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro