LAYAR 7

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Sebentar lagi bulan besar Ramadhan. SDS biasanya merekrut karyawan kontrak selama tiga bulan saja, sampai setelah lebaran. Lowongan pekerjaan untuk kontrak ini akan dibuka dua bulan sebelum bulan puasa. Jadi sebulan untuk seleksi dan sebulan lagi masa training. Setelah itu barulah mereka turun ke area yang sebenarnya tanpa didampingi lagi.

"Niki, ke ruangan kita sebentar. Saya perlu bahas sesuatu," panggil Ran sesaat setelah prosesi buka toko selesai.

Pagi ini hari pertama  Niki resmi jadi asisten Ran. Semuanya bisa dikendalikan Niki dengan baik. Sehingga tidak terjadi demo atau ketidakpuasan karyawan. Toh, pekerjaannya juga tidak jauh berbeda. Stella dipindah tugaskan ke cabang Surabaya. Pendek kata Niki menggantikan Stella jadi asisten.

Yang berbeda tugas Niki ikut memutuskan hal yang seharusnya dilakukan oleh Store Manager. Terkadang Ran memberi Niki wewenang itu. Kalau Stella belum mampu untuk itu. Makanya Niki yang mengambil keputusan hampir di semua aspek.

"Iya, Pak. Ada apa?" tanya Niki begitu sampai di ruangan S01.

"Niki, kebiasaan, ya. Panggil nama, aja."

"Saya dipanggil ke sini cuma mau bahas soal panggil memanggil? Hh, saya masih banyak kerjaan di bawah." Tanpa menoleh dan banyak kata Niki keluar meninggalkan Ran.

"Hei, saya belum selesai bicara. Tetap di situ!" Nadanya penuh perintah yang menyebalkan.

Ran bangkit dan menghampiri Niki sebelum melewati pintu. Ran mencekal lengannya dan mengakibatkan ringisan di muka Niki.

"Maaf." Reflek Ran melepaskan tangannya.
"Ayolah, Nik! Saya benar-benar mau bahas hal serius. Soal permintaanku tadi abaikan saja!"

Akhirnya Niki menuruti kemauan Ran. Dia masuk kembali dan duduk di sofa kecil pada sudut ruangan.

"Jauh bener duduknya," gumam Ran sambil menyeret kursi ke dekat Niki.

Baru kali ini Ran membiarkan asistennya bertindak seperti Niki. Kalau orang lain pasti akan langsung dipecat tanpa berpikir dua kali. Namun perasaan Ran masih melekat kuat di hatinya. Hanya untuk seorang Niki Magenta.

***

Pembahasan soal rencana di bulan Ramadhan sudah siap. Presentasi juga sudah disampaikan di depan perwakilan area. Semua bagian memahami tugas masing-masing. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Niki selalu mampu membagi tugas, memberikan pemahaman sampai hal-hal kecil kepada semua karyawan. Kesabarannya menghadapi pertanyaan karyawan tidak pernah surut. Hal itu yang membuat Niki sangat disayang bawahannya.

Ran sendiri merasa masih ada sekat tebal dengan karyawan. Pendekatan yang dilakukannya masih kalah dengan pesona Niki. Padahal penampilannya keren, tak kalah sama bintang drama Korea.

"Bu Niki, maaf bisa minta tolong?" Seorang kasir tergopoh-gopoh menghampiri dengan wajah panik.

"Ada apa?" Niki sudah terbiasa menghadapi semua keadaan di lapangan.

"Ada customer yang 'ngeyel' minta uangnya balik, Bu. Padahal barang yang dibeli sudah dibuka barcode-nya."

Niki mengerutkan kening. Kasus ini biasa terjadi. Niki meminta koordinator area, dan SPG brand yang bersangkutan datang ke kasir yang terjadi masalah. Kali ini terjadi di area Mens World.

"Saya mau uang saya balik. Baju ini kekecilan buat saya, masa nggak bisa dituker." Seorang ibu marah-marah dengan nada tinggi. Bahkan sampai menarik perhatian orang banyak.

"Bu, saya manajer di sini. Dan Mbak ini SPG yang tadi melayani Ibu, kan? Menurut informasi, Ibu sudah disarankan untuk mencoba lebih dulu. Kenapa Ibu menolak?" Niki selalu membuat orang yang melihatnya berdecak kagum. Apalagi saat menyelesaikan masalah seperti sekarang. 

"Ya, masa saya harus lepas baju di depan umum?" Masih dengan nada 'ngotot mode on'.

"Bu, toko menyediakan fitting room hampir di tiap sudut area fashion. Baik, Mens, Ladys, bahkan area anak-anak."

"Fitting room itu opo?"

Niki tersenyum. Akhirnya ketemu juga masalahnya. Setelah dijelaskan panjang lebar, barulah Ibu itu mengerti. Niki menyarankan saat ada customer seperti ini sebisa mungkin  karyawannya jangan menertawakan. Itu sama saja menghina orang lain. Siapa tahu mereka sungguh-sungguh tidak paham.

Semua dapat diselesaikan dengan damai. Bahkan Ibu itu menambah berbelanja lagi. Semua bernapas lega.

Ran yang mengawasi dari jauh, mengacungi jempol cara Niki menyelesaikan konflik tadi. Seharusnya Pak Adhyatama bisa melihat sisi lain dari Niki. Bukan dari sisi pendidikan saja.

***

Niki keluar dari lift bersama beberapa SPG. "Kami duluan ya, Bu." Mereka berbelok ke tempat parkir motor. Sedangkan Niki berjalan ke arah depan pos security. Di sana ada bangku panjang, rencananya dia akan pesan ojek online dan menunggu di situ.

Namun, langkahnya terhenti saat Gusti sudah duduk manis di sana. Mobilnya juga diparkir tidak jauh dari bangku itu. Niki hendak berbalik tetapi Gusti melihatnya lebih dulu.

"Niki, kita harus bicara. Kumohon!" Niki menolak dan berbalik arah membelakangi Gusti.

Tak dinyana, di depan banyak karyawan, Gusti menahan langkahnya dengan memeluk Niki dari belakang. Niki tidak menduga Gusti bisa senekat itu. Dia ingin terlepas tetapi fisiknya sudah kelelahan hari itu.

"Kumohon, jangan hindari aku lagi!" mohon Gusti lirih.

Niki lemah, dia terlalu rapuh malam itu. Fisik yang lelah, rasa cinta dan marah bercampur jadi satu.

Ran yang baru keluar dari lift terpaku di tempat. Melihat pemandangan yang membuatnya panas di hati. Tangannya mengepal kuat.

***

Alhamdulillah, bisa update lagi Layar 7.

Teman-teman seperjuangan lain sudah banyak part-nya. Semoga aku bisa mengejar ketertinggalan.

Salam sehat dan semangat, ya.
Jangan lupa vote dan komentarnya. Boleh juga ajak teman dan sahabatnya ikut seru-seruan di sini.
Makasih.💚👍😊

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro