Chapter 7

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kabar kematian Tuan Kim telah tersebar luas di dunia vampir. Banyak vampir yang dengan sengaja menghisap darah segar milik manusia. Seluruh warga diresahkan oleh serang-serangan dari manusia serigala dan vampir. Seakan tak mau kalah manusia serigala juga telah melampaui batasan. Perjanjian yang telah dibuat oleh Tuan Kim dan pimpinan manusia serigala terdahulu, hanyalah menjadi perjanjian yang hilang entah ke mana. Pertarungan demi pertarungan antara vampir dan serigala terjadi di mana-mana. Bahkan banyak vampir membentuk kekuatan dengan menjadikan manusia sama seperti mereka. Manusia serigala juga turut menjadikan manusia menjadi kelompok mereka. Sekuat tenaga Neya berusaha menghentikan dengan kalung pemberian ayahnya. Ia telah menjadi pimpinan vampir.

"Sudah berapa banyak anggota manusia serigala?" tanya Neya pada sidang keputusan.

"Nona, sekarang wilayah Seoul seperempatnya telah menjadi serigala," jelas Tuan Song. Lelaki ini adalah kaki tangan sekaligus kepercayaan ayah Neya.

"Hentikan semua dengan segera! Jika aku masih mendengar salah satu dari kalian menjadikan manusia sama seperti kita, dengan tangankulah kalian akan lenyap!" ancam Neya, kemudian pergi dari sidang.

Neya menuju kamar, mengambil wine berisikan darah. Yeah ... ia memutuskan  menjadi salah satu dari mereka, untuk melindungi bangsa ayahnya.

"Akan terjadi peperangan, Nona. Manusia serigala telah melampaui batasnya lagi. Jika kita tidak mencari anggota kita akan kalah jumlah." Seorang lelaki bertudung menginformasikan hal di luar sana.

Neya teringat dengan teman-temannya. Ia tidak akan membiarkan para manusia serigala itu menjadikan salah satu temannya di kelompok mereka. Neya dan Daeho berlari menuju rumah Soomi. Gadis malang itu tengah dikunci dan hendak digigit.

"Hoi!" teriak Neya, lalu menendang wajah seorang lelaki.

Soomi sendiri masih terduduk lemas. Ia ketakutan serta tidak bisa memahami dengan kejadian barusan. Ia tidak percaya dengan adanya vampir atau manusia serigala.

"Kakak," panggil Neya, "bunuh dia! Aku akan membawa Soomi pergi menuju rumah Jeonghoon dan Insoo."

Sesampai di sana, Insoo dan Jeonghoon kebetulan berada di tempat yang sama. Mereka berdua memegang leher dengan menjerit kesakitan. Neya melihat lelaki bertudung yang berhasil menggigit mereka.

"Kau! Bukankah sudah kukatakan jangan pernah menggigit temanku atau menjadikan temanku sama seperti kita?!" Amarah Neya meludak. Ia tak bisa mengendalikan diri sendiri. Ia melihat ke arah Soomi yang gemetar ketakutan, kemudian menancapkan besi berlapis perak yang telah disimpan di sinar UV. Lelaki bertudung itu lenyap dari pandangan.

Soomi menjatuhkan diri dan menyandarkan tubuh di sofa. Ia menangisi kedua temannya yang terlgeletak di atas lantai.

"Tidak!" teriak Neya ketika melihat Jeonghoon dan Insoo berlari ke arah Soomi.

Neya pun ikur berlari dengan cepat berdiri di hadapan merek. Kedua lelaki itu telah berubah menjadi vampir.

"Kendalikan diri kalian, dia teman kalian sendiri!" ucap Neya menyadarkan. Namun, vampir mana yang akan mendengarkan orang lain di saat mereka haus akan darah.

Beruntung sekali, tak Daeho datang.

"Kakak, halangi mereka!" perintah Neya.

Ketika Neya dan Soomi hendak meninggalkan Insoo dan Jeonghoon, tiba-tiba mereka terjatuh dengan memegangi dada.

'Apa secepat itu mereka?' pikir Neya dalam hati.

"Soomi, bolehkah aku meminta bantuan padamu?"

Tak seharunya Neya meminta hal ini pada sahabatnya, Soomi. Ia menjelaskan pada gadis itu bahwa dalam kurun waktu dua jam Insoo dan Jeunghoon tak meminum darah manusia, mereka akan mati untuk selama-lamanya.

Soomi mengiakan dengan cepat, mengingat Jeonghoon adalah lelaki yang ia cintai selama ini. Ia rela jika darahnya diberikan pada Jeonghoon dan Insoo. Namun, gadis itu meminta syarat. Sesaat, Neya enggan untuk menuruti persyaratan itu.

Neya meminumkan darah pada mereka berdua, seketika taring dan kuku mereka menghilang. Rasa sakit pun juga telah menghilang. Kini tinggal janjinya pada Soomi. Gadis itu meminta untuk digigit. Mana mungkin ia tega melakukan hal itu. Mengingat Soomi adalah sahabat terbaiknya. Akan tetapi, ia berpikir ulang sebelum hewan-hewan itu menggigit Soomi, lebih baik ia saja yang menggigitnya.

"Maafkan aku, Soomi." Neya menggigit gadis itu dengan berpejam.

~~~~

Ada yang aneh di hidup Saejun. Semenjak ia mendatangi rumah pimpinan vampir, hatinya mulai tak tenang. Bahkan untuk beberapa waktu ini ia terus mengikuti seorang gadis yang harus ia bunuh demi terbebasnya dari kehidupan yang menyedihkan.

Beberapa tahu lalu seorang manusia serigala menggigitnya. Ia adalah anak pimpinan serigala. Setelah beberapa menit ada yang aneh di dirinya, saat itu bulan purnama. Ia merasakan bulu tumbuh di sekujur tubuh, kukunya mulai memanjang dan ia berubah menjadi serigala. Ia berhasil membunuh laki-laki yang berhasil menggigitnya.

"Jika kau ingin terbebas, kau harus membunuh seorang gadis. Tidak, maksudku meminum darahnya tanpa menggigitnya!" ucap lelaki itu di detik-detik terakhir.

Sejak saat itu ia tidak ingat apa-apa tentang kehidupan sebelumnya. Ia marah karena tak bisa mengingat satu pun dari kehidupannya. Dua tahun lamanya, ua menghilang dari lingkungan manusia. Ia kembali untuk mencari gadis yang harus ia minum darahnya.

'Kim Ne Ya, itulah namanya.' Gadis yang ingin Saejun ikuti ke mana pun pergi. Entah kenapa dengan dirinya? Setiap kali melihat gadis itu, ia selalu ingin memberikan perlindungan.

"Ingatanmu mungkin hilang, tapi tidak untuk hatimu!" ucap pimpinan vampir yang tengah terkapar di lantai.

"Apa katamu? Di mana anakmu saat ini?" tanya Saejun dengan mencengkeram leher samg pimpinan.

"Kenapa anak bodoh itu bisa mencintaimu?" gumam Tuan Kim dengan merintih kesakitan. "Di saat ingatanmu kembali, aku harap anakku masih bisa memaafkanmu," tambahnya dengan menendang Saejun. Ia berlari menuju ruang bawah tanah.

Langkah Saejun terhenti tepat di depan pintu. Ia tidak tahu kenapa tak bisa memasuki ruangan di depannya.

Ucapan itu selalu tengiang di benak Saejun. Apa maksud yang dikatakan Tuan Kim? Semenjak itu, ia selalu mengikuti Neya yang telah berubah menjadi vampir. Ia tak bisa mendekatinya karena kalung yang tergantung di leher gadis itu.

"Kenapa kau di sini?" tanya seorang gadis yang menatap tajam dengan mata merah miliknya.

Sesaat, Saejun hanya berdiam, kemudian berlalu pergi.

Namun, ia kembali berdiri di hadapan Neya dan bertanya, "Sebenarnya, kau siapa?"

"Apa kau lupa? Aku adalah putri dari vampir yang telah kau bunuh," jawab Neya sembari menatap geram. Kedua taringnya dikeluarkan siap untuk menggigit manusia serigala di depannya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro