[05]; Dancing

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

The Royal; Bloody Dance
[05]; Dancing

□□□□□

"Bangsat!"

GoWon berusaha mentralkan degup jantungnya yang menggila ketika ia, Jeno, dan Soobin selesai menyaksikan sebuah video yang dikirimkan oleh email spam ke emailnya. Di video itu, terlihat jelas mobil berbodi langsing hitam milik Hwall ditabrak oleh sedan hitam tanpa pengemudi, sehingga masuk kedalam sungai.

Kalut, Soobin langsung mengambil kunci mobilnya dan bergegas keluar dari indojanuari. Jeno dan GoWon mengikuti dari belakang, tak berani membuka suara ketika Soobin sendiri selama perjalanan menuju tempat kejadian terus mengutuk, mengumpat, dan mengabsen seisi kebun binatang.

"Itu, ada rame-rame." Jeno menunjuk kerumunan orang-orang dan beberapa mobil polisi serta mobil ambulan ada disana. "Itu, Hwall kan?"

Ciiitttt!!

Soobin langsung banting setir ketika mendengar penuturan Jeno. Mobil Soobin berhenti tepat di depan kerumunan orang-orang itu, Soobin dapat melihat Hwall yang sedang berbicara dengan para pak polisi dengan keadaan basah kuyup. Kening Soobin mengernyit ketika tidak mendapati intesitas Minjoo disana.

"Heo Hwall!"

Yang merasa memiliki nama menoleh. Hwall dengan segera mengenali Soobin, GoWon, dan Jeno yang berlari kearahnya dengan wajah cemas, maka ia menyuruh seorang polisi yang menemaninya untuk pergi---agak kurang sopan memang, tapi ketika Soobin datang kepadanya dengan tatapan berapi-api, tentu Hwall tidak akan mau membuat pak polisi tadi melihat keributan yang akan terjadi.

"Bangsat, mana Minjoo?" Jeno berusaha menahan Soobin yang hendak menarik kerah baju Hwall, namun Soobin menepis tangan cowok Lee itu dengan mudah seolah menepis angin.

Hwall menoleh kearah mobil ambulan. Disana ada Minjoo yang berusaha bernafas dengan alat bantu nafas yang para medis berikan kepadanya. Hwall merutuki kebodohannya ngak bisa keluar dari mobil lebih cepat dan membawa Minjoo keluar dari air.

Sesempurna apapun Kim Minjoo. Pasti bakal rusak dengan trauma kan? Dan Minjoo, trauma masuk ke dalam air, bukan trauma pada air (dia idupnya gimana dong kalo takut air).

Soobin yang mengikuti arah pandang Hwall langsung berlari menuju Minjoo. Cewek itu terlihat pucat, dengan tatapan mata kosong, seluruh tubuhnya basah kuyup, dan alat bantu nafas di mulut dan hidungnya. Diam-diam Soobin menghela nafasnya, ini salahnya kenapa ia tidak ada di dekat Minjoo, padahal ia sudah berjanji pada ibu Minjoo dan dirinya sendiri untuk menjaga cewek Kim satu itu.

"Joo, lo gak papa?"

Minjoo mengedipkan kedua matanya. Perlahan Minjoo seperti kembali kenyataan setelah merasakan secara nyata mimpi buruk di bawah alam sadarnya. "Gue mau bilang baik, tapi kentara banget gue boongnya," ujar Minjoo sambil menghirup oksigen banyak-banyak. "Btw, kok bisa tahu gue kena musibah gini?"

"Ada anonim yang ngirim email ke GoWon," ucap Soobin sambil duduk di sebelah Minjoo dengan pelan-pelan. "Rasanya, kita juga di teror deh. Ngak cuma pas ultahnya Chenle aja."

Terjadi hening yang cukup lama, sampai Minjoo meletakan alat bantu nafasnya dan mengeluarkan sebuah kartu yang dibungkus oleh plastik bening dari saku celananya.

"Bukan salah Hwall yang ngak narik gue cepetan dari air." Soobin mengernyitkan keningnya ketika Minjoo memberikan kartu tersebut padanya. "Guenya yang malah berenang buat ngambil kartu itu. Sori ya. Jangan maraan lagi sama Hwall."

Gimana Soobin mau ngamuk kalo gini ceritanya.

□□□□□

"HAH?! LO KENA TAB----EEMPPP!!"

Punya sepupu macem Chenle itu artinya lo sodaraan ama toa.

Minjoo, Soobin, dan yang lain memutuskan langsung ke rumah Chenle setelah mengantar Minjoo dan Hwall ganti baju. Mereka tidak jadi ke kantor polisi karena seorang polisi muda---abangnya Jeno---Moonbin, disuruh ke rumahnya Chenle karena anak-anak itu tidak kunjung datang.

"Jadi pelaku yang membunuh saudari Yiren ini orang yang sama dengan yang menabrak kalian?" Moonbin memijat pangkal hidungnya, tiba-tiba saja ia merasa pusing karena ini adalah kasus pembunuhan berantai pertamanya. "Lalu kalian dapet ini?" Hwall mengangguk ketika Moonbin mengangkat kartu tebal yang telah dilapisi plastik itu.

"Kayanya itu bukan dari pelaku deh bang," ujar Jeno. "Logisnya, pelaku ngak bakalan ngasih clue buat polisi membongkar kejahatannya."

GoWon mengangguk, "Ada orang lain yang bantu kita. Tapi dia memberikan cluenya seolah-olah dia pelakunya."

"Duh pusing pala gue," celetuk Soobin sambil duduk selonjoran di sofa ruang tamu rumah Chenle.

Hwall menghela nafas, "Apalagi gue."

"Bang, bacain aja isi suratnya," ujar Chenle. "Saya udah ga nahan sama si Soobin Hwall ini, ngeluh doang."

Moonbin mengangguk. Ia membacakan isi suratnya sementara Soobin dan Chenle saling tampol menampol.

"Si vampir ini, hobi sekali menari.
Ia pencipta Tarian Darah.
Dia juga seorang pendendam."

"Udah? Gitu doang?" tukas Jeno. Ia mengacak surai hitamnya, "Kalo gini gimana caranya tahu pelakunya?"

"Kayaknya gue tahu deh."

□□□□□

Ps; jadwal apdet udah ancur dah ;")

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro