Path-13

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Biasanya, jika aku berada dalam masalah, Ibu selalu ada untukku.

"Ibu..! Ibu..!!" Aku berlari dengan air mata mengalir deras di pipiku. Membuka pintu kamar secara paksa dan akhirnya melompat kedalam pelukan hangat ibu.

Ibu yang heran melihatku masuk ke kamarnya tengah malam pun menatapku cemas. "Kena? Ada apa?"

"Ibu! Huaaa!! Aku tadi lihat ada orang aneh! Wajahnya cantik, tapi dia seram sekali bu! Aku takut!!"

Ibu mengelus lembut rambutku, kemudian tersenyum hangat. "Oh, itu hanya mimpi buruk, Kena. Sana tidur lagi, pasti akan hilang."

"Tidak mau!" Aku menggeleng cepat. "Aku mau tidur sama ibu saja!"

Ibu lagi-lagi tersenyum. "Aduh, padahal sudah besar ya. Malam ini saja ya, besok tidur sendiri lagi."

Aku tersenyum lega, kemudian menghapus air mataku dan mengangguk. "Iya!"

Hanya hal sekecil itu, ibu selalu ada untuk menenangkanku, selalu ada untukku.

Kemudian, aku mendapati fakta bahwa ibu bukanlah orang tua kandungku.

Lalu, aku terjebak di dunia yang sangat tidak dapat dicerna oleh akal sehatku.

Dan sekarang, aku harus menyelesaikan sebuah masalah rumit,

Tanpa keberadaan ibu di sisiku.

***School of Magic***

"Kena, awas!"

Aku menghindari sebuah benda yang lagi-lagi melesat cepat kearahku. Kali ini benar-benar meleset, hanya ujungnya saja yang lagi-lagi mengenai pipiku.

Aku mendecih tertahan, firasat burukku menjadi kenyataan. Ternyata ada orang jahat yang menghadang dan mencoba menyakiti kita.

"Cih, gagal lagi rupanya." Griselle tersenyum sinis. "Alex, giliranmu sana, aku lelah. Sepertinya kurang tidur menganggu akurasi panahku."

Lelaki berpakaian serba hitam dengan kalung besi di lehernya yang bernama Alex itu mengangkat kedua bahunya, merendahkan. "Ayolah, Griselle, aku tak menyangka kau selemah itu." Senyum licik mengembang di wajahnya. "Aku bahkan, dapat menghancurkan mereka sekaligus."

Aku menelan ludahku dengan susah payah. Ini ... pertarungan ini ... sangat tidak menguntungkan di posisi kami. Aku, Yura, maupun Lizzy belum terlalu mahir menggunakan sapu terbang. Aku menggigit bibir bawahku, apa yang harus ku lakukan?

Sebuah pohon terlepas begitu saja dari tempatnya, melayang dan terlempar ke arah kami.

"MENGHINDAR!!" Sahut Lizzy.

Aku membanting sapu terbangku. Aku berhasil menghindari pohon besar itu, tapi akibatnya keseimbanganku goyah. Aku terjatuh tepat diatas tanah berumput, begitu juga Yura. Sedangkan Lizzy masih kokoh diatas sapu terbangnya.

"Kena, kamu tidak apa-apa?" Xia-xia terbang mendekatiku.

Tidak ada waktu lagi untuk berpikir, aku harus melakukan sesuatu.

"Xia," panggilku lirih.

"Apa?"

"Xia, kamu ajak Yumi dan Fance untuk pergi dari sini dan melapor ke sekolah."

Xia-xia menatapku tidak setuju. "Eh? Apa?! I, itu mustahil! Bagaimana dengan kalian?!!"

Aku menatap tajam Xia-xia. "Xia, percayalah padaku." Aku harus melakukan sesuatu, aku tidak bisa diam saja. "Kamu, percaya padaku, 'kan?"

Xia-xia terdiam, kemudian mengangguk. Raut wajahnya serius. "Baiklah, kuserahkan padamu, Kena."

Aku tersenyum tipis. Xia-xia terbang menjauh, begitu juga dengan Yumi dan Fance.

Aku beranjak berdiri, dari segi manapun memang kami kalah unggul. Tapi, aku tidak berniat kalah disini.

Sebuah pohon lagi-lagi terlempar ke arahku dan Yura. Aku menghindar dengan cepat, kemudian bersembunyi dibalik sebuah batu besar.

Yura muncul begitu saja di sampingku, dan itu membuatku terkejut.

"Yura!" Pekikku. "Jangan membuatku terkejut! Lagipula, katanya kamu tidak bisa berteleportasi tanpa tahu letak tempat 'kan?!"

Wajah Yura menatapku serius, keringat sudah membanjiri wajahnya. "Sungguh? Kamu serius Kena? Apa aku harus menjawab pertanyaan bodohmu itu sekarang?!"

Aku meringis pelan. "Maaf,"

"Tidak perlu minta maaf," Yura menggepalkan erat tangannya. "Aku masih tidak tahu kekuatan pertamaku .. jadi .... maaf, aku tidak bisa membantu banyak."

"Ya ampun, kalian lemah sekali." Suara merendahkan Alex kembali terdengar. "Oh, gadis kecil, kamu cukup pemberani, ya? Masih kokoh diatas sapu terbang." Ujung bibirnya tertarik, menunjukkan senyum meremehkan. "Sayangnya, kamu akan segera jatuh."

Alex menjentikkan jarinya. Seketika sapu terbang Lizzy terbang tak terkontrol. "Akh!" Lizzy terjatuh dari sapu terbangnya. Aku memejamkan mataku, tak sanggup melihat Lizzy jatuh dari ketinggian setinggi itu.

"Kurasa kamu salah, Dark Witch."

Suara Lizzy membuatku mengumpulkan nyali untuk membuka mataku. Bola mataku hampir saja lepas dari tempatnya, aku tak menyangka. Lizzy melayang tanpa sapu terbangnya.

"Jadi, kekuatanmu itu Telekinesis, huh?" Lizzy menatap tajam Alex. "Kekuatanmu mirip denganku, ya?"

Alex mendecih pelan. "Mirip? Ha! Pengguna Gravitasi selalu saja sombong. Aku jadi mempunyai alasan untuk membunuhmu!"

Lizzy tersenyum sinis, yang sejujurnya sangat tidak cocok di wajah manisnya. "Sombong? Apa kau tahu kenapa?"

Alex mengulurkan tangannya, sebuah batu raksasa melayang begitu saja dan terlempar ke arah Lizzy.

Dengan mudah Lizzy menghindarinya. Kemudian Lizzy mendarat dengan mulus di tanah, dan dia menyentuh tanah dengan telapak tangannya.

Lizzy tersenyum miring. "Tentu saja, karena aku lebih kuat darimu."

Seketika, aku merasa diriku tertekan kebawah, gravitasi meningkat drastis, membuatku, Yura, maupun Alex dan Griselle tidak dapat bergerak.

"S, sial ..." Umpat Griselle. "Kekuatanmu boleh juga, White Witch. Tapi sayangnya ... kekuatanmu belum terkontrol secara sempurna." Senyum licik terukir di wajahnya.

"Apa maksudmu?!" Sahut Lizzy.

"Kau kira aku tidak tahu?" Griselle tertawa pelan. "Teman-temanmu yang ada di belakang batu itu, juga tertekan akibat kekuatanmu."

Lizzy mendesah pelan.

"Jika kau ingin membunuh kami, maka kamu juga harus membunuh teman-teman tercintamu itu." Timpal Alex, tidak lupa dengan tawa sinisnya yang menyeramkan. "Menyedihkan sekali."

Aku sangat kesal. Berani sekali dia menghina temanku. Ingin sekali rasanya aku berdiri dan membekukan wajahnya, tapi sayangnya kekuatan Lizzy tidak mengizinkanku. Aku dan Yura tidak bisa bergerak, seujung jaripun tidak.

"Hey, gadis sombong!" Panggil Griselle. "Jika kamu tidak menghentikan kekuatanmu ini, kamu bisa mematahkan tulang teman-teman menyedihkanmu itu, lho."

Lizzy menggeram.

Aku tidak tahu harus berbuat apa selain meringis menahan rasa sakit yang mulai menjalar di sekitar tubuhku. Akibat Gravitasi yang terlalu tinggi, membuat tubuhku terlalu tertekan kebawah sehingga dapat mematahkan tulangku dan Yura kapan saja. Ini sangat berbahaya. Tapi, jika Lizzy melepaskan kekuatannya, maka kedua pasukan Dark Witch terbebas dan dapat menyerang kami kapan saja. Semuanya sangat beresiko!

Lizzy menoleh lemah kearahku, sesaat mengodekan sesuatu kepadaku.

Aku menangkap kode darinya. Dia mengodekanku agar aku dan Yura segera lari tepat setelah Lizzy melepaskan kekuatannya.

Tapi, apakah ini jalan yang benar?

Lizzy mengorbankan dirinya untukku dan Yura? Tidak, itu tidak benar.

"Aku .."

Lizzy mengangkat kedua tangannya ke udara. "LARILAH, KENA! YURA!"

Aku dapat merasakan tubuhku menjadi ringan kembali. Gravitasi kembali normal, ini kesempatanku dan Yura untuk melarikan diri. Tapi ...

"Hah, bodoh sekali!" Alex mengeluarkan sebuah tali dari dalam pocket-nya. "Griselle, ayo kita tangkap mangsa untuk hari." Alex melemparkan satu ujung tali kepada Griselle.

"Oke!" Griselle menangkap ujung tali tersebut, kemudian memasang kuda-kuda. "Sepertinya, sebentar lagi kita akan naik jabatan, Alex."

"Tentu saja."

Secara bersamaan, Alex dan Griselle melempar kedua ujung tali tersebut kearah Lizzy. Tanpa sempat menghindar, dengan cepat tali tersebut mengikat tubuh kecil Lizzy.

"Baiklah, selanjutnya ..." Alex menatapku dan Yura dengan tatapan bagaikan hewan buas yang sedang marah.

Aku ... tidak tahan lagi!

"Kena!"

Aku menoleh ke arah Yura. Wajah Yura tampak marah besar. "Aku ... mungkin tidak bisa bertarung, tapi ... takkan kubiarkan, mereka menyakiti Lizzy!" Yura mengepalkan kedua tangannya erat-erat. "Ayo, bertarung!"

Aku terkesima, kemudian mengangguk.

Ya, aku--bukan, bukan aku ...

Tapi kami, akan melindungi Lizzy, dan kembali dengan selamat.

To be continue ...

Published 24-08-18

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro