chp 1

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

pairings : Italy/FemIndonesia

Fandom : Axis Powers Hetalia (C) Himaruya hidekazu

Characters : Feliciano Vargas (N.Italy), Ludwig Beilcshmitch (Germany), Kiku Honda (Japan), ? (Nusantara/Indonesia).




Saat pertama kalinya ia bertemu dengannya adalah sejak Ludwig akan pergi ke negara yang bernama "nusantara" karena ada urusan dengan jepang yang sedang menduduki daerah tersebut.

Karena dia seorang penakut, dia sudah tidak tahan dengan tatapan tajam dari tentara Nazi milik Ludwig. ia pun langsung keluar dan meneriaki nama nation yang besar itu dan langsung memegang pundaknya.

Ia juga tidak sadar kalau Ludwig sedang berbicara dengan jendral dari jepang alias Kiku Honda. saat Kiku menyambutnya dengan khas sopannya ia langsung memeluk Personafisikasi yang tidak nyaman itu namun tetap senyum saja dia.

Keheningan saja mulai... Disitulah berdiri Personafisikasi yang masih belum merdeka dan yang negaranya masih bernama 'Nusantara'. Gadis itu memakai pakaian militer yang seperti tentaranya jepang namun dengan warna kuning kecoklatan.

wajahnya yang mungil rasanya ingin ia cubit kedua pipinya karna saking mengemaskannya. rambutnya berwarna hitam alami yang diikat ke bawah dengan bungan melati kecil ditepat bagian ikatannya ingin ia cium wanginya seperti apa. mata hitam yang bundar dengan rasa semangat dan nasionalisme tinggi yang membuatnya ingin menatapnya terus tanpa mengetahui berapa lama konser tatapan mata tersebut.

Feliciano lepas dari pelukannya berniat untuk kenalan dengannya "Ve~ Kiku, siapa Bella cantik ini~?" tanyannya kepada sahabat dari jepang itu. "Na - namanya Nusantara...." Kiku merasa canggung karena ia mengetahui kalau gadis itu tidak biasa bertemu dengan seseorang yang ia baru temui lalu langsung menggodanya.

"Ciao Bella~, Namaku Feliciano Vargas! aku personafisikasi dari Italia Veneziano.
grazie telah membolehkan kami datang ke wilayahmu." setelah memperkenalkan diri,ia terbeku oleh balasan gadis mungil itu "terima kasih kembali, walaupun hanya itu saja yang aku bisa..." senyumnya yang sopan itu membuat hatinya langsung meleleh. seluruh wajahnya terasa hangat dan merah seperti tomat milik kak Antonio. sayangnya hal itu tdak bertahan begitu lama, karena Nusantara menawar mereka ke rumahnya karena mereka terlihat sangat lelah setelah perjalanan. Feliciano mengikuti gadis itu, sepertinya yang dialaminya itu hanya cuaca panas matahari saja...

rapat mereka bisa dibilang hanya sebentar tapi suasana ketegangan dan keseriusan terasa sampai luar rumah. Feli ikut merinding tapi melakukan sebaik baiknya untuk tetap fokus. setelah selesai rapat, langsung semuanya mengurus urusan penting mereka sendiri. Feliciano yang tidak punya kerjaan ingin keluar sebentar untuk cari udara, mumkin berkenalan dengan penduduk asli disini juga- Eits! dia harus minta izin kepada teman jermannya dulu agar tidak ada yang panik ngak jelas.

Feliciano berjalan ditepi pantai dengan riang. ia melihat beberapa bocah bermain bola dengan asiknya seakan tak ada hal buruk terjadi...sungguh menyakitkan jika mereka melihat perang dingin yang menghabiskan nyawa yang begitu banyak. matanya terfokus dengan sosok gadis mungil yang juga ikut bermain dengan bocah bocah itu. kalau tidak salah gadis itu adalah Nusantara. Senyum yang tipis telah tergambar di bibir Feliciano, sepertinya dia menikmatinya...

Nusantara mulai sadar dengan adanya pemuda Italia yang sedang menatapnya. Gadis itu segera menghampirinya dengan khas sopannya. "Tuan Vargas? maaf, tapi apa yang engkau lakukan disini?" ia mengenakan Kebaya yang cukup menawan dan elegan dengan rambut yang diikat gaya Simple bun dengan bunga yang ada disebelah kanan bunnya.

Feliciano harus menggigit bibirnya yang bagian bawah agar menahan kepanikannya saat gadis Asia ini berada didepannya. "Aku hanya berjalan kesini saja kok Bella~ Aku juga tidak sengaja bisa bertemu disini Ve~

Nusantara sedang berpikir sejenak lalu ia duduk di kursi buatan kayu yang dekatnya. "oh, bagaimana dengan pekerjaanmu?" Nusantara bertanya dengan penasaran. tapi tetap suaranya dibuat tidak menyinggung kepada pria asing disebelahnya."Sudah kok Bella! kalau tidak, si Ludwig akan mensita semua pasta ku Ve~" Nusantara hanya cekikikan dengan tingkah Feliciano. "ah iya Nusantara, tempatmu juga banyak rumah yang khas belanda. Apakah kau dibesarkan oleh Lars?" giliran Feli yang bertanya. Nusantara hanya diam sebentar, Feli agak ragu dengan pertanyaannya. Gadis itu menghela nafas dan berkata; "Seperti itu yah... Aku baru tahu kalau si tulip berengsek itu membuat begitu banyak bangunan hanya untuk pendududknya tinggal disini!" suaranya itu jelas kesal. Feli bukannya teesinggung malah tertawa karena Nusantara mengingatkannya dengan Lovino yang suka mengomel tentang Antonio.

mereka bicara begitu banyak, halnya seperti sejarah mereka, budaya mereka, kakek mereka Kekaisaran romawi dan Majapahit. apapun topik itu membuat mereka hampir memiliki kesamaan yang sama.

Feliciano melihat buklet kecil yang berada didekat kaki Nusantara. karna penasaran, ia memberitahu Nusantara buklet tersebut. Nusantara pun melakukan apa yang dimaksud oleh Pria bangsa italia didepannya itu. ternyata buklet itu adalah buku tentang terjadinya Perang dingin yang sedang ia hadapi.

"Buku siapa ini..?" Suara Feliciano terasa tidak terdengar, hanya Nusantara saja yang bisa mendengarnya. "ini milikku. Tapi sebenarnya ini milik Tuan Kiku, aku bersyukur buku ini diterjemahkan dengan bahasa inggris melainkan bahasa Jepang." ternyata miliknya... itu artinya Nusantara mengetahui hal keji yang dilakukannya... pasti sebenarnya, Nusantara tidak ingin berbicara dengannya saat mengetahui hal itu...
kesunyian yang tidak enak tertimpa kepada mereka.

"Apa yang akan kau lakukan setelah perang dingin ini selesai Tuan Vargas?" Nusantara mulai bertanya dengan serius, tidak perlu ditanya bagaimana ia tahu kalau ia bekerja sama dengan mereka
"Entahlah Bella...aku tidak tahu...." jika ia ceria seperti biasanya, tidak mungkin ia jawabannya seperti itu. tapi hal itu wajar, karena perang ini adalah perang keji bagi seluruh dunia. Ludwig dan Kiku adalah salah satu dari negara yang sangat kejam, karena ia masih punya hati dia tidak sanggup untuk menyakiti yang lain, hanya Kakaknya saja yang sanggup. itulah mengapa ia selalu disebut 'Italia yang tidak berguna' dari kawannya. namun ia tidak peduli, ia hanya ingin dunia kejam ini berakhir! ia tetap mendukung kawan kawannya meski ia tahu jika keinginan Ludwig ataupun Kiku tidak akan dikabulkan... Feliciano bertanya hal yang sama kepadanya.

Beda darinya; gadis itu memiliki kesemangatan dan Nasionalisme yang tidak kalah tinggi dengan kedua sahabatnya. "Setelah aku merdeka, nama negara ini sudah bukan lagi Nusantara, tapi Indonesia! memeberi kesatuan kepada seluruh daerah yang telah dijajah oleh belanda, membuktikan kalau bangsa ini bukanlah bangsa yang diatur seenaknya, mengenal dan membantu negara lain, bertemu adik - adikku,dan menyatukan selutuh negara ini tanpa kolonialisme lagi!" mendengar jawabannya itu. Feliciano hanya terdiam dan mengagumi Cita - cita Nusantara. cita - cita seperti itu besar untuk rakyat dan dunia.

jika dipikir - pikir, Feliciano tidak mengetahui tentang nama asli Nusantara. dia sangat malu bertanya seperti itu. "ve... Nusantara... apa nama... a - aslimu?" mukanya mulai merasa memerah akibat pertanyaan memalukannya. mukanya mulai menjadi tomat saat mendengar tertawa yang hampir seperti lagu.

setelah Nusantara menghentikan tawanya ia mulai mengungkapkannya
"Kartika" lalu ia lanjut "R.R Kartika N. Melati" nama yang begitu cocok untuk dirinya. Kartika mengambil bunga yang dijepit diikat rambutnya itu kepada Feliciano, Feli menerima hadiah yang diberinya itu.

"Bel Nome"

kata itu tiba - tiba keluar dari bibirnya. untung Kartika tidak bisa bahasa italia. kalau bisa nanti dia akan dianggap seperti Francis. Kartika tidak mengerti apa yang dibilang oleh pemuda yang ada didepannya ini, pipinya mulai memerah sedikit saat melihat Feliciano mecium wangi bunga "Melati" yang diberinya. sebenarnya hal yang dilakukannya itu hal yang wajar bagi semua orang. hanya saja Bunga itu bekas keringat rambutnya maupun kulitnya. itulah yang membuatnya malu.

satu kedipan dari mata mulailah tatapan antara kedua bola mata yang sedang mempelajari apa yang sedang dipikirkan.

alah satu dari mereka mulai memejamkan matanya karena lelah, lalu kepala mereka hampir begitu dekat sampai kedua bibir mereka itu mulai tab-

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"DUAAK"

ada sesuatu yang hampir menimpa kelapala mereka. walaupun tak ada menjadi korban tetapi itu mengganggu mereka berdua. suara apa yang membuat mereka sampai terhenti hampir dengan wajah yang begitu memerah seperti sayur tomat?

ternyata para pembaca... yang mengganggu suasana mereka berdua adalah sebuah bola yang tidak sengaja terlempar ke arah mereka. bersyukurlah salah satu dari pasangan ini tidak ada yang pingsan maupun tidak sadar....
(cuman bikin kesel pembaca yah?)
Kartika memandang kepada para bocah yang saling menyalahi atas pelakunya dengan wajah kesal namun masih ada sedikit dari pipinya yang memerah. untuk Feliciano, dia juga kesal dan malu(?) tapi melihat wajah kesal yang dimiliki oleh Kartika membuatnya tak bisa menahan tawanya. melakukan pekerjaan yang sangat gampang ia gagal total dan tertawa berbahak - bahak sambil memeluk perutnya sendiri agar tidak terlihat wajahnya yang tidak pantas itu.

setelah hukuman dan tawa bahakan selesai. mereka sadar kalau waktunya sudah mulai gelap dan sudah waktunya untuk mereka pulang kerumah mereka masing - masing. kedua pasangan ini mulai pergi menuju tempat mereka. akan tetapi....

"DUBRAK"

sekali lagi ada lemparan bola yang tidak disengaja, tali kali ini salah satu dari mereka terbentur oleh Feliciano dari belakang lalu pingsan akibat terlalu capek dan terkena bola. Kartika yang ada dibelakangnya memutarkan kepalanya dan menemukan Feliciano terpingsan di atas pasir dengan bola yang ada di sebelahnya. mana mungkin ia tidak panik kan?

setelah puas memarahi para bocah itu, ia lalu mengangkat Feli yang sepertinya tidur nyenyak dengan gaya "Bridal Style"
untung dia cukup kuat berkat rakyatnya yang menjadi satu untuk kemerdekaan.
ia sepertinya juga harus berterima kasih kepada Kiku yang melatihkan warganya untuk peperangan dalam PETA.

akhirnya sesampai dirumah, Kartika meminta bantuan kepada Kiku dan Ludwig yang sedang berbincang(?).
Ludwig bertanya - tanya dibenaknya, bagaimana personafisikasi yang mungil seperti Kartika bisa mengangkat temannya yang pengecut itu?
(jawabanmu ada diatas Ludwig.)








A/N :
Ciao para hetalians yang dari indonesia! ini bukan buku pertama admin tapi ini pertama kalinya aku bikin cerita dengan bahasa indonesia (kalau cerita lain bahasa inggris). mohon maaf jika ada kesalahan. kalau mau lihat indo versi laki laki dicerita lain walaupun ngak banyak :v

Yah memang indonesia dan Italy tidak memiliki hubungan sama sekali sejak awal sampai sekarang (ekonomi memang,tapi kurang gubrak!) tapi bukan berarti kalau mereka tidak bisa mengenal satu sama lain dan dijodohkan oleh admin pecinta yaoi sel-[admin di taplak ama Nesia]

Ini ada hubungannya sedikit dengan sejarah jadi akan admin jelaskan

°DAFTAR

Ciput Putrawidjaja Praktisi Inovasi dan Inkubasi Bisnis Teknologi Kelautan

Direktur Badan Pengelola Marine Science Techno Park Universitas Diponegoro (MSTP UNDIP)

FOLLOW

HUMANIORA

Jejak Pasukan Nazi Jerman di Indonesia

30 Oktober 2015 18:28 Diperbarui: 30 Oktober 2015 18:28

280 2 0

JEJAK PASUKAN NAZI JERMAN DI HINDIA BELANDA: U-BOAT GESCHWADER

[caption][/caption]Kehadiran pasukan NAZI Jerman tidak lepas dari persekutuan mereka dengan Kekaisaran Jepang pada teater Perang Pasifik (1941-1945), bagian dari Perang Dunia 2 (1939-1945). Adolf Hitler memerintahkan Panglima Angkatan Laut Jerman (Kriegsmarine), Admiral Karl Doenitz untuk mengirimkan eskader kapal selam Jerman yg terkenal, U-Boat, untuk membantu sekutunya itu dalam menghalau armada angkatan laut Sekutu (ABDACOM/American British Dutch Australia Command), selain mengangkut mesin presisi, mesin pesawat terbang, serta berbagai peralatan industri lainnya, yang dibutuhkan sekutunya, Jepang yang sedang menduduki Indonesia dan Malaysia. Sepulangnya dari sana, kapal-kapal selam itu bertugas mengawal kapal-kapal cargo yang membawa "oleh-oleh" dari Indonesia dan Malaysia, berupa hasil perkebunan seperti karet alam, kina, serat-seratan, dan minyak bumi, untuk keperluan industri perang Jerman di Eropa.

KIPRAH U-BOAT DI HINDIA TIMUR

[caption]

[/caption]Pada awalnya, kapal selam Jerman yang ditugaskan ke Samudra Hindia dengan tujuan awal ke Penang berjumlah 15 buah, terdiri U-177, U-196, U-198, U-852, U-859, U-860, U-861, U-863, dan U-871 (semuanya dari Type IXD2), U-510, U-537, U-843 (Type IXC), U-1059 dan U-1062 (Type VIIF). Jumlahnya kemudian bertambah dengan kehadiran U-862 (Type IXD2), yang pindah pangkalan ke Jakarta.

Ini disusul U-195 (Type IXD1) dan U-219 (Type XB), yang mulai menggunakan Jakarta sebagai pangkalan pada Januari 1945. Sejak itu, berduyun-duyun kapal selam Jerman lainnya yang masih berpangkalan di Penang dan Sabang ikut pindah pangkalan ke Jakarta, sehingga Jepang kemudian memindahkan kapal selamnya ke Surabaya.

Adalah U-862 yang dikomandani Heinrich Timm, yang tercatat paling sukses beraksi di wilayah Indonesia. Berangkat dari Jakarta dan kemudian selamat pulang ke tempat asal, dan sempat2nya menenggelamkan kapal2 Sekutu di Samudra Hindia, Laut Jawa, sampai Pantai Australia.

Nasib sial nyaris dialami U-862 saat bertugas di permukaan wilayah Samudra Hindia. Gara-gara melakukan manuver yang salah, kapal selam itu nyaris mengalami "senjata makan tuan", dari sebuah torpedo jenis homming akustik T5/G7 Zaunkving yang diluncurkannya. Untungnya, U-862 buru-buru menyelam secara darurat, sehingga torpedo itu kemudian meleset.

Usai Jerman menyerah kepada pasukan Sekutu, 6 Mei 1945, U-862 pindah pangkalan dari Jakarta ke Singapura. Pada Juli 1945, U-862 dihibahkan kepada AL Jepang, dan berganti kode menjadi I-502. Jepang kemudian menyerah kepada Sekutu, Agustus tahun yang sama. Riwayat U-862 berakhir 13 Februari 1946 karena dihancurkan pasukan Sekutu di Singapura. Para awak U-862 sendiri semuanya selamat dan kembali ke tanah air mereka beberapa tahun usai perang.

°Dari sekian banyak kapal selam Nazi Jerman (U-Boat) yang beroperasi di Asia Tenggara selama Perang Dunia 2 Teater Pasifik (1942-1945), mungkin kapal selam U-195 dan U-219 yang bisa mengubah sejarah dunia, jika saja Nazi Jerman dan Jepang tidak keburu kalah perang. Kedua kapal selam itu ternyata sedang mengangkut muatan rahasia berupa uranium dan roket Nazi Jerman V-2, dalam keadaan terpisah ke Jakarta, untuk dikembangkan pada projek senjata nuklir pasukan Jepang di bawah pimpinan Jenderal Toranouke Kawashima.

Ini merupakan langkah Jerman membantu Jepang, yang berlomba-lomba dengan AS dalam membuat senjata nuklir untuk memenangkan Perang Dunia II di kawasan Asia-Pasifik. Rencananya, senjata nuklir Jepang tersebut akan ditembakkan ke wilayah AS.

Kapal selam U-195 tiba di Jakarta pada 28 Desember 1944 dan U-219 pada 11 Desember 1944. Richard Besant dalam bukunya berjudul Stalin's Silver dan Robert K Wilcox dalam Japan's Secret War, hanya menyebutkan, kedua kapal selam itu membawa total 12 roket V-2 dan uranium ke Jakarta.

Namun, berbagai catatan tentang diangkutnya uranium dan roket V-2 untuk Jepang itu melalui Indonesia, hanya berhenti sampai ke Jakarta. Seiring menyerahnya Jerman kepada pasukan Sekutu di Eropa pada 8 Mei 1945, keberadaannya tidak jelas lagi.

Sementara itu, projek senjata nuklir Jepang di Hungnam, bagian utara Korea, sudah menguji senjata nuklirnya sepekan lebih cepat dari Amerika Serikat. Namun Jepang kesulitan melanjutkan pengembangan, karena untuk material pendukung harus menunggu dari Jerman.

Kapal selam U-195 dan U-219 kemudian dihancurkan pasukan sekutu, saat keduanya sudah berpindah tangan ke Angkatan Laut Jepang. Sebagian awak U- 195 sendiri, ada yang kemudian meninggal dan dimakamkan di Indonesia.

Kapal U-195 (Type IXD1) dikomandani Friedrich Steinfeld, selama tugasnya sukses menenggelamkan dua kapal sekutu total bobot mati 14.391 GRT dan merusak sebuah kapal lainnya yang berbobot 6.797 GRT. Kapal selam itu kemudian dihibahkan ke AL Jepang di Jakarta pada Mei 1945 dan berubah menjadi I-506 pada 15 Juli 1945. Kapal ini kemudian dirampas Pasukan Sekutu di Surabaya pada Agustus 1945 lalu dihancurkan tahun 1947.

Sedangkan U-219 (Type XB) dikomandani Walter Burghagen, yang selama aksinya belum pernah menenggelamkan kapal musuh. Kapal selam ini kemudian dihibahkan ke AL Jepang di Jakarta, lalu pada 8 Mei 1945 berubah menjadi I-505. Usai Jepang menyerah Agustus 1945, I-505 dirampas Pasukan Sekutu lalu dihancurkan di Selat Sunda oleh Angkatan Laut Inggris pada tahun 1948.

°Usai Jerman menyerah kepada Sekutu di Eropa pada 8 Mei 1945, berbagai kapal selam yang masih berfungsi, kemudian dihibahkan kepada AL Jepang untuk kemudian dipergunakan lagi, sampai akhirnya Jepang takluk pada 15 Agustus 1945 usai dibom nuklir oleh Amerika.

Setelah peristiwa itu, sejumlah tentara Jerman yang ada di Indonesia menjadi luntang-lantung tidak punya kerjaan. Orang-orang Jerman mengambil inisiatif agar dapat dikenali pejuang Indonesia dan tidak keliru disangka orang Belanda. Caranya, mereka membuat tanda atribut yang diambil dari seragamnya dengan menggunakan lambang Elang Negara Jerman pada bagian lengan baju mereka.

Para tentara Jerman yang tadinya berpangkalan di Jakarta dan Surabaya, pindah bermukim ke Perkebunan Cikopo, Kec. Megamendung, Kab. Bogor. Mereka semua kemudian menanggalkan seragam mereka dan hidup sebagai "warga sipil" di sana.

Kedatangan pasukan AFNEI (Allied Forces in Nederlands East Indies) di Batavia yg bertugas melucuti pasukan Jepang dan sekutunya di Hindia Belanda pada September 1945 tak luput memindai keberadaan mantan serdadu Kriegmarine ini. Satu kesatuan dari Royal British Indian Regiment Inggris datang ke Cikopo dan mereka kaget menemukan adanya tentara Jerman di sana. Dengan menggunakan 50 truk eks pasukan Jepang, orang-orang Jerman di Perkebunan Cikopo tsb dipindahkan ke tempat penampungan di Bogor. Namun mereka harus kembali mengenakan seragam mereka, memegang senjata yang disediakan pasukan Inggris, untuk melindungi tempat penampungan yang semula ditempati orang-orang Belanda

Uniknya, setiba di Bogor, sekelompok pejuang menyerang kamp tsb dan mencoba membebaskan para mantan serdadu Nazi tersebut. Mungkin pejuang2 tersebut mengira serdadu2 tsb ditangkap oleh Sekutu. Selanjutnya ke-260 orang prajurit tersebut diangkut ke Pulau Onrust, di Kep. Seribu di lepas pantai Batavia. Beberapa orang di antaranya berhasil melarikan diri dari Pulau Onrust, dengan berenang menyeberang ke pulau lain, termasuk pilot pesawat angkatan laut bernama Werner dan sahabatnya Lvsche dari U-219.

Selama pelarian, mereka bergabung dengan pejuang kemerdekaan Indonesia di Pulau Jawa, bekerja sama melawan Belanda yang ingin kembali menjajah. Lvsche kemudian diketahui meninggal, konon akibat kecelakaan saat merakit pelontar api.

Sebagian dari mereka akhirnya meninggal dan dimakamkan di Cikopo, Megamendung, Bogor

(buset penjelasannya banyak bener!)

jadi Admin ambil sejarah itu untuk Feli dan juga Ludwig untuk datang ke indonesia. headcanonnya nanti aja terakhir yah ;)

Daadaaah~ *admin terbang dengan sayap malaikat milik Arthur(?) lalu tak sengaja menabrak pohon sampai wajanhya seperti babak belur.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro