Kematian - Jeah

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Faye baru saja menginjakkan kakinya di anak tangga terakhir di teras ketika wajah asing yang menyeramkan muncul di depannya, meneriakkan kesunyian dari mulutnya yang hitam dan terbuka lebar. Dia begitu terkejut sampai mengambil langkah mundur dan malah terjatuh dari teras.

"Faye!" Seseorang berteriak dari dalam rumah, tidak lama kemudian dia keluar dan langsung mendatangi Faye yang masih terlentang di atas tanah. "Kamu nggak apa-apa? Apa yang terjadi?" Dia membantu Faye duduk.

"Aku nggak apa-apa, Tan. Kepleset aja tadi."

Bisa melihat hantu sejak kecil biasanya dia tidak gampang terkejut, para hantu yang mengetahui bahwa Faye bisa melihat hantu pun biasanya mendekatinya bukan dengan cara mengagetkannya seperti ini. Sepertinya hantu penghuni villa ini tidak suka dia bertamu.

"Kamu yakin? Tadi suara jatuhmu keras sekali sampai terdengar dari dalam."

Faye tertawa canggung. Suara itu pasti gara-gara kerang-kerang yang dikumpulkannya dari pantai jatuh bertaburan. "Haha. Maaf mengagetkan."

Setelah itu mereka bersama-sama masuk ke dalam rumah. Namun, lagi-lagi sosok tadi muncul dan menakutinya, kali ini dia bisa mendengar lengkingan yang menyayat telinga ketika hantu itu membuka mulutnya. Di saat bersamaan dia mengalami kesulitan untuk masuk lebih dalam ke rumah, hanya satu langkah setelah pintu dan kakinya tidak bisa digerakkan lagi. Hantu itu mendekat dan mendekat, Faye mulai kesulitan bernapas seolah hantu itu merebut semua pasokan oksigen di sekitar mereka. Makhluk itu akhirnya beradu hidung dengan Faye, dan sebelum Faye bisa melarangnya, si hantu masuk ke dalam pikirannya.

***

Musim hujan, langit gelap tertutup awan hitam dan gerimis kecil mulai turun membasahi pasir pantai. Ombak yang bergulung tiada henti terlihat menyeramkan kala itu namun tidak mengganggu dua orang yang berdiri di bibir pantai. Faye mendekat, mengenali mereka dengan mudah. Mereka adalah Ningrum, adik dari ayahnya yang menghilang tanpa jejak sembilan tahun lalu, dan Alea sahabatnya.

"Tolong pikirkan lagi. Marvin itu brengsek, dia nggak pantes dapetin kamu," Alea memohon, menggenggam tangan Ningrum dengan putus asa.

"Dia mata lo nggak ada yang lo rasa pantes buat gue."

"Karena mereka memang nggak pantes buat kamu."

Ningrum memutar bola mata. "Nggak bisakah lo dukung gue? I love him so much. Lo pernah janji lo bakal selalu dukung gue. Kali ini gue bener-bener butuh dukungan lo. Us against the world, remember?"

"Of course I remember, that's why I'm begging you, please don't marry him. I love you. Lets be together for a long time, just you and me, noone allow to stand between us."

Ningrum mula merasai tidak nyaman. "Se-sepertinya lo salah sangka maksud gue. I love you too, as my friend and sister, no other than that."

Sikap Alea berubah, tangannya meraih lengan Ningrum dan mencengkeramnya. "You let me touched you, and you mine."

"We were just having fun." Ningrum mengibaskan tangannya dengan keras, melepaskan diri dari Alea. "It didn't mean anything."

"I will tell him."

Ningrum mendengkus, meremehkan. "Dia sudah tahu, aku sudah menceritakan semua padanya. Termasuk sikap overprotektif lo itu." Ningrum membuang muka, menatap lautan. "Maaf nggak ngasih tahu lo sebelumnya. Undangan akan gue kirim nanti."

Tanpa menoleh lagi ke sahabatnya sejak SMA, Ningrum berbalik badan meninggalkan Alea yang masih kehilangan kata-kata. Tidak begitu lama, hanya beberapa langkah dari Alea, sebuah hantaman benda keras mendarat di kepala Ningrum. Faye mengernyit memegangi kepalanya, seolah bisa merasakan rasa sakit itu.

Kejadian selanjutnya terjadi begitu cepat, seolah Faye sedang menonton video dengan kecepatan empat kali lipat. Ningrum tidak langsung mati, dia sempat melawan walau dengan lemah, sampai akhirnya Alea menyeretnya ke laut dan menenggelamkannya di sana.

"Hei! Kenapa masih berdiri di situ?" Akhirnya tantenya menyadari dia tidak bergerak. "Kenapa kamu megap-megap seperti habis tenggelam?"

Mata Faye membelalak lebar menatap wanita di depannya. "Tante Lea...."

Alea tersenyum. "Ya?"

Karya: jealoucy

Jurusan: THAM

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro