🌷 Part 10: Hujan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

'Kita gak bisa menghindari dari rasa kecewa terhadap manusia.'

***

Hari berjalan begitu saja. Berlalu seperti tidak ada yang berbeda. Hanya saja saat ini tidak sedatar sebelum bagi Key. Key mengepang rambut panjang pirangnya. Kadang ia sedikit menyesal mewarnai rambutnya dengan sangat mencolok. Semua pasang mata terarah padanya. Menatapnya dengan tatapan sinis, seperti dia barang rusak yang sedang berjalan, hanya karena rambut. Begitu mudah orang lain menilai seseorang dari penampilan. Seolah penampilan mereka semua baik seperti sifatnya, dan seolah mereka adalah orang terbaik dari orang-orang yang mereka tatap dengan hina.

Key seperti biasa, membantu tim dekorasi. Kali ini mereka berunding tentang hiasan yang akan digunakan saat event nanti. Tatanan semua booth makanan, dan lainnya. Hanya merencanakan semua itu menghabiskan waktu seharian. Dengan ada Zayn yang hampir selalu berada di sebelah Key, perdebatan yang biasanya terasa menjengkelkan bagi Key, sedikit menyenangkan. Apalagi senyuman lembut yang terarah padanya. Grace dan Aiden juga sama, Grace bahkan selalu memberi Key makanan, atau minimal permen. Semua hal yang nampak abu-abu, kini beberapa celah sedikit berwarna, Key mulai bisa tersenyum tanpa berakting.

Dia juga hampir tidak pernah bertemu Mila dan Laula. Meski keduanya nampak sering kesana-kemari berdua, tanpa bertanya bagaimana keadaan Key saat ini. Key tidak peduli, dia bahkan tidak memikirkan itu semua. Rasanya dia tidak lagi memerlukan keduanya, teman yang sudah ia kenal dari awal masuk kuliah. Jika boleh sombong dan egois, keduanya saat ini sedang tergantikan dengan dua teman-teman baru Key. Apalagi Shaan, dia sudah tidak memikirkannya lagi.

Hujan deras turun tepat setelah rapat acara. Key menatap langit yang kadang mengeluarkan kilatan. Suaranya sedikit membuat Key takut. Dia mulai bertanya sendiri, sejak kapan dia mulai ketakutan karena suara petir.

"Awas nanti basah." Zayn menarik tangan Key, Key berdiri terlalu berdiri di pinggir.

Beberapa orang yang tadi rapat masih stay di dalam cafe tempat mereka mengadakan rapat ini. Key keluar, mengikuti Grace, Aiden, dan Zayn yang mengikuti mereka.

"Ayo terobos."

"Lo gila!" Bentak Aiden ke Grace dengan ide gilanya. "Dengar gak suara petir? Gak tuli kan?"

Grace cemberut, idenya tertolak mentah-mentah oleh Aiden. Zayn ketawa pelan, dia lalu menatap Key yang diam sambil menatap langit. Belum sempat Zayn bertanya, Key sudah duluan menceplos.

"Boleh juga," ujarnya.

"Jangan ikutan sinting Key."

"Mau gimana? Bentar lagi cafe tutup. Udah malam juga, gak ada yang merhatiin. Kalian parkir motor juga dekat sini kan? Atau mau di sini sampai cafe tutup?" Ucapan Key mendiamkan Aiden. Dia menatap Zayn untuk mencari dukungan, tapi Zayn mendukung ucapan Key.

"Oke, ayok!"

Grace menari Key ke luar, menerobos hujan deras yang membuat pandangan nampak abu-abu. Key menarik Zayn yang kebetulan ada di sampingnya, dan akhirnya Aiden ikut ditarik Zayn. Mereka berempat berlarian menerobos hujan deras, ditemani beberapa kilatan di langit. Grace dengan segala kegilaannya, dia melompat ke genangan air dan sengaja menciprati teman-temannya. Key juga mengikuti jejak Grace. Bahkan keduanya bergandengan tangan dan berputar-putar seperti orang gila. Menari di tengah lapangan dengan hanya penerangan satu lampu jalanan jingga di tengah hujan deras. Aiden merasa geli melihat tingkah keduanya, berbeda dengan Zayn malah menertawakan tingkah kedua cewek itu.

Aiden punya ide lain, dia mengambil dua botol kosong yang ada di dekat tong sampah. Kebetulan kedua botol itu sudah menampung air hujan karena tutupnya sudah hilang. Dia memberikan salah satunya ke Zayn. Zayn paham maksudnya. Zayn dan Aiden menuangkan air dalam botol itu ke kepala Grace dan Key, kedua cewek itu berteriak karena kaget. Key yang kesal bahkan memukul-mukul badan Zayn, tentu saja tidak keras. Sedangkan Grace mengejar Aiden yang berlari agar tidak diserang Grace.

Suara tawa yang tidak lebih keras dari derasnya hujan. Pandangan yang abu-abu karena mata yang terus terhalang air hujan. Tubuh dingin karena udara malam dan dinginnya air. Namun bohong bagi Key bilang itu tidak menyenangkan. Dia hampir lupa karena semua ini, bahwa dirinya sangar menyukai hujan.

🌷🌷🌷

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro