🌷 Part 15 : Perpustakaan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Key merasa dingin ketika wajahnya terbenam dalam bak mandi yang dingin. Air menyelimuti tubuhnya, menyapu setiap bekas peluh dan kelelahan. Namun, di luar kamar mandi, suasana rumahnya terasa semakin suram.

Dari ruang tamu, suara orangtuanya yang terdengar berteriak-teriak menandakan bahwa pertengkaran mereka berlangsung hebat sekali lagi. Key bisa menebak bahwa masalahnya pasti berkaitan dengan uang, seperti biasanya. Ayahnya seringkali menghabiskan uang untuk hal-hal yang tidak jelas, sementara ibunya harus memikul tanggung jawab untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk biaya sekolah adiknya yang sudah menunggak selama enam bulan.

Key merasa muak dengan segala hal yang selalu dipermasalahkan setiap hari. Begitu dia keluar dari kamar mandi, suasana di rumah terasa semakin tegang. Suara tangisan ibunya menusuk hatinya saat dia melintas di ruang tengah menuju kamarnya. Ayahnya sudah pergi meninggalkan rumah, seperti biasa, meninggalkan ibunya sendirian dalam kesedihan.

Masuk ke dalam kamarnya, Key merenung. Dia merasa beban yang begitu berat menindihnya. Orang tuanya selalu menceritakan masalah mereka padanya, begitu pula dengan orang lain yang kadang juga mengungkapkan beban mereka kepadanya. Namun, siapa yang akan mendengarkan beban yang dia rasakan?

Dalam kegelapan kamarnya, Key merasa sendirian. Dia bertanya-tanya, siapa yang akan mendengarkan cerita dan beban hatinya? Siapa yang akan memahami kesedihannya? Dan siapa yang akan membantunya mengatasi semua ini?

Menahan semua sendirian. Sampai kapan Key bisa menahannya? Berpura-pura semua baik-baik saja. Lagipula ketika dia menunjukkan dirinya memiliki masalah, tak ada yang mendekat dan peduli. Mereka hanya datang saat butuh, saat senang, dan entah kemana saat semua terasa gelap.

"Aku benci hidupku."

🌷🌷🌷

Key merasa tenang di perpustakaan, di antara rak-rak buku yang menjulang tinggi. Suasana yang damai dan vibe yang menenangkan membuatnya betah berlama-lama di sana. Dia tenggelam dalam buku yang sedang dibacanya, hingga terganggu oleh sentuhan ringan pada kepalanya.

Mengangkat kepalanya, Key melihat sekeliling dengan heran. Namun, tak ada siapa-siapa di sekitarnya kecuali Zayn yang sudah duduk di sampingnya. Senyum terukir di wajah Key ketika menyadari siapa yang datang.

Key mengambil kertas note berwarna-warni dari dalam tasnya. Tak lupa sebuah pena tinta biru untuk menulis. Stiker note berwarna kuning ia tempelkan ke cover buku yang Key ambil secara acak dari rak, dan lalu ia berikan kepada Zayn.

'Ngapain ke sini?'

Key bisa mendengar suara tawa kecil Zayn. Tak lama kemudian balasan datang di bawah tulisan tangan Key, kali ini dengan pena warna hitam.

'Cari refrensi buat skripsi.'

'Tapi ini rak novel.' balas Key, sekali lagi dia mendengar tawa kecil.

'Lagi pengen cari bacaan. Kamu dapat buku apa?'

Key melepas stiker note dari cover buku random yang ia ambil, dan ia tempelkan ke buku yang ia ingin pinjam.

'Novel translate dari Jepang. Jepang salah satu negara yang pengen kunjungi.'

Zayn membuka buku yang diberikan Key. Buku dengan judul 'Funiculi Funicula' karya Toshikazu Kawaguchi.

'Aku pernah baca, bagus. Aku juga pengen ke Jepang. Buat rasakn Maid Cafe yang betulan.'

Kali Key yang tertawa, dia lupa Zayn hampir setingkat wibu dengan Aiden. Belum Key menulis balasan, stiker note lain datang, kali ini langsung diberikan ke Key tanpa ditempel ke cover buku.

'Mau ke cafe?' ajak Zayn.

🌷🌷🌷

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro