🌷 Part 22 : Pengakuan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Hari H acara, semua berjalan lancar. Key tidak terdapat masalah dalam menjalankan tugasnya. Tapi dari sejak pagi briefing, sampai menjelang sore, Key tidak banyak waktu untuk di dekat Zayn. Dia hanya bisa melihat sisi lain Zayn dr kejauhan yamg ternyata punya jiwa kepemimpinan yang pekat, dia mengatur ini itu dengan telaten. Bahkan saat istirahat, Zayn tidak duduk dan makan seperti yang lain.

Hingga tiba sore, waktu registrasi di tutup, dan tugas Key hari ini selesai. Tinggal menerima gaji, yang memang tidak seberapa. Di penghujung Sore ini, band Grace akan tampil, dan saat penghujung acara akan ada kembang api di nyalakan. Kembang api adalah part yang ia tunggu, dan di tunggu para pengunjung lain yang masih di sini.

Key duduk di stand panitia dekat panggung, sambil melihat persiapan Grace untuk tampil. Hanya dia sendiri, sambil mencari kesibukan dengan scroll sosmed nya yg sudah lama tidak ia buat. Mila dan Laula benar-benar enjoy menghabiskan waktu berdua. Lalu Shaan, lebih nampak bahagia dengan mantannya.

"Oh, yasudah," gumam Key. Tidak ada rasa sedih, atau iri, apalagi menyesal. Dia merasa biasa saja, karena rasanya itu semua sudah tidak menarik lagi baginya.

Zayn datang dan langsung duduk di kursi kosong sampai Key. Meneguk air botol yang ia ambil dari kardus minuman di belakang stand ini. Wajahnya lelah, namun juga puas karena acara hari ini termasuk sukses besar. Kepalanya menatap langit, "sport terbaik lihat senja," ujarnya.

Key menatap langit. Mega merah indah dengan matahari yang mengintip dari balik panggung besar. Burung-burung terbang menuju sangkar mereka. Hembusan angin pelan solah membawa pergi panas matahari beberapa jam lalu.

Zayn mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Itu adalah selembar kertas kanvas ukuran A5 yang ternyata berisi lukisan wajah Key, yang sangat mirip dengan saat dia difoto di taman. Lukisan itu dibuat dengan teknik cat air, dengan kebanyakan warna-warna pastel yang lembut. Key terkesima melihatnya.

"Waaah keren, itu beneran lukisan ku? Cantik banget, gak kayak aslinya," puji Key.

"Aslinya juga cantik," Key tersenyum malu mendengar itu. "aku senang kalau kamu suka Key."

"Jangan gitu, kalau aku baper gimana coba."

Zayn ketawa dengarnya. "Mana mungkin," jawabnya tidak percaya. "Kamu gak inget waktu kita pertama kali ketemu? Jangan sering bercanda kayak gitu deh, gak ngefek buat ku."

Key diam, dia menaikkan ujung bibirnya dan menatap ke arah panggung. Parkiran Key mendadak kosong. Ada hal yang sudah tidak bisa ia tahan, dan firasatnya mengatakan lebih baik diungkapkan.

Suara Grace terdengar keras dengan mikrofon. Dia menyapa pengunjung yang masih ada di sini. Sorak Sorai terdengar, memang penggemar mereka cukup banyak di kota ini. Grace tersenyum lebar, dia nampak sama sekali tidak lelah walau seharian ini kesana kemari mengurus acara. Bagi Grace, ini part penting dan utama dibanding seluruh event ini. Aiden mulai memainkan musik, dan lagu pertama dinyanyikan. Semua penonton ikut bernyanyi, melompat-lompat dan merentangkan tangan.

"Misal aku nembak kamu gimana?" Tanya Key bersamaan di akhir lagu Grace.

Zayn memberikan tatapan heran, setengah tidak percaya. "Apaan lagi ini, udah jangan bercanda."

Key ketawa. "Kan nanya doang."

"Aneh kali, kita kan baru kenal."

"Yaodah, kan cuma bercanda."

"Bercanda gitu amat."

Key dan Zayn ketawa. Di sisi lain Grace mulai menyanyikan lagu nya sendiri, yang pernah ia bawakan waktu itu. Key suka melodinya. Dan entah kenapa, dia merasa lagi itu sangat sesuai dengan keadaannya sekarang. Lucu banget.

Dia jatuh cinta dalam kegelapan,
Diam menyimpan perasaan.
Terluka oleh cinta yang tak terbalas,
Mencintai sendirian, dalam kesedihan.

"Emang kamu gak mau pacaran?" Tanya Key.

"Mau-mau aja. Bentar lagi sidang, aku pengen cari cwek yang bisa buat serius. Kalau boleh jujur, aku udah gak mau cari cwek buat main-main lagi."

"Oooh, dulu sering mainin cwek tenyata."

"Kayak kamu enggak pernah, Grace bilang cwok mu dulu banyak."

"Ternyata Grace pelakunya," Key menghembuskan nafas panjang. "Oke, moga dapat cwek yang kamu cari. Dan jangan lupa undangan ya," jawab Key sambil tertawa.

"Masih lama, mapan dulu."

"Ya mana tau."

"Kamu juga, jangan sering bercandain cwok. Dan moga cepet dapat cwok biar gak sad girl terus."

"Makasih lo, baik banget."

Puncak acara, sekaligus akhir acara ini. Kembang api di luncurkan ke langit berturut-turut hingga memenuhi langit tempat itu. Senja sudah pergi, kini mulai tertutup dengan langit gelap bercak warna ungu muda di ujung cakrawala. Lagu terakhir juga sudah mulai dinyanyikan, Grace sesekali mengucapkan terimakasih sebagai tanda akhir event hari ini.

Key tersenyum, berusaha menutupi rasa sesak dalam dada seolah bilah pisau menancap di sana. Rasa familiar yang dulu pernah ia rasakan, dan kini ia rasakan lagi. Rasanya air mata ingin menetes, cengeng, dan alay menurutnya, tapi itu yang harus ia tahan hingga seluruh event ini berkahir.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro