🌷 Part 23 : Buket Tulip Kuning

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

'Hanya bisa memendam, karena keyakinan dia tidak bisa kudapat.'

🌷🌷🌷

Key membawa buket bunga tulip kuning. Dia berjalan di lorong gedung kampus. Banyak yang sudah di sini, kebanyakan adalah mereka yang sedang menunggu temannya sidang akhir di dalam, lengkap dengan buket dan hadiah-hadiah lainnya.

"Key di sini!" Panggil Grace.

Grace, Aiden, dan teman band mereka ada di sana. Key tersenyum dan berjalan ke sana.

"Bunganya cantik," komentar Grace. Key tersenyum.

"Zayn udah keluar?" Tanya Key.

Aiden nunjuk, "itu dia, lagi sibuk sama temen kelasnya."

Zayn lulus, itu katanya, walau banyak revisi. Rambut gondrongnya di potong karena sidang. Zayn menoleh ke arah Key, dia tersenyum dan berjalan menghampiri Key.

"Selamat ya," ujar Key. "Aku lebih suka Zayn yang gondrong."

Zayn ketawa dan megang rambutnya. "Makasih."

Key nyerahin buket yang ia bawa. 4 Tulip Kuning asli yang dibungkus paper berwarna coklat dan plastik bening. Ada tag name namanya, dan ucapan selamat buat Zayn. "Uangku habis buat beli buket, tapi aku gak berharap balik kok."

"Makasih banyak Key," jawab Zayn dengan senyum yang selalu membuat hati Key luluh, namun kini terasa sakit.

"Gaes, aku ada bimbingan sama dosen. Foto bentar yuk," ujar Grace.

Beberapa foto diambil, dan salah satunya adalah foto Key dan Zayn yang hanya berdua dengan tulip Kuning yang diberikan Key. Mungkin ini satu-satunya foto mereka berdua.

"Kalau gitu aku pergi dulu ya," ujar Key.

"Key tunggu," wajah Zayn nampak serius. "Sebelumnya aku mau minta maaf."

"Maaf buat apa?" Tanya Key heran.

"Soal kemarin," Key masih belum paham. "Semisal Key gak bercanda waktu itu, dan andai kita udah kenal lama, mungkin kemarin kita bakal beneraan pacaran," ujar Zayn.

Key langsung ketawa. Dia tidak menyangka Zayn bakal bilang gitu. Rasanya menggelikan, lucu, dan masih terasa sakit. "Santai, lagian aku belum ada niat pacaran, apalagi ke arah serius. Aku masih mau fokus selesaiin skripsi." Key menghembus nafas panjang. "Lagian habis ini kita gak mungkin ketemu lagi."

"Jangan gitu, pokoknya kita jangan sampai asing ya?"

Key ngangkat bahu, "gak bisa janji. Tapi baiklah." Dia tertawa di akhir kalimat.

"Zayn!" Panggil temannya yang lain. Zayn pamit dan sekali lagi bilang terimakasih ke Key, Grace, Aiden, dan yang lainnya udah datang. Zayn balik ke teman-temannya yang lain.

Seorang cwek di sana, tubuhnya kurus tidak terlalu tinggi. Rambutnya tergerai. Gaya berpakaiannya hampir sama kayak Grace, tapi masih ada nuansa tomboy. Buket bunga tulip merah muda di tangannya. Zayn mendekati cwek itu, senyumnya lebih lebar dari saat dia menghampiriku Key tadi.

"Itu ceweknya ya?" Tanya Key ke Aiden. Karena Grace sudah pergi lebih dulu.

Aiden mengangguk. "Baru jadian kemarin."

"Cakep juga, jadi pengen punya pacar cwek juga," canda Key.

"Dasar lesbie," celoteh Aiden. "Yok balik, mau di antar sampai kost?"

"Gak deh makasih."

"Oke, gue balik dulu ya. Hati-hati Key."

Key bohong, dia memang seorang pembohong. Key mengatakan mereka gak bakal jadi asing. Tapi Key ingin mereka asing, lebih baik seperti itu. Karena rasanya sakit kembali menampakkan wajahnya di depan senyuman yang berhasil melelehkan hatinya ini.

Begitu pintu kamarnya tertutup, dia sudah tidak bisa menahan air mata. Dia merengek, menangis keras di kamarnya yang berantakan. Membungkam mulutnya dengan mulut agar suaranya tidak terlalu keras terdengar. Menyedihkan melihatnya seperti ini. Mengeluarkan semua kesedihan yang ia pendam selama ini. Rasanya sakit, sangat menyakitkan, sangat sulit dijelaskan, dia merasa seperti orang bodoh, menangis seperti orang bodoh. Namun ini benar-benar menyakitkan.

Dia tau perasaannya tak akan terbalas, firasat yang sudah muncul sejak awal. Namun khayalan menggelikan itu membohongi Key bahwa semua akan baik-baik saja. Semua akan indah. Dia akan tersenyum, dan Zayn akan selalu di sampingnya. Semua itu hanya khayalan nya.

🌷🌷🌷

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro