🌷 Part 5: Cegil

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Cegil, Key mengerti kenapa Grace dipanggil seperti itu. Dengan memakai dress pendek di atas lutut berlengan pendek yang ia tutupi dengan sweater rajut crop, Grace berada di depan sambil menari-nari bersama beberapa cowok sambil bernyanyi mengikuti lantunan musik. Dia tertawa-tawa bersama orang-orang di sana. Dan melupakan Key, orang yang ia ajak ke sini padahal tidak kenal siapapun kecuali Grace.

Pagi tadi Grace chat Key lewat WA, mengajak Key datang ke party kecil circel Grace. Rata-rata anak angkat Grace sudah lulus, hanya tersisa sedikit tapi mereka tidak ada di sini. Yang ada justru para adik tingkat, dan orang-orang asing dari kampus sebelah atau kota ini yang kebanyakan adalah laki-laki. Entah bagaimana Grace bisa mengenal semua orang ini.

Bukan berarti Key tidak tahu siapa-siapa, di sini ada Aiden, anggota Band DB, lebih tepatnya gitaris band. Key hanya sekedar tau namanya, dan sama sekali tidak dekat. Sekali melihat saja sudah terlihat Aiden tipe orang yang suka SKSD terutama dengan perempuan menggunakan latar belakangnya sebagai anak band.

Sejak ditinggal Grace ke depan, Aiden yang menemani Key. Walaupun kebanyakan dia berbicara dengan sesekali yang duduk di samping Key sekarang. Mereka cukup dekat, karena mungkin hanya satu jarak keramik lantai. Mau bagaimana lagi, ini cafe yang sempit dengan banyak pengunjung.

Tapi Key tidak keberatan, karena orang ini, cowok, cukup lumayan untuk dipandang. Entah kenapa Key sangat suka laki-laki atau cowok yang sedikit gondrong lalu rambutnya di ikat ke belakang. Ada daya tarik untuk orang seperti itu, apalagi dia cakep, badannya bagus, lebih tinggi dari Key yang tingginya 162 cm, dan tambahan dia putih. Senyumnya cukup manis, ada gingsul di bagian kirinya, hidung nya juga mancung. Dari tipe wajahnya dia kemungkinan blasteran, karena bukan wajah-wajah lokal daerah sini.

"Key, mau minum?" Tawar Aiden.

Orang satu ini sengaja atau bagaimana, dia menyodorkan Key cangkir kecil berbau menyengat dengan warna kecokelatan. Dari baunya saja Key tahu itu alkohol. Key belum pernah minum yang seperti ini sama sekali, tapi dia kenal baunya, ayahnya sering pulang dengan bau yang sama. Salah satu ingatan masa kecil Key yang tidak terlalu bagus.

"Mau gak?" Tawar Aiden lagi, wajahnya nampak seperti seller yang sedang menawarkan perabotan ke ibu-ibu.

Sekilas Key teringat ibunya, namun. Ingatan itu tidak sebesar rasa frustasinya selama ini, dan sampai sekarang. Key tersenyum kecil, lalu mengangkat gelas itu. Dia meminumnya satu kali tegukan.

Aiden tertawa melihat reaksi Key. "Gimana rasanya?"

"Gak enak," jawab Key dengan mata tertutup. Dia meletakan gelas itu ke meja.

"Nanti juga terbiasa, ini minum lagi." Jahanamnya, Aiden malah menyuruh minum lagi.

"Bro, jangan gitulah mainnya," tepis orang yang duduk di sebelah Key. "Kasian dia." Orang itu menyodorkan minuman itu kembali ke arah Aiden.

"Oke-oke."

Key menatap orang itu yang tersenyum balik ke arah Key. Apa mungkin karena efek minuman tadi, Key jadi sedikit bersemangat dan ada perasaan yang tidak bisa ia tahan.

"Btw namamu siapa?" Tanya Key dengan blak-blakan sambil tersenyum dan menyenderkan kepalanya pada tangannya yang ada di atas meja.

"Aku Zayn, kalau gak salah namamu Key kan?" Bahkan suaranya terdengar sangat sopan masuk ke telinga Key. "Pertama kali kumpul?" Tanyanya lagi.

"Iya nih, di ajak Grace. Tapi malah ditinggal sama anak iblis," Key menatap Aiden dengan tajam. Aiden malah tertawa lalu meneguk alkohol. Dari cara ia menatap, Aiden sepertinya belum lelah mengajak Key ke arah sesat.

"Jadi aku juga masuk golongan iblis?" Sahut Zayn.

"Mana ada, cowok ganteng kayak kamu cocoknya jadi malaikat pelindungku." Mulai dari sini kesadaran Key sudah diambang. Karena biasanya misal dia tertarik sama orang, gak mungkin blak-blakkan seperti ini.

"Oek," rekasi Aiden mendengar ucapan Key. "Ni anak mabuk kayaknya."

"Enggak, sadar gini," jawab Key dengan tatapan terus ke arah Zayn. Key bahkan senyum-senyum sambil menyediakan mata.

"Iya, mabuk asrama ke loe Zayn, dahlah gue mau ambil ini lagi," Aiden mengangkat botol kaca berwarna hijau.

"Ih alay banget bahasa nya pakai loe-gue," ketus Key.

"Biarin, welcome to my circle. Ahahaha!" Aiden berdiri dan menuju meja barista.

Key memutar bola matanya, lalu kembali menatap Zayn dengan mata berseri-seri. Dia mengulurkan tangannya yang mungil dengan banyak cincin emas di jari telunjuknya. "Kenalin aku Keynna, tapi biar dekat panggil aja Key."

🌷🌷🌷

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro