Part 03

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Aka-kun?"

*** (Name)'s pov ***

Sudah seminggu aku tersadar dan seminggu ini yang mengunjungiku hanyalah Midorima, istrinya, Kuroko, Chihiro dan Takao.

"Kakimu masih lumpuh, kan? Jika belum sembuh maka kau belum boleh keluar dari rumah sakit, nanodayo."

Itulah yang dikatakan si lobak putih--eh, Midorima maksudku...

...diam-diam aku dan Takao memanggilnya lobak putih karena jas dokter dan rambut hijaunya.

"(Name)..."

"Ah, maaf Tetsuya. Aku melamun lagi." ucapku melihat Kuroko yang sedang meminum milkshake.

"Apa kau ingin bertemu teman masa SMP, (Name)? Mungkin itu akan membuatmu mengingat beberapa hal."

"Eh? Tentu saja aku mau!" ucapku antusias.

Aku juga belum bisa mengingat banyak hal karena pernah saat hari ketiga aku tersadar, Midorima mencoba membuatku mengingat dalam jangkauan yang luas yang akhirnya membuatku pingsan dan tidak bisa mengingat hal yang coba kuingat sebelumnya.

"Apa kau siap jika mereka datang sekarang?"

"Lebih dari siap!"

"Kalau begitu, aku ingin menelpon mereka di luar dulu, (Name)."

Da~n ruangan menjadi sunyi dan sepi.

"...teman saat SMP, eh?"

"(Name), kau kuperintahkan untuk masuk SMA Rakuzan bersamaku."

"Kau memerintahku? Aku menolak."

"Kau berani menentangku?"

"Ya, aku berani. Kenapa memangnya?"

"Kau tau pasti akibat dari menentangku kan, (Name)?"

"Aku tau dan aku tidak takut. Memangnya kau siapa, berani memerintahku?"

"Aku adalah--"

Aku langsung memegang kedua sisi kepalaku yang terasa sangat pusing.

'Suara yang terdengar sangat memerintah... dan memaksa kehendak. Siapa pemilik suara itu? Kenapa terasa sangat familiar?'

(Drap! Drap! Drap!)

"(Name)! Kembalikan folder itu!!"

"Tidak!"

"(Name)! Berhenti sekarang atau kau akan menyesal!"

"Aku tidak pernah menyesal!!"

(Ckiit!!)

"(Name)! Awas--"

Detak jantungku menjadi lebih cepat, keringat dingin mulai mengalir di pipiku, tanganku gemetaran dan kepalaku jadi jauh lebih pusing sampai aku merasa ingin muntah.

"(Name)-chan! Ada apa!?" tiba-tiba tubuhku di dorong ke depan dan ke belakang.

Saat itu semuanya kembali menjadi normal. Aku hanya bisa berkedip kaget dan melihat siapa yang tadi memegang kedua bahuku...

...dan aku sudah melihat 4 orang asing dengan perempuan berambut pink memegang kedua bahuku.

"...eh?"

"Kau tadi sangat pucat! Tubuhmu juga gemetaran dan kau sedang memegang kepalamu seolah kau sangat kesakitan...!" ucap si perempuan dengan paniknya.

Dan sebuah clip board mendarat di belakang kepala perempuan itu, membuat perempuan itu tersentak kaget dan menoleh ke belakang sambil memegang kepalanya, dihadapkan oleh wajah kesal Midorima.

"Dasar bodoh, nanodayo." kesalnya, "Jika pasien terlihat kesakitan, panggil dokter! Bukan digoyangkan seperti boneka, nanodayo!"

"Hehe, habisnya aku panik~" sahutnya santai.

Aku hanya berkedip melihat warna rambut mereka semua, lalu tanpa sadar sudah menunjuk kepala mereka semua.

"Ki (Kuning)," pada laki-laki yang sedang menenangkan sepupuku,

"Murasaki (Ungu)," pada laki-laki tinggi yang sedang makan potato chips,

"Ao (Biru)," pada laki-laki yang sedang malas-malasan di sofa,

"Momo (Pink)," pada perempuan yang tadi menggoyangkan tubuhku seperti boneka,

"Midori (Hijau)." dan pada sepupuku sendiri.

"Semuanya, hari ini kita kedatangan anggota baru. Namanya adalah (Name) (Surname)."

"Salam kenal semuanya..." ucapku dengan malas.

"Salam kenal, (Surname)-kun! Namaku Momoi Satsuki."

"Yo, (Surname)! Namaku Aomine Daiki!"

"Halo (Nickname)chin. Namaku Murasakibara Atsushi."

"Namaku Kise Ryouta-ssu!"

"Heee..." komentarku melihat warna rambut mereka yang unik.

Lalu aku menunjuk mereka satu per satu.

"Momo-chan!" pada Momoi,

"Ao-kun!" pada Aomine,

"Murasaki-kun!" pada Murasakibara,

"Ki-kun!" pada Kise,

"Ingin kupanggil kau Midori-kun, tapi aku lebih suka memanggilmu Shintarou." pada sepupuku,

Lalu menoleh pada Kuroko.

"Haruskah kupanggil Kuro-kun? Padahal rambutmu tidak hitam..."

"Panggil saja seperti biasa, (Surname)-kun."

"Oh, oke!"

Lalu memutar tubuhku ke belakangku.

"Dan kau harus kupanggil Aka-kun! Karena rambutmu merah dan namamu adalah--"

"(Name)?"

Aku tersentak kaget dan mengatur nafasku saat mendengar suara Kuroko. Setelah nafasku kembali normal, aku kembali menunjuk orang-orang tadi.

"Kise Ryouta," pada laki-laki berambut kuning,

"Murasakibara Atsushi," pada laki-laki berambut ungu,

"Aomine Daiki," pada laki-laki berambut biru laut,

"Momoi Satsuki," pada perempuan berambut pink,

"Dan Midorima Shintarou." dan akhirnya pada sepupuku sendiri.

Jeda 5 detik.

"Kau mengingat kami!!" ucap Momoi langsung memelukku dengan erat, dan itu membuat pasokan oksigenku menipis dengan perlahan.

"A-anoo, Momo-chan?" panggilku menepuk pundaknya tanda aku mulai kehabisan nafas.

"Ah, gomen!" ucapnya melepas pelukan dan aku kembali bernafas dengan normal.

"U-uum..." ucapku menarik perhatian mereka semua. "...aku tidak ingin kalian kecewa, tapi aku hanya bisa mengingat nama kalian dan saat pertama kita bertemu. Maaf..." sambungku.

"Ah..." ucap mereka semua.

"Oh, iya." ucapku memainkan selimut rumah sakit, "Apa aku salah jika jumlah kalian itu kurang 1?"

Mereka semua menatapku dengan ekspresi syok, termasuk Kuroko dan Midorima.

"Rambutnya merah... dan aku memanggilnya Aka-kun..." gumamku lalu menoleh mereka. "Apa aku salah?"

Jeda 10 detik.

"Kau mungkin salah ingat, (Name)." ucap Midorima.

"Begitu, ya...?" gumamku menunduk.

'Siapa dia...? Aka-kun...'

"Ah, kami akan bercerita tentang keseharian kita di Teiko!" ucap Momoi-san disambut anggukan (malas) yang lain.

***

"Kepalaku pusing..." gumamku memijit pelipisku yang terasa berdenyut.

"Tentu saja kau pusing, nanodayo." sahut Midorima memberikanku segelas air dan obat, "Kau harus mengingat semua kejadian saat SMP selama 3 tahun dalam waktu 2 jam."

Ya, banyak hal...

1) Aku masuk ke SMP Teiko sebagai laki-laki dan meraih nilai tertinggi saat ujian masuk.

2) Aku jadi Wakil Ketua OSIS karena perintah sekolah.

3) Aku masuk ke klub basket karena kalah taruhan dengan Midorima.

4) Aku hampir keluar dari klub basket saat kelas 2 karena bertengkar dengan salah satu pemain reguler.

5) Tidak ada yang tau kalau aku adalah perempuan sampai kami semua kelas 2 SMA, setelah Midorima dkk mengalahkan tim Jabberwock.

"Tapi," ucapku lalu meminum obatku, "Aku merasa cerita kalian itu ada yang kurang... kalian seperti menghilangkan... tidak, kalian seperti menyembunyikan keberadaan seseorang dari cerita kalian."

(Trak!)

Dengan cepat aku menoleh pada Midorima, mendapati sebelah lensa kacamatanya retak.

"Um... Shintarou?"

"Tidak apa-apa, nanodayo." ucapnya melepas kacamatanya lalu mengambil yang baru di jas dokternya, "Ini sering terjadi."

"Um... baiklah?"

'Aneh...'

"Kalau begitu, aku pergi dulu, nanodayo." ucap Midorima keluar dari ruanganku dan aku ditinggal sendiri... lagi, "Ah, Mayuzumi bilang dia akan berkunjung."

"Chihiro!?" ucapku antusias tapi Midorima sudah hilang dari pandangan, "Tunggu, kapan lebih tepatnya dia akan berkunjung!?"

Sekarang aku jadi penasaran sendiri...

"TEBAK SIAPA YANG DATANG!!" tiba-tiba pintu terbuka dan seorang laki-laki memasuki ruanganku disusul oleh 3 orang lainnya yang salah satunya kukenal adalah Mayuzumi.

"Chihiro!" sapaku melambai padanya.

Dan dia hanya mengangguk :T dasar cuek.

"Moo, sapa kami juga (Name)-chan..." rengek laki-laki berambut pirang.

"Dasar kau ini. Dia itu lupa ingatan, apa kau pikun?" tanya laki-laki bertubuh besar.

"Mungkin Hayama terlalu bersemangat, Nebuya." sahut laki-laki berambut hitam.

"Reo-nee benar!"

"A-anoo..." panggilku menarik perhatian mereka.

"Ah, ayo perkenalkan diri kita!" ucap si pirang, "Namaku Hayama Kotaro!"

"Aku Mibuchi Reo."

"Dan aku Nebuya Eikichi."

"Sudah kubilang sejak lulus SMP kalau aku tidak mau ikut klub basket lagi."

"Apa kau menentangku?"

"Cukup sekali aku menurutimu, yaitu saat kau memerintahkanku untuk masuk Rakuzan bersamamu. Dan sekarang aku tidak mau menerima perintah darimu lagi."

"Berani sekali kau berbicara seperti itu padaku, (Name)."

"Eh, itu Sei-chan~" kami berdua menoleh pada sumber suara dan melihat 3 laki-laki berjalan ke arah kami, eh ternyata Mayuzumi mengikuti dari belakang!

"Karena mereka sudah berada di sini, maka akan langsung kuperkenalkan kau pada mereka."

"Whoa, apa dia temanmu Sei-chan?"

"Ya, namanya adalah--"

"(Name) (Surname). Salam kenal semuanya." ucapku memotong ucapannya dan sedikit membungkuk pada mereka semua.

"Namaku Hayama Kotaro!"

"Aku Mibuchi Reo."

"Dan aku adalah Nebuya Eikichi."

"Salam kenal, senpai."

Aku berkedip beberapa kali lalu melihat mereka semua "Kalian... senpaiku saat di Rakuzan, ya?"

"(Name)-chan mengingat kita!" ucap Hayama.

"Kau hanya mengingat nama dan pertemuan perama kalian, bukan begitu (Name)?" tanya Mayuzumi tidak mengalihkan pandangannya dari light novel yang ia pegang.

Mereka bertiga menatap Mayuzumi sejenak lalu kembali menatapku.

"U-uhm," aku hanya menggaruk kepalaku, "Ya... begitulah."

"Jangan khawatir, (Name)-chan! Inilah tujuan kami datang, kami ingin mengingatkanmu pada masa-masa SMA kita!"

Aku hanya tersenyum mendengar ucapan Hayama, lalu teringat sesuatu.

"Senpai," mereka semua menoleh padaku, "Ada... seseorang yang memperkenalkan kita, kan? Apa... aku benar?"

Jeda 3 detik.

(Dugh!)

Aku langsung menoleh pada Mayuzumi, dimana tangannya sudah tidak memegang light novel yang ia baca sebelumnya. Ternyata bukunya terjatuh.

"Um--"

"Aku yang memperkenalkan kalian." ucap Mayuzumi mengambil bukunya

"Tapi," aku  menoleh pada Mayuzumi, "Dalam ingatanku... aku memotong ucapan orang itu untuk memperkenalkan diri dan Chihiro berada di belakang para senpai saat itu..."

Jeda 5 detik.

"Nee, (Name)-chan. Kenapa kau memanggil Mayuzumi dengan nama depannya sedangkan kami kau panggil senpai?" heran Hayama, "Padahal kau dan Mayuzumi beda 2 tahun sedangkan kami hanya beda 1 tahun denganmu."

"Eh?" aku berkedip kaget, "Karena aku sudah mengenal Chihiro duluan."

"Kau bisa melihat Mayuzumi!?" kaget Hayama.

"Oi, kau pikir aku hantu?"

"Tentu saja bisa." jawabku heran.

"Wow, ternyata Sei-chan benar. Kau bisa melihat Kuroko dan Mayuzumi."

"Berhenti berbicara seolah aku adalah hantu."

"Aku kagum denganmu, (Name)."

"Ih, apaan nih? Si tuan absolut mengagumiku? Sebentar lagi mau kiamat ya?"

"Kupikir hanya aku yang bisa mengetahui keberadaan Kuroko dan Mayuzumi."

"Hei, orang hebat seperti mereka mana mungkin bisa lepas dari pandanganku!" saat itu kepalaku di tepuk lembut.

"Benar, mereka hebat begitu juga denganmu. Itulah kenapa aku menyukai--tidak, itulah kenapa aku mencintaimu, (Name)."

'Si tuan absolut? Suaranya mirip dengan suara Aka-kun... apa mereka orang yang sama?'

"Kalau begitu, kami akan mulai bercerita!!"

***

"Mereka benar-benar bercerita semua kejadian yang terjadi selama 2 tahun di Rakuzan dalam waktu 2 jam..." gumamku mengambil obat dan segelas air di meja yang berada di dekat kasurku, "Kepalaku tambah pusing..."

Dari kunjungan para senpai dan Chihiro tadi, aku bisa mengambil kesimpulan baru...

6) Aku masuk SMA Rakuzan sebagai laki-laki... lagi tapi aku tidak mendapat nilai tertinggi saat tes masuk. Aku juga lulus sebagai seorang laki-laki.

7) Aku menjadi Wakil Ketua OSIS (lagi) karena perintah dari Ketua OSIS yang baru.

8) Aku bisa merubah frekuensi suaraku menjadi suara laki-laki atau suara asliku tapi aku sering lupa untuk mengubahnya disaat genting (lol).

9) Matematika adalah musuh bebuyutanku.

10) Begitu juga Fisika.

11) Tak lupa dengan Kimia.

12) Tapi Biologi adalah sahabat karibku.

13) Aku pernah dipaksa masuk klub basket tapi gagal.

14) Aku sering mendapat hadiah saat Valentine karena 14 Februari adalah tanggal lahirku.

15) Aku masuk klub lari dan menjadi anggota aktif sampai lulus.

Ngomong-ngomong masalah lari...

"...kakiku masih tidak bisa digerakkan..."

"Kenapa kau bisa ada di lantai, (Name)?"

"Kenapa dengan (Last Name)cchi? Apa yang kau lakukan di lantai-ssu?"

"(Name)-san, ada apa?"

"Kenapa kau ada di lantai, nanodayo?"

"Oi, (Name). Ada apa?"

"(Name)-chan! Apa yang kau lakukan di lantai!?"

"(Nickname)chin, apa kau menemukan snack di lantai?"

"Aku di lantai karena aku jatuh cinta pada lantai." jawabku datar, "Tentu saja aku terjatuh, dasar kalian!"

"Oh, dia hanya terjatuh. Kupikir apa."

"Dasar Ao-kun bodoh, setidaknya tolong aku." komentarku lalu aku mencoba berdiri, tapi tiba-tiba muncul rasa sakit yang hebat membuatku kembali terduduk di lantai.

"(Name)?" panggil mereka heran.

"Sepertinya... kakiku terkilir..." tepat aku selesai bicara, tiba-tiba ada yang mengangkatku dengan gaya tuan putri dan sukses membuatku terkejut, "Heei, apa-apaan ini!?"

Aku menoleh sedikit ke atas dan melihat rambut merah yang sangat familiar.

"Aka-kun! Apa yang kau lakukan!?"

"Mengangkatmu?" jawabnya heran.

"*palm face* Maksudku, mau apa kau mengangkatku!?"

"Berani sekali kau membentakku, (Name). Kau harus dihukum." ucapnya memberikan senyum seduktif handalannya.

Dan itu membuat wajahku memerah dengan cepat.

"Aku akan membawamu ke UKS dan merawat kakimu."

"Kalau masalah kakiku, aku bisa sendiri--"

"Apa kau mau membantahku? Mau hukumannya di tambah, hm?"

"Ti-tidak..."

"Bagus, aku juga tidak ingin keadaan kakimu memburuk."

"Eh? Kenapa memangnya? Hanya terkilir, kok."

Dia hanya tersenyum lalu mendekatkan bibirnya ke telingaku, dan mengembusnya dengan pelan.

"Aku ingin kau berjalan dengan sempurna saat kita di pelaminan nanti." bisiknya, "Dan aku yakin kau perlu dihukum, hm?"

Jika wajahku bisa meledak, maka aku sudah berada di langit ke tujuh karena napas panas dan suara seksinya itu.

"Oi, pake gudang kalau mau lope-lope! Kalian sudah kuliah, dasar!"

"Aomine-kun, apa itu lope-lope?"

"Maksud Aomine adalah love-love, Kuroko."

"Dia'kan AHO jadi dia tidak tau hal sederhana seperti itu, Tetsu-kun."

"OI!!"

Aku tersentak kaget dan tanpa sadar sudah menumpahkan gelasku ke atas meja dan membuatnya pecah.

(Brak!)

"Ada apa, nanodayo!?"

Tubuhku kembali gemetaran dan kepalaku semakin pusing.

'Apa Aka-kun dan aku... punya hubungan khusus?'

***

Bagian 3 sudah selesai! *˙︶˙*)ノ

Lanjut ke bagian selanjutnya~ dan akhirnya reader-chan akan ketemu dengan si tuan absolut! (*≧▽≦)

Kritik dan saran yang membangun akan sangat diterima~

-Rain

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro