The Secret Potion

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kolaborasi by: ohnurfaa_ (Fantasy) & Dhikayo (Science Fiction)

Langkah kakiku yang berat terbawa ke dalam satu ruangan yang penuh akan buku. Mataku menyisir area yang sepi ini dengan lihai, mencari buku yang membahas berbagai macam ramuan. Sebenarnya, aku bukan seseorang yang sangat suka membaca. Tapi, besok adalah ujian praktik ramuan sehingga aku harus tahu apa saja bahan yang perlu aku siapkan besok.

Kakiku berhenti pada lorong bertuliskan angka tiga, rak yang penuh dengan buku-buku ramuan. Dari sejarah ramuan hingga cara menghilangkan efek dari ramuan itu sendiri.

Ada buku tipis berwarna ungu muda menarik perhatianku. Tempatnya tidak terlalu terbuka, karena buku itu berada di rak paling atas diampit dengan buku-buku tebal yang membosankan. Kuangkat tanganku sambil menggumamkan suatu kalimat yang baru aku pelajari kemarin membuat buku tersebut melayang. Walaupun agak goyang, karena aku masih belum bisa mengontrolnya dengan baik.

"Ah!" Beberapa buku tebal yang berada di samping buku ungu itu juga jatuh. Buru-buru aku memungutnya dan menyimpan sembarangan pada rak yang ada di depanku.

"The Secret Potion?"

Sebuah judul buku yang menarik dan juga tipis. Tanpa pikir panjang, langsung kubawa dan meminjamnya. Isinya juga mudah dimengerti, tapi ada satu halaman yang rusak sehingga tidak terbaca. Hanya terbaca bahan-bahan yang digunakan dan juga sedikit langkah-langkah di awal.

Dari semua ramuan yang ada di buku ini, hanya halaman yang rusak saja yang bahannya mudah dijumpai. Jadi, aku mengambil ramuan itu dan menamainya seperti judul buku ini, The Secret Potion.

"Cukup empat bahan dan semua bahan masih bisa aku jumpai di kedai kebutuhan," gumamku diakhiri dengan sudut bibir yang mengembang tipis. Segera kubawa langkahku menuju kedai.

Ujian praktik ramuan yang kutunggu kini akan dimulai. Bahan-bahan yang telah aku beli kemarin sudah berada di depan mata. Saat Professor menyuruh untuk mulai, kubuka buku itu untuk memandu langkahku.

"Masukan sehelai kelopak bunga Api, satu putik bunga es. Dicampur dengan setetes air embun yang sudah difermentasikan. Larutkan satu butir garam merah dan campurkan semuanya menjadi satu."

Aku mengikuti semua langkah awal yang ada di dalam buku. Tiba-tiba asap berwarna hijau mengepul dari dalam wadah membuat beberapa teman akademi sihir Candzela takjub.

Tidak lama, aku segera menuang hasil ramuan tersebut ke dalam botol kaca kecil yang sudah kubeli di kedai kebutuhan. Rasanya kerja kerasku telah terbayar hanya menyaksikan ramuanku yang berhasil.

"Kerja bagus, Widxy." Professor An menerima ramuanku dengan bibir yang mengembang. Namun, baru saja aku membalik badan untuk meninggalkan kelas. Asap hijau segera memenuhi sekitar tubuh Professor An hingga sebuah Naga besar menggantikan Professor An berdiri di mejanya.

Seluruh siswa akademi sihir Candzela berhamburan untuk melihat, ada juga yang mencoba untuk bersembunyi. Hanya dalam satu menit, akademi sihir Candzela terlihat kacau karena ramuan yang kubuat. Tak ada yang bisa kulakukan, hanya kepalaku saja yang berputar keras untuk mencari cara.

Aku bertopang dagu. Semua orang mulai menyalahkanku, memberi penghakiman sepihak tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi. Maksudku, aku saja tidak tahu mengapa semua ini bisa terjadi. Anehnya lagi, tubuh Profesor An tidak serta-merta bertransformasi layaknya teknik transmutasi yang biasa dilakukan penyihir kalangan atas. Justru sebaliknya, ia tiba-tiba menghilang bak ditelan bumi, lalu bertukar tempat dengan naga di depan kami ini.

“Kau pelakunya, Gadis Kecil?”

Seorang pria—dengan memakai pakaian seperti seragam akademi, namun serba putih aneh—berjalan ke arahku. Ia bahkan mengenakan dua buah kaca kecil di matanya yang entah apa fungsinya.

Pria itu berjalan-jalan sejenak, memandang aneh ke seluruh ruangan. “Ini di mana?” tanyanya.

Aku mengerutkan kening; kesal. “Justru kau yang siapa? Tiba-tiba datang kemudian bertanya begitu? Pakaianmu itu juga apa-apaan?”

Pria yang sepertinya beberapa tahun lebih tua dariku itu berhenti sejenak, menatap mataku dengan lamat. Ia kemudian melangkah mendekatiku, membuatku secara refleks mundur.

“Aku mengerti. Ini dunia lain. Hei, Nak, apa kau tahu hukuman untukmu? Kau seharusnya dibuang ke ujung galaksi sekarang. Membengkokkan ruang dan waktu, menciptakan abnormalitas, mengubah molekul tubuh makhluk hidup menjadi bentuk atom lalu memindahkannya ke dunia lain melalui realitas kuantum dan merangkainya lagi di tempat lain ... kau pikir itu bisa diterima? Kau tahu sudah berapa lama waktu berjalan bagiku saat dalam bentuk molekul atom?”

Aku menggeleng. Apa yang dibicarakannya? Atom? Apa itu sejenis makanan. Lalu, membengkokkan ruang dan waktu? Tidak, tidak, mana mungkin praktik sederhana yang kulakukan tadi bisa menyebabkan energi sihir sekuat itu!

“Kesadaranku terjebak dalam realitas kuantum selama lima tahun. Sebelum tiba-tiba ditransfer ke dunia fantasi aneh ini.”

Gawat. Aku masih sama sekali tidak mengerti apa maksud ocehannya sejak tadi.

“Dari mana kau belajar caranya? Kalau berkenan, beritahu aku.”

Aku mengangguk ragu. “Buku ini,” jawabku sambil menyerahkan itu padanya.

Pria itu sedikit tersenyum. “Yah, naga ini Cuma figuran dalam fiksi ini, ‘kan? Apa boleh kita jadikan subjek eksperimen saja?”

Aku sempurna menganga, terheran-heran akan maksudnya. Setelah mengoceh tak jelas, sekarang dia bahkan menganggap dunia nyata ini sebagai fiksi?

“Kau ... sudah gila?” tanyaku.

Ia menggeleng. “Kau belum mengerti saja, Gadis Kecil. Kau tahu, dalam dunia fiksi apa saja bisa terjadi. Saat ini, aku memaksa penulis yang melanjutkan naskah ini untuk mendobrak ‘dinding keempat’. Bahkan meski dia tahu konsep fiksi ilmiah dan fantasi yang diusungnya akan kacau balau, tapi ia tak bisa berhenti. Kau tahu kenapa?”

Entah mengapa aku seakan dipaksa untuk menggeleng. “Seperti kau yang mengikuti petunjuk di buku ini tanpa ragu, dia juga mengikuti ide gila di kepalanya tanpa ragu. Dan aku akan mengendalikan pikiran bodohnya itu tanpa ragu pula.”

Pria itu menyeringai dengan cara yang mengerikan.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro