Elf Jahil Beraroma Stroberi

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kolaborasi: Mingam Chesselaz (Fantasi) - Nuris risitya (Romance)

* * *

Langkah kecilnya berjalan sambil sedikit melompat lompat kecil. Rambut Blonde beraroma Stroberi itu berkibar beriringan dengan angin yang berhembus  kencang, sepertinya hujan akan tiba. Langkah gadis itu tidak pernah berhenti menelusuri lorong-lorong kelas yang masih sangat sepi. Namanya Heralin, anak kelas 11 Bahasa yang selalu datang paling awal hanya untuk berjalan-jalan disekitar Sekolah sambil menikmati suasana yang ada.

Heralin tidak memiliki banyak teman, dia hanya punya satu teman karena selalu dianggap aneh. Heralin sangat menyukai Stroberi dan semua orang tahu akan hal itu, tapi yang membuat Heralin di cap aneh adalah setiap benda yang dipegangnya akan mengeluarkan aroma Stroberi bahkan aroma Stroberi selalu tercium di seluruh badan Heralin. Teman Heralin satu satunya pun mengalami hal yang serupa, bedanya adalah dia selalu di ejek ‘si paling ambis’ oleh Siswa/i lainnya, padahal menurut Heralin jadi ambis itu sangatlah keren karena kita sudah mengetahui apa yang akan di jelaskan selanjutnya oleh Guru. Ya, dibandingkan dengan Starsa—teman Heralin—kepintarannya akan kalah sangat amat telak, Starsa yang selalu di peringkat 3 besar dan Heralin selalu di 20 besar.

Dianggap anehlah yang akhirnya membuat Heralin dan Starsa tidak terpisahkan. Keduanya punya rahasia masing-masing yang saling mengetahui dan saling merahasiakannya, sebuah rahasia tidak akan pernah bertahan lama dan keduanya pun tahu akan hal itu, tapi tidak ada yang bisa mereka lakukan selain mempersiapkan diri untuk menghadapi respon Orang lain.

Rahasia Starsa adalah dirinya dibentuk untuk menjadi sempurna dimata Keluarganya, termasuk di dalam pelajaran dan itu adalah hal yang membuatnya begitu, karena Keluarganya tidak pernah puas dengan apa yang Starsa capai. Rahasia Heralin adalah sebuah rahasia yang seharusnya di kubur dalam dalam karena kenyataannya adalah Heralin bukanlah Manusia, Heralin adalah Elf yang tersesat disini, entah seperti apa persisnya Heralin tidak bercerita. Tentu saja  awalnya Starsa tidak mempercayai cerita itu, tapi setelah Heralin menunjukkan kupingnya barulah dia percaya.

Langkah Heralin terhenti di depan Kelas Starsa, ada yang janggal janggal disana. “Jam seginikan belum ada yang datang, bahkan Guru-guru pun belum datang, lalu siapa Perempuan di Kelas Starta itu,” monolog Heralin sambil diam-diam mengendap untuk bersembunyi melihat apa yang Perempuan itu lakukan sambil menekan kekuatannya agar tidak mangeluarkan wangi Stroberi.

Perempuan itu berada di salah satu meja murid, yang tidak Heralin tahu pasti siapa karena Starsa jarang mengajaknya ke Kelas. Penglihatan tajam Heralin menangkap Perempuan itu menaruh sebuah makalah yang tidak tahu pasti apa itu. Setelah Perempuan itu pergi, Heralin segera masuk ke dalam Kelas  dan mengecek kolong meja yang tadi di masukkan makalah, Heralin terkejut saat tahu apa isi makalah itu apa, cetakan asli soal ujiang PTS! Perempuan itu berusaha menjebak seseorang.

Heralin meletakkan kembali makalah itu dan kemudian menjentikkan jarinya dua kali sehingga makalah itu tidak lagi disana. Heralin memutuskan untuk kembali ke Kelasnya dan tidur beberapa saat hingga nanti Sekolah dimulai. Salah satu kebiasaan Heralin di Sekolah.

Heralin terbangun saat mendengar suara-suara Orang mulai berdatangan, dia mengambil proposol pengajuan KIR-nya karena sebentar lagi juga sudah akan bel. “Aku ingin begini, aku ingin begitu.” Sambil menuju ke Guru yang mengurus KIR ke kelas Starsa yang memang Wali Kelasnya, Heralin bernyanyi. Benar saja saat bel berbunyi Heralin masih dalam perjalanan ke Kelas Starsa

Heralin mengetuk pintu Kelas Starta sambil dengan sopannya masuk untuk memberikan Proposalnya. Namun tiba-tiba Seorang Guru datang sambil menarik Perempuan tadi dan hal itu tentu saja membuat Kelas menjadi ricuh seketika.

“Eh, kanu yang dateng pagi pagi itu kan?” tanya Heralin sebagai alibi.

“Heralin? Pak Deni ada apa ini?”

“Bu Sisca, saya menemukan cetakkan asli soal soal PTS di kolong meja Tania, tapi Tania justru berkata jika ini perbuatan Starsa. Heralin, tadi pagi apa yang kamu lihat?” tanya Pak Deni yang tahu kebiasaan Heralin.

“Tadi, pas Pak Asep ngambil pupuk buat Bunga baru di Taman depan lorong kelas, saya lihat dia, tadinya mau nyapa tapi gak jadi karena Pak Asep udah balik.”

“Lorong ini bukan kelas kamu Tania, Kamu mau jebak Starsa pakai makalah itu?” tanya Bu Sisca.

“ENGGAK! MEREKA PASTI SEKONGKOL!" teriak Tania tidak terima.

“Sebenenya males bela dia, tapi Starsa udah pinter jadi buat apa dia ambil soal itu,” sahut salah satu di Kelas itu.

Akhirnya Tania di bawa keluar untuk dihukum, sedangkan Heralin mengedipkan matanya ke arah Starsa yang dibalas “Makasih.” tanpa suara.

Sore itu, setelah bel pulang berbunyi dan seluruh siswa berbondong-bondong meninggalkan ruang kelas. Starsa mengajak Heralin untuk main ke rumahnya, dia bahkan meminta Heralin untuk menginap. Tentu saja membawa teman bukanlah hal yang dilarang oleh orang tua Starsa, apalagi kalau dia sampai membuat dalih kedatangan Heralin karena ada proyek untuk kegiatan KIR di sekolah.

Starsa selalu berada di rumah sendirian, kedua orangtuanya sibuk bekerja. Keberadaan Heralin membuat Starsa merasa nyaman, rumah megah yang selalu sepi itu seketika menguarkan aroma strawberry yang manis karena kehadiran Heralin, dan tentu saja jadi lebih ceria.

Saat kedua sahabat itu tengah asyik menonton film kartun, tiba-tiba saja terdengar suara menggelar di langit. Perlahan langit sore yang terlihat cerah dengan semburat awan berwarna oranye kemerahan, berubah menjadi gelap, dengan kilatan-kilatan putih yang membuat tubuh seketika bergidik ngeri. Seolah sebentar lagi akan hujan lebat atau bahkan badai.

"Starsa," panggil Heralin, suara gemuruh di luar sana berhasil membuat gadis peri itu ketakutan.

Starsa menengok ke arah Heralin, dia lalu berkata, "Ada apa? Kenapa kamu ketakutan seperti itu?" tanyanya.

"Kalau--" Heralin menghentikan kalimatnya, dia begitu ketakutan.

Dia tahu, kalau suatu saat dia akan dipanggil untuk kembali ke dunianya. Sebab, sosoknya yang tiba-tiba menghilang dari negerinya sudah pasti membuat bangsa Elf kalang kabut. Heralin, si gadis peri yang dengan sentuhannya memberikan keceriaan, menghilang.

Tentu saja hal itu membuat bangsa Elf kestabilan di dunia Elf menjadi tidak baik. Pasalnya tugas yang seharusnya dilakukan oleh Heralin justru dilimpahkan kepada peri lain. Lalu, saat bangsa Elf mulai mengetahui kalau peri beraroma strawberry itu berada di dunia manusia, perwakilan bangsa Elf datang untuk menjemput Heralin pulang.

Gadis peri itu menghamburkan diri, memeluk sedemikian rupa Starsa. Air matanya menitik, dadanya terasa nyeri tanpa diminta.

"Kalau, aku tiba-tiba menghilang, jangan sedih, Starsa." Heralin kembali berucap, dia masih memeluk tubuh sahabatnya.

"Kamu ngomong apa sih, dasar jahil!" celetuk Starsa, yang tidak mudah percaya dengan ucapan sahabat yang punya hobi jahil itu. Starsa hanya tidak ingin menjadi korban jahilnya.

Heralin melonggarkan pelukannya, dia menatap wajah Starsa lekat, entah kenapa Heralin hanya ingin mematri wajah sahabatnya itu dalam benak, hati dan juga seluruh memorinya. "Ingatlah, Starsa, kalau kamu nggak benar-benar sendirian," lirih Heralin, lalu tiba-tiba tubuhnya berubah menjadi partikel-partikel kecil dan lenyap bersamaan dengan suara gemuruh di langit yang tidak lagi terdengar.

Heralin hilang dari dunia Starsa, namun semua tentang gadis peri itu tidak pernah hilang dari hidupnya. Bahkan, aroma khas strawberry yang selalu melekat pada Heralin, sejak dia menghilang, wangi manisnya yang khas selalu tercium di kamar Starsa.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro